Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Nasib Warga Pati Terpaksa Beli LPG 3 Kg Lewat Medsos, Rp 50 Ribu 1 Tabung: Gimana Lagi

Berbagai cara dilakukan warga Pati untuk bisa mendapatkan gas LPG tiga kilogram atau gas melon

Editor: muslimah
Mazka Hauzan Naufal
LPG 3 Kg langka di Pati. Foto: Warga di Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana, Pati, mengantrekan tabung gasnya di agen LPG setempat, Rabu (20/3/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Berbagai cara dilakukan warga Pati untuk bisa mendapatkan gas LPG tiga kilogram atau gas melon.

Termasuk membelinya secara online dengan harga yang sangat mahal.

Mencapai dua kali lipat lebih.

Dalam beberapa waktu terakhir, LPG 3 kg memang langka di Kabupaten Pati.

Hambatan distribusi disebut terjadi antara lain akibat banjir dan cuaca ekstrem.

Ilustrasi tumpukan LPG 3 kg kosong di Blora.
Ilustrasi tumpukan LPG 3 kg. (Tribunjateng/M Iqbal)

Baca juga: Viral Pemuda Ini Aniaya Ayah Tiri karena Emosi Alat Isap Sabunya Disembunyikan

Baca juga: Ini Dua Mobil Dinas Mewah yang Belum Dikembalikan Mantan Wakil Bupati Jeneponto

Sejumlah oknum penjual memanfaatkan kondisi ini untuk menjual gas melon dengan harga tidak wajar.

Hal ini seperti yang dialami Bois dan Suharti, warga Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana.

Bois mengaku sudah 10 hari kesulitan mendapatkan gas. Stok di agen resmi selalu kosong.

"Selama ini terpaksa beli di luar dengan harga tinggi. Itu pun susah carinya. Harganya tidak tentu, tergantung yang jual," kata dia, Rabu (20/3/2024).

Selama agen resmi belum mendapat pasokan gas melon, Bois mengaku mencari info penjualan gas di media sosial.

Menurut dia, meski harganya tidak wajar, cukup banyak penjual yang menawarkan gas LPG di media sosial.

"Di medsos banyak, ada yang jual Rp 40 ribu, Rp 50 ribu. Memang mahal, tapi gimana lagi, tetap saya beli karena butuh," ujar dia.

Memasak menggunakan tungku kayu juga kurang memungkinkan untuk dilakukan hari-hari ini, mengingat sebagian wilayah Kabupaten Pati, termasuk Juwana, sedang dilanda banjir.

Cerita serupa disampaikan oleh Suharti. Dia mengatakan, untuk mendapatkan gas LPG, terkadang dia harus mencari sampai keluar wilayah Kecamatan Juwana.

"Kadang cari di Pati (Kota). Itu pun harganya mahal, sampai Rp 35 ribu per tabung. Jumlah pembelian juga dibatasi. Cuma bisa beli satu," tutur dia.

Warga di Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana, Pati, mengantrekan tabung gasnya di agen LPG setempat, Rabu (20/3/2024).
Warga di Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana, Pati, mengantrekan tabung gasnya di agen LPG setempat, Rabu (20/3/2024). (Mazka Hauzan Naufal)

Suharti berharap pemerintah bisa mengatasi persoalan ini. Sehingga pasokan dan harga gas maupun sembako bisa kembali normal.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Hadi Santosa, mengakui memang sejak sepekan lalu terjadi ketersendatan pasokan gas.

Berdasarkan informasi yang pihaknya terima dari Pertamina maupun agen, keterlambatan pasokan diakibatkan kapal pengangkut LPG terlambat sandar akibat kondisi cuaca dan gelombang tinggi.

"Memang dari produsen LPG, yang diangkut memakai kapal terlambat untuk sandar. Kemudian ada langkah untuk mengatasinya, yaitu mengambil dari Gresik, Jawa Timur. Namun demikian juga terjadi ketersendatan karena ada banjir di Pantura Jawa Timur, sehingga LPG yang masuk ke SPBE terlambat," jelas Hadi.

Dua hari terakhir, menurut dia, sebenarnya sudah mulai ada LPG yang masuk dan langsung dimasukkan dalam tabung serta distribusikan ke agen-agen dan pangkalan-pangkalan.

"Namun demikian karena masih terjadi ketersendatan di transportasi, maka kemungkinan hari-hari ini masih terjadi keterlambatan," kata dia.

Hadi menyayangkan adanya orang-orang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan sangat tinggi.

Menurut dia, harga yang dipatok oleh oknum-oknum tersebut tidak masuk akal.

"Di tengah situasi orang-orang (kesulitan) mencari gas, mereka mungkin punya simpanan satu-dua tabung dan ditawarkan di medsos. Sehingga menimbulkan keresahan juga di masyarakat. Ada juga beberapa pengecer yang diduga menaikkan harga terlalu tinggi. Kalau di pangkalan pantauan kami masih dalam batas wajar," kata Hadi.

Dia menambahkan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan agen dan Pertamina, serta melakukan peninjauan lapangan untuk memastikan bahwa distribusi LPG bisa lancar.

Walaupun mungkin karena keterlambatan distribusi, pasokan ke agen maupun pangkalan agak tersendat, pihaknya memastikan bahwa tidak terjadi penimbunan di agen maupun pangkalan resmi.

"Karena ini faktor yang di luar kendali kita, kami selalu mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dalam menanggapi orang-orang yang memanfaatkan kesempatan ini. Ini bisa juga terjadi di komoditas lain," ucap dia.

Terlebih, menurut Hadi, kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di Pati, melainkan juga di berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. (mzk)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved