Berita Regional
Saat Korban Longsor di Nunukan Sudah Tak Digubris Pemda, Surat Untuk Tuhan Jadi Cara Terakhir
Sebuah video emosional yang berisi kekecewaan, kebingungan, dan harapan warga di perbatasan RI–Malaysia
Abrasi akibat banjir yang terjadi kian meluas dan mengancam wilayah desa dengan sekitar 908 keluarga ini.
‘’Jadi kami sudah bawa ke Musrenbang berkali kali. Kami tidak tahu apa kekurangan kami, usulan kami di Musrenbang tidak pernah tembus.
Ada survei BPBD Nunukan, tapi sampai hari ini, tidak ada penanganan,’’tegas Tahir.
Dalam video penutup, ada juga gadis Desa Atap yang turut menyuarakan harapannya.
Dengan bahasa lugas tetapi santun, ia berucap sambil menahan isak tangis akibat rumahnya yang terancam ambruk akibat longsor.
‘’Ibu Bupati Laura Hafid yang cantik dan baik hati tolonglah kami.
Rumah kami tinggal sedikit lagi akan longsor ke sungai.
Kalau rumah kami jatuh ke sungai, di manalah kami tinggal Bu?
Bu tolonglah turun kesini lihat kami,’’katanya menahan tangis.
‘’Pak Gubernur Zainal Paliwang yang penyayang anak anak dan baik hati, tolonglah kami.
Rumah kami tinggal sedikit lagi akan longsor ke sungai. Kalau rumah kami jatuh ke sungai, dimanalah kami tinggal pak.
Pak tolonglah Bapak turun ke sini, lihat kami. Salam sayang untuk Pak Gubernur,’’lanjut si Gadis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Longsor Terus Menggerus sejak 5 Tahun Lalu, Warga Pelosok Perbatasan RI–Malaysia Tulis Surat untuk Tuhan"
Polisi Bunuh Polisi, Sandiwara Briptu Rizka Terbongkar, Ternyata Pelaku Pembunuhan Brigadir Esco |
![]() |
---|
Jaksa Negara Mundur, Gibran Kini Sendirian Lawan Gugatan Rp 125 Triliun |
![]() |
---|
Rekaman CCTV Ungkap Aksi Rezaldy Tewaskan Nenek 71 Tahun |
![]() |
---|
Buronan Nekat Datangi Polres Buat Laporan Kehilangan Tas, Ketahuan karena Grogi saat Ditanya Petugas |
![]() |
---|
Kelabuhi Pengurus Desa, 4 Tenaga Pendamping Desa Bertahun-tahun Korupsi Rugikan Negara Rp2,9 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.