Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Peran Perusahaan Swasta Tangani Sampah di Kudus, BLDF Kelola Sampah hingga 40 Ton/Hari

Pemerintah Kabupaten Kudus menggarap serius penanganan sampah di Kota Kretek

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
Dua petugas Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) sedang memilah dan mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos di Kudus, baru-baru ini. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pemerintah Kabupaten Kudus menggarap serius penanganan sampah di Kota Kretek dengan berbagai upaya.

Di antaranya dengan menggandeng perusahaan-perusahaan swasta yang berdiri dan beroperasi di Kabupaten Kudus.

Seperti contoh Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) yang mampu menyulap sampah organik sudah dipilah menjadi kompos.

Dari total kurang lebih 4 hetare lahan yang disediakan, saat ini sudah dimanfaatkan 1 hektare lahan yang digunakan untuk mengolah 20-40 ton sampah per hari.

Sampah-sampah tersebut dipilah dan diolah dengan menggunakan bantuan teknologi mesin dan sumber daya manusia (SDM) menjadi kompos. Bertujuan mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Tanjungrejo Kudus.

Vice President Director Djarum Foundation, F.X Supanji menyampaikan, kemampuan mengolah sampah BLDF saat ini mencapai 20-40 ton sampah organik setiap harinya. Dengan kapasitas mesin hingga 50 ton per hari.

Kata dia, semua sampah organik yang dikelola dijadikan kompos, membutuhkan waktu pemrosesan hingga 6 bulan. Dengan catatan, sampah yang bisa diproses adalah sampah organik yang sudah dipilah. Sehingga dapat mempermudah petugas dalam mengolah sampah menjadi kompos.

"Kapasitas mesin saat ini mampu menampung hingga 50 ton sampah per hari," terangnya di Kudus baru-baru ini.

Meski kapasitas mesin pengolah sampah masih cukup terbatas, F.X Supanji menegaskan, pihaknya berprinsip menerima sampah sebanyak-banyaknya

Jika sampah yang masuk meningkat, mesin pengolahan sampah juga akan ditingkatkan untuk membantu persoalan sampah di Kabupaten Kudus.

Dia menyebut, saat ini pihaknya baru mengembangkan program pengolahan sampah di atas lahan 1 hektare. Terdapat kurang lebih 61 tenaga pengelola, ditunjang dengan 9 armada pengangkutan sampah setiap harinya.

Selain menerima sampah hasil rimbasan pohon, BLDF juga menerima sampah-sampah perhotelan, rumah sakit, rumah makan, sampah di desa-desa, hingga sampah di jalanan yang sudah dipisahkan.

Kata F.X Supanji, persoalan sampah adalah masalah bersama dan perlu kesadaran masing-masing pihak dalam menangani persampahan. Mulai dari sampah pinggiran jalan, sampah rumah makan, sampah rumah sakit, sampah hotel, panti asuhan, hingga sampah dari sekolah-sekolah.

"Minimal 20 ton sampah pasti masuk ke kami tiap hari. Siapa saja yang mau kita ajak, namun terkadang kami juga keterbatasan tenaga, harus ditingkatkan jika sampah yang masuk meningkat," tuturnya.

Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) konsern dalam menjaga kelestarian alam.

Dimulai sejak 1979, BLDF melalui program Djarum Trees for Life konsisten dalam upaya melestarikan lingkungan. Diawali dengan penghijauan Kota Kudus yang gersang pada saat itu.

Pada 1980, BLDF mendirikan pusat pembibitan tanaman (PPT). Dilanjutkan 1985, menggelar aksi tanam 4.000 bibit mangga, dan penanaman 60.000 bibit mangga serentak di seluruh Kabupaten Kudus pada 1994.

Pada tahun 2023, BLDF menjalankan program konservasi lereng Gunung Muria. Dilanjutkan program konservasi pantai utara pada 2008, satu di antaranya dengan penanaman pohon mangrove.

Program pelatihan lingkungan hadir pada tahun 2017, di antaranya adalah praktek perbanyakan tanaman, dan pembuatan kompos. Serta beberapa program lain yang berorientasi dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan.

*Tekan Produksi Sampah Dibuang ke TPA hingga 25 persen*

Produksi sampah di Kota Kretek yang dibuang ke TPA Tanjungrejo saat ini mencapai 160 ton per hari.

Dengan peran serta BLDF yang bisa mengolah sampah organik hingga 40 Ton per hari, maka sampah yang dibuang ke TPA bisa ditekan hingga 25 persen. Meskipun masih sebatas sampah organik.

Peran perusahaan swasta ini lah yang menjadi angin segar bagi Pemerintah Kudus dalam mengatasi permasalahan sampah.

Mengingat persoalan sampah di suatu daerah menjadi perhatian semua pihak. Mulai dari pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pegiat lingkungan, perusahaan, hingga masyarakat.

Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus, Rochim Sutopo mengapresiasi peran BLDF dalam membantu PR Pemkab Kudus terkait sampah.

Kata dia, apa yang dilakukan Bakti Lingkungan Djarum Foundation bisa dicontoh perusahaan lain supaya terlibat dalam membantu persoalan di Kabupaten Kudus.

"Angka 20-40 ton per hari ini sangat berarti dalam rangka menekan sampah yang dibuang ke TPA. Mudah-mudahan perusahaan-perusahaan lainnya ikut berpartisipasi menangani sampah melalui dana CSR masing-masing," terangnya, Kamis (30/11/2023).

Rochim menyebut, penanganan sampah yang paling efektif adalah dengan cara diproduksi atau didaur ulang menjadi barang yang bisa dimanfaatkan. Bukan hanya sekadar ditimbun di TPA, sampah organik bisa diolah menjadi kompos.

Dia menekankan, penanganan sampah harus dimulai dengan pemilahan sampah di tingkat desa. Setelah itu didaur ulang dan dikelola sesuai dengan jenisnya.

"Kami harap ada instruksi bupati terkait imbauan pemilahan sampah dari tingkat desa. Setelah sampah sudah terpilah, sampah organik bisa dibawa ke Bakti Lingkungan Djarum Foundation untuk dikelola menjadi kompos," tuturnya. (Sam)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved