Berita Kudus
Cerita Makam Keramat Punden Masin di Kudus Jadi Jujukan Ziarah Warga dari Berbagai Daerah
Selain Makam Sunan Kudus dan Makam Sunan Muria, ada juga satu komplek makam yang ramai dikunjungi masyarakat di Kabupaten Kudus.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Selain Makam Sunan Kudus dan Makam Sunan Muria, ada juga satu komplek makam yang ramai dikunjungi masyarakat di Kabupaten Kudus.
Bernama Makam Keramat Punden Masin, terletak di Dukuh Masin, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe.
Di dalamnya ada makam Raden Ayu Dewi Nawangsih putri Sunan Muria dan Raden Bagus Rinangku putra Sultan Agung dari Kerajaan Mataram.
Lokasi makam berada di daerah perbukitan di Desa Kandangmas dengan suasana dikelilingi pepohonan besar.
Warga yang ingin datang langsung ke lokasi makam harus berjalan kaki mendaki anak tangga yang cukup tinggi.
Meski terletak di pedalaman desa, makam keramat punden masin banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah.
Bahkan pengunjungnya tidak hanya dari Kudus saja, juga datang dari kabupaten/kota lain dari beberapa provinsi.
Konon tempat tersebut dijadikan sebagai jujukan berziarah untuk berdoa meminta rizki melimpah, kesehatan, hingga kesuksesan dalam menekuni dunia usaha.
Makam Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku dikelola oleh pengurus Makam Keramat Punden Masin.
Komplek makam dibuka setiap hari dari pagi sampai sore. Hanya saja, khusus makam Raden Ayu dan Raden Bagus hanya dibuka pada Rabu, Kamis, dan Jumat pukul 08.00-15.00 WIB.
Masyarakat mempercayai bahwa makam tersebut merupakan makam keramat, sehingga manjadi jujukan banyak orang dari berbagai daerah untuk berkunjung.
Ketua Pengurus Makam Keramat Punden Masin, Sumartono mengatakan, pengunjung yang ingin melihat langsung lokasi makam Raden Ayu dan Raden Bagus hanya bisa dilakukan pada hari-hari yang ditentukan. Selebihnya, masyarakat hanya bisa berdoa dari luar makam.
Sebagai pengurus, pihaknya mengimbau kepada pengunjung yang hendak berziarah di makam keramat punden masin agar menjaga etika dan sopan santun.
Masyarakat sekitar percaya bahwa komplek makam tersebut tidak boleh digunakan untuk pacaran, serta saat berkunjung tidak boleh sampai larut malam.
"Konon kalau ada yang datang pacaran, yang bersangkutan akan mendapat musibah. Kalau jam berkunjung disarankan pagi, siang, dan sore hari. Menurut cerita dahulu ada yang datang sampai larut malam disabdo seperti pohon jati," terangnya.
Sempat Hilang di Kudus, Beras SPHP Kini Kembali Muncul di Pasaran |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Resmi Bentuk TP3D, Tugasnya Kawal Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati |
![]() |
---|
Jawaban Siswa SDN 1 Terban Kudus Bikin Syok Wabup Bellinda: Ada Iuran Bayar LKS |
![]() |
---|
Pembangunan Gedung Perpusda Kudus Tahap Pertama Rampung Akhir Tahun Ini |
![]() |
---|
Antisipasi Banjir, Pemkab Kudus Bangun Sistem Drainase Perkotaan di Depan Pasar Tokiyo Jepang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.