Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Saat Korban Longsor di Nunukan Sudah Tak Digubris Pemda, Surat Untuk Tuhan Jadi Cara Terakhir

Sebuah video emosional yang berisi kekecewaan, kebingungan, dan harapan warga di perbatasan RI–Malaysia

Editor: muh radlis
IST
Tangkapan layar video warga Desa Atap Kecamatan Sembakung, Nunukan Kaltara membacakan surat untuk Tuhan. Surat ini sebagai bentuk kekecewaan mereka atas penantian panjang penanganan longsor yang tak kunjung ada dari Pemerintah(Kompas.com/Ahmad Dzulviqor) 

Abrasi akibat banjir yang terjadi kian meluas dan mengancam wilayah desa dengan sekitar 908 keluarga ini.

‘’Jadi kami sudah bawa ke Musrenbang berkali kali. Kami tidak tahu apa kekurangan kami, usulan kami di Musrenbang tidak pernah tembus.

Ada survei BPBD Nunukan, tapi sampai hari ini, tidak ada penanganan,’’tegas Tahir.

Dalam video penutup, ada juga gadis Desa Atap yang turut menyuarakan harapannya.

Dengan bahasa lugas tetapi santun, ia berucap sambil menahan isak tangis akibat rumahnya yang terancam ambruk akibat longsor.

‘’Ibu Bupati Laura Hafid yang cantik dan baik hati tolonglah kami.

Rumah kami tinggal sedikit lagi akan longsor ke sungai.

Kalau rumah kami jatuh ke sungai, di manalah kami tinggal Bu?

Bu tolonglah turun kesini lihat kami,’’katanya menahan tangis.

‘’Pak Gubernur Zainal Paliwang yang penyayang anak anak dan baik hati, tolonglah kami.

Rumah kami tinggal sedikit lagi akan longsor ke sungai. Kalau rumah kami jatuh ke sungai, dimanalah kami tinggal pak.

Pak tolonglah Bapak turun ke sini, lihat kami. Salam sayang untuk Pak Gubernur,’’lanjut si Gadis.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Longsor Terus Menggerus sejak 5 Tahun Lalu, Warga Pelosok Perbatasan RI–Malaysia Tulis Surat untuk Tuhan"

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved