Berita Kabupaten Tegal
Antisipasi Inflasi Pangan, Koordinasi TPID Kabupaten Tegal Makin Intens
Pengendalian inflasi menjadi bagian agenda prioritas Penjabat (Pj) Bupati Tegal Agustyarsyah, dalam memimpin penyelenggaraan pemerintahan di daerah
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Pengendalian inflasi menjadi bagian agenda prioritas Penjabat (Pj) Bupati Tegal Agustyarsyah, dalam memimpin penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Hal tersebut diungkapkannya saat memimpin rapat koordinasi pengendalian inflasi tahun 2024, di ruang rapat Sekda, Senin (5/2/2024).
Agustyarsyah mengatakan, pihaknya bersama tim pengendali inflasi daerah (TPID) Kabupaten Tegal akan bekerja keras mengendalikan inflasi, terutama inflasi pangan yang bersumber dari komponen harga pangan bergejolak sebagai penyumbang terbesar angka inflasi di daerah bahkan nasional.
“Saya minta setidaknya satu bulan sekali diadakan rapat pengendalian inflasi seperti ini, dan kita bisa lebih serius menangani inflasi serta mengambil langkah konkritnya,” ucap Agustyarsyah, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Sabtu (16/3/2024).
Meski angka inflasi saat ini relatif stabil, sambung Agustyarsyah, namun upaya menjaga inflasi harus tetap berfokus pada pengendalian harga pangan bergejolak seperti komoditas beras, aneka cabai, dan aneka bawang.
Selain itu, koordinasi di lingkup TPID juga harus ditingkatkan, terutama dalam memantau pergerakan harga barang dan jasa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusinya.
Data hasil pemantauan tersebut diperlukan untuk memitigasi atau mengantisipasi risiko jangka pendek, termasuk antisipasi pergeseran musim panen serta harga menjelang hari besar keagamaan.
"Kecepatan penyampaian data tersebut, akan memengaruhi pengambilan langkah yang tepat dalam pengendalian inflasi," kata Agustyarsyah.
Senada dengan itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal Bambang Wahyu Ponco Aji, mengatakan langkah antisipasi sebelum adanya kenaikan harga diperlukan untuk mengendalikan inflasi.
Pemantauan harga secara aktif di lapangan diperlukan karena permainan naik turunnya harga ada di level pedagang kecil.
“Minggu pertama Februari Kabupaten Tegal mengalami deflasi 0,01 persen. Sementara di kabupaten sekitar mengalami inflasi karena kenaikan harga beras seperti di Kabupaten Pemalang sebesar 0,438 persen, Kabupaten Brebes 0,623 persen, dan Pekalongan 2,4 persen,” jelas Wahyu.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Tegal Imam Rudy Kurnianto, menerangkan ada 20 komoditi utama bahan pangan dari hasil pertanian, industri pengolahan, peternakan, perikanan dan bahan pokok lainnya sebagai penyumbang inflasi karena sering mengalami perubahan harga.
“Saat ini, untuk bahan pokok beras premium ada kenaikan harga sekitar Rp 500 per kilogram, namun kenaikan harga yang signifikan ada di cabai, sebesar Rp 5.000,” jelas Rudy.
Berkenaan dengan ini, pihaknya bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Tegal, terkait rencana operasi pasar yang akan dilakukan setelah mendapat izin dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (TanKP), serta memperhatikan hasil pemantauan perkembangan harga mingguan.
“Operasi pasar lebih insentif akan dilakukan oleh Dinas TanKP, sedangkan kami hanya diikutkan insidentil jika harga terus merangkak naik, itupun kami koordinasikan terlebih dahulu dengan Bulog,” ungkapnya.
Di Kabupaten Tegal, Peredaran Rokok Ilegal Paling Banyak Ditemui di 4 Kecamatan, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Bupati Tegal Ischak Sebut Sinergitas Tiga Pilar Ujung Tombak Keamanan dan Pembangunan Desa |
![]() |
---|
Pemkab Tegal Bersama InSWA Resmi Luncurkan Dokumen Rencana Pengelolaan Sampah Jangka Panjang |
![]() |
---|
Perhutani Beri Bantuan Rp 20 Juta untuk Pembangunan Pagar Keliling TK Tunas Rimba Bumijawa Tegal |
![]() |
---|
RSUD dr. Soeselo Slawi Gelar Mlayu Karo Mas Bupati 5K, Segini Harga Tiket dan Waktu Pelaksanaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.