Peringatan HPSN 2024, Pemkot Pekalongan Berikan Terobosan SIRAMI dan TPST Untuk Atasi Sampah
Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan memberikan terobosan Program Kolaborasi Merawat Bumi bagi Anak Usia Dini (Sirami).
Penulis: Aisya Aulia Latifah | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan memberikan terobosan Program Kolaborasi Merawat Bumi bagi Anak Usia Dini (Sirami) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) pada momen peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid mengungkapkan bahwa persoalan sampah menjadi fokus penanganan yang dilakukan oleh kabupaten/kota di Indonesia, termasuk di Kota Pekalongan. Hanya beberapa kota/kabupaten yang sudah berhasil menangani sampah, di antaranya Banyumas, Surakarta, dan Cilegon.
Menurut Wali Kota Aaf, sapaan akrabnya, kondisi TPA Kota Pekalongan sudah overload dengan tumpukan sampah yang semakin menggunung setinggi 25 meter.
"Perhitungan saya, kalau dua tahun kondisi tersebut dibiarkan saja, maka TPA itu sudah tidak bisa digunakan lagi," kata Aaf.
Dirinya menekankan bahwa Kota Pekalongan perlu melakukan terobosan-terobosan upaya untuk pengurangan sampah, dua di antaranya adalah melalui program SIRAMI dan membangun TPS Terpadu bekerjasama dengan Program Adaptation Fund Kemitraan Indonesia.
"Program SIRAMI ini merupakan upaya edukasi pendidikan lingkungan hidup bagi anak-anak usia dini Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), serta bersinergi dengan Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) dan Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Kota Pekalongan serta beberapa komunitas," jelasnya.
Pembangunan TPST kolaborasi dengan Kemitraan saat ini sudah dilakukan penyusunan DED, dilanjutkan dengan groundbreaking yang direncanakan dilaksanakan pada bulan Februari ini.
"Mudah-mudahan bulan Agustus sudah ada TPST, targetnya kalau sudah ada pengurangan sampah ke TPA sekitar 20 ton per hari," bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso menambahkan, Program Sirami ini diperuntukan bagi anak agar mulai dari usia dini sudah tertanam tentang lingkungan, dan nantinya akan tertular kepada keluarga sebagai pondasi yang bagus untuk melakukan gerakan peduli lingkungan.
"Intinya mengelola sampah ialah menangani, mengatur mulai dari mengumpulkan sampah, memilah, memindah, mengangkut, dan membawa ke TPA," tutur Sri Budi Santoso.
DLH mendorong penyelesaian sampah sedekat mungkin dengan sumber sampah. TPS3R baru mampu menampung sampah 1,25 ton sehari, dari jumlah tersebut 15 persen mampu diolah dan sisanya residu.
"Selama ini jumlah sampah organik mendominasi yakni 65?n 35 % ialah samoah anorganik. Dengan adanya TPS Terpadu nanti akan mampu mengolah lima kali lipat di TPS3R," ungkap Sri Budi Santoso. (Peh)
Rafa Disepelekan Saat Digigit Ular hingga Meninggal, Keluarga Sepakat Damai dengan Dokter RSUD |
![]() |
---|
10 Fakta Tragis Rafa Digigit Ular hingga Racun ke Saraf: Dokter Awalnya Santai, Ternyata Mematikan |
![]() |
---|
AKBP Rachmad Christiyan Yusuf Jabat Kapolres Pekalongan, Bupati Fadia: Mari Bersinergi |
![]() |
---|
Petugas Puskesmas di Pekalongan Cek Kualitas Air dan Udara Rumah Warga |
![]() |
---|
Wali Kota Pekalongan Aaf Dampingi Atlet KORMI Pekalongan Berjuang di FORNAS VIII Lombok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.