Berita Pati
Kue Nastar Bikinan Napi Lapas Pati Banjir Peminat, Pesanan Masuk Sampai Ribuan Toples
Kue nastar bikinan para narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kabupaten Pati kebanjiran pesanan pada Ramadan 1445 H ini.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Kue nastar bikinan para narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kabupaten Pati kebanjiran pesanan pada Ramadan 1445 H ini.
Tiga tahun belakangan, setiap Ramadan, para warga binaan Lapas Pati memang selalu memproduksi kue-kue kering untuk lebaran idulfitri.
Ada 15 warga binaan yang memproduksi kue lebaran di Ruang Kegiatan Tata Boga Lapas Pati. Tak hanya nastar, mereka juga membuat kue pastel.
Para napi punya tugas masing-masing. Ada yang membuat adonan nastar dan pastel. Ada pula yang memasukkan isian selai dalam adonan nastar serta isian abon dalam adonan pastel. Kemudian ada juga yang bertugas memasak adonan di tungku oven.
Ada pula warga binaan yang bertugas melakukan pengemasan kue dalam toples bening yang diberi label "Pas_ti SAE Cake & Bakery".
Dalam bahasa Jawa pasti sae artinya "pasti bagus" atau "pasti berkualitas".
Pasti SAE juga merupakan singkatan dari "Lapas Pati Sarana Asimilasi dan Edukasi".
Kasi Pembinaan Narapidana, Anakdidik, dan Kegiatan Kerja (Binadik dan Giatja) Lapas Pati, Eko Budihartanto, mengatakan bahwa produksi kue kering ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian.
"Ada 15 napi yang memproduksi kue lebaran, membuat nastar dan pastel. Semua sudah kami berikan pelatihan dan mendapat sertifikat keterampilan tata boga," kata Eko, Selasa (19/3/2024).
Menjelang hari raya Idulfitri, pihaknya menerima pesanan dari luar, baik instansi, perusahaan, maupun masyarakat umum.
Per 18 Maret 2024, sudah ada pesanan masuk sebanyak 1.850 toples.
Dalam sehari, para warga binaan bisa produksi lebih dari 100 toples kue lebaran.
"Baru-baru ini kami juga dapat pesanan 300 toples dari BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) di Bogor," ucap dia.
Tiap toples kue nastar dibanderol harga Rp 29 ribu.
Dari hasil penjualan, para napi juga mendapat manfaat berupa pembagian premi. Proporsinya untuk premi sebesar 50 persen, 10 persen untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), 20 persen untuk alat produksi, dan 20 persen untuk modal bahan baku.
Narapidana Pemuka Kegiatan Kerja di Lapas Pati, Karji, bersyukur dengan adanya kegiatan pembinaan kemandirian berupa pembuatan kue kering ini.
"Ini bisa menambah keterampilan kami. Sehingga diharapkan besok ketika kami, para warga binaan, telah menyelesaikan masa pidana di Lapas Pati dan kembali ke masyarakat, kami sudah punya bekal untuk mencari penghidupan yang baru," ungkap dia.
Ditanya apakah pihaknya sempat kewalahan menangani pesanan kue kering yang membludak, Karji mengatakan masih bisa mengantisipasinya.
"Alhamdulillah tidak kewalahan karena program pembuatan kue kering untuk lebaran ini sudah ketiga kalinya. Sehingga bisa kami antisipasi kendala yang ada," kata dia.
Namun demikian, Karji tidak memungkiri bahwa sempat ada kendala pasokan gas LPG. Hal tersebut dikarenakan akses distribusi terkendala banjir di Jawa Tengah.
"Pasokan gas LPG sempat agak tersendat akibat banjir, tapi masalah itu juga bisa kami tangani," tandas dia. (mzk)
Berbuntut Ricuh, Ini 3 Alasan Bupati Sadewo Naikkan PBB-P2 di Pati hingga 250 Persen |
![]() |
---|
Kontroversi Penyitaan Air Mineral Donasi Demo PBB Naik 250 Persen, Plt. Sekda Pati: 'Demi Kirab!' |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Riyoso Plt Sekda Pati Cekcok Dengan Massa Penolak Kenaikan Pajak, Tembus Rp 4,5 M |
![]() |
---|
Ricuh! Massa Aksi Tolak Kenaikan Pajak PBB-P2 Saling Bentak dan Saling Tantang dengan Plt Sekda Pati |
![]() |
---|
Identitas Wanita Pengedar Sabu di Pati, Ternyata Penyanyi Organ Tunggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.