Berita Kudus
Kisah Rifan Hamim Ciptakan Rumah Makan Zero Waste di Kudus, Sampah Hasil Produksi Diolah Mandir
Persoalan sampah menjadi perhatian bagi semua kalangan. Mulai dari pemerintah, pelaku usaha, pegiat lingkungan, hingga masyarakat umum.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Persoalan sampah menjadi perhatian bagi semua kalangan. Mulai dari pemerintah, pelaku usaha, pegiat lingkungan, hingga masyarakat umum.
Problematika sampah di setiap daerah yang tak kunjung tertangani jadi alarm bagi keberlangsungan suatu daerah.
Masyarakat pun harus turun tangan ikut andil membantu pemerintah dalam rangka menanggulangi sampah.
Minimal bisa membantu pemerintah dalam menekan produksi sampah setiap harinya.
Warga Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Rifan Hamim (50) memiliki cara tersendiri untuk menekan produksi sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Tanjungrejo.
Dia mengusung konsep rumah makan zero waste (bebas sampah) agar tidak memperburuk kondisi lingkungan di Kabupaten Kudus.
Selain menjadi pengusaha di bidang kuliner, Rifan Hamim saat ini juga menjadi ketua klaster makanan dan minuman Kabupaten Kudus.
Satu di antara fokus kesibukannya adalah bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat terkait peduli lingkungan. Yaitu upaya menjaga lingkungan dari pengaruh sampah-sampah yang diproduksi masyarakat setiap hari.
"Kalau hanya mengandalkan pemerintahan saja, persoalan sampah tidak akan tertangani maksimal. Masyarakat harus sadar dulu soal sampah, karena sumbernya sampah ada pada masyarakat," terangnya, Kamis (1/2/2024).
Rifan sendiri mengelola usaha rumah makan cukup besar di wilayah Kecamatan Undaan.
Produksi sampah di tempat usahanya bisa mencapai satu kuintal sampah dalam sehari. Sampah organik diperkirakan mencapai 80 persen, sisanya sampah dari jenis anorganik.
Namun, semua sampah yang diproduksi tidak dibawa ke TPA hasil dari penerapan konsep zero waste.
Sebagian besar sampah organik dan anorganik diolah mandiri. Sekitar 25 persen sisanya dikerjasamakan dengan Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF).
Rifan saat ini mengusung konsep upaya mengatasi sampah di level rumah tangga.
Yaitu upaya mengedukasi masyarakat agar sampah hasil produksi masing-masing tidak dibuang ke TPA, namun diolah mandiri dengan cara sederhana.
"Kuncinya adalah pemilahan sejak dini. Kita harus bisa menerapkan konsep buang sampah tepat pada tempatnya. Yang organik dibuang ke tempat sampah organik, untuk jenis anorganik harus dibuang ke tempat sampah yang sesuai," tuturnya.
Olahraga dan Edukasi Berpadu di Kudus: Turnamen Basket Kemerdekaan Jadi Panggung Pencegahan Narkoba |
![]() |
---|
Beras Murah Dijual di Polsek Jati Kudus, 1 Ton Ludes dalam Waktu 3 Jam |
![]() |
---|
Siswa MTs di Kudus Diduga Alami Kekerasan Guru di Sekolah |
![]() |
---|
Remaja Putri di Kudus Diduga Jadi Korban Kekerasan Seksual, Orangtua Tuntut Pelaku Segera Ditangkap |
![]() |
---|
Harga Gabah di Atas HPP, Petani di Kudus Merasa Puas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.