“Dalam pengendalian hama penyakit tanaman, Prof Loekas Soesanto memberikan pelatihan pembuatan pestisida organic berbahan sumberdaya lokal diperkaya metabolit sekunder berbahan Trichoderma, sp dan Pseudomonas, sp. Dr. Ir. Agustinah Setetiyaningrum, M, Si turut pula memberikan materi pelatihan pengolahan limbah kotoran ternak menjadi kompos. Semua informasi dan pelatihan yang diberikan kemudian diaplikasikan dalam demplot percobaan untuk melihat peningkatan produksi terhadap komoditas tanaman sayuran yang dibudidayakan, Ni Wayan Anik, SP., MP, Okti Herliana, SP., MP. dan Ahmad Fauzi, SP., MP. bertanggung jawab dalam mendampingi percobaan skala demplot,” urai Prof Tamad.
Konsep Integrated Farming System yang diterapkan merupakan suatu sistem daur ulang dengan memanfaatkan limbah tanaman dan hewan sebagai sumberdaya, Pertanian yang baik ialah kegiatan pertanian yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem, sehingga kandungan unsur hara dan energi tetap seimbang. Keseimbangan tersebut akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan secara efektif dan efisien. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah terwujudnya kemandirian pupuk dan ketahanan pangan.
Sementara itu, Rully Yusuf SE, selaku Vice Direktur Program TJSL menyampaikan apresiasinya kepada tim dari UNSOED atas pendampingan yang diberikan. “Dengan pendampingan yang telah dilakukan oleh Tim dari UNSOED, petani mampu memperbaiki kualitas pupuk organic yang dihasilkan dan pengajuan ijin edar menjadikan produksi pupuk legal dan berpotensi untuk komersialiasasi,” ujarnya.
Sedangkan perwakilan petani, Sandjoko dari Madiun, juga menyampaikan terimakasih kepada PT Pegadaian dan Tim UNSOED karena berkat pendampingannya. “Pendampingan yang diberikan, kami para petani lebih terampil memproduksi pupuk sekaligus dapat membuat sendiri pestisida organic untuk mengatasi hama penyakit tanaman,” kata Sandjoko.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.