Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Inilah Sosok Dewi Suryani, Guru Informatika SMAN 1 Jekulo Kudus Sindir Gelang "Lakban" Balenciaga

Inilah sosok Dewi Suryani (43) seorang guru informatika di SMA 1 Jekulo Kudus yang viral bikin konten humor gelang balenciaga mirip lakban Rp 51 juta.

|
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: raka f pujangga
TikTok/highsnobiety dan @bu_dewi_saja
Tangkapan layar akun media sosial instagram guru informatika SMAN 1 Jekulo Kudus yang menyindir gelang balenciaga yang mirip lakban, tetapi dijual dengan harga fantastis Rp 51 juta. 

Konten tersebut hanya sekadar parodi tanpa ada maksud lain.

Bahkan properti digunakan dalam konten tersebut juga lakban asli, bukan gelang mahal produk Balenciaga.

“Jadi (gelangnya) betul-betul asli dari toko ATK (alat tulis kantor). Lakban di perpustakaan untuk buku selain itu kami buat konten gelang Balenciaga. Ternyata ramai. Ini konten sifatnya humor,” kata Dewi.

Memang selama ini antara Dewi dan Mega acap kali membuat konten-konten parodi yang kemudian diunggah di akun Tiktok Bu Dewi dan Bu Mega.

Ada banyak sekali konten yang bersifat lucu yang dibuat mereka berdua.

Konten-konten yang keduanya produksi kebanyakan konten-konten yang spontan muncul begitu saja.

Keduanya tidak pernah sengaja untuk membuat konten layaknya selebritis media sosial profesional.

Semua itu didasari atas aksi lucu yang sering dipraktikkan oleh Dewi saat kumpul bersama kawan-kawan sesama guru dan tenaga kependidikan di sekolah.

Melihat aksi lucu Dewi di sekolah, Mega acap kali merekamnya dan mengunggahnya di story whatsapp.

“Lama-lama kelucuan Bu Dewi juga saya unggah di Tiktok ternyata kok ramai,” kata Mega.

Kini sudah banyak konten lucu buatan mereka berdua yang bisa dijumpai di akun Tiktok Bu Dewi & Bu Mega.

Tidak sedikit konten lucu buatan mereka berdua mendapat respons dari banyak warganet.

“Setiap membuat konten tidak ada konsep dan mengalir begitu saja. Soalnya kalau saya pancing sedikit Bu Dewi itu responnya lucu,” kata Mega.

Keduanya memang berlatar guru dan tenaga kependidikan. Sebisa mungkin konten-konten yang mereka produksi tidak mengandung unsur negatif.

Baca juga: Viral Gelang Lakban Balenciaga Dibanderol Fantastis Rp 51 Juta, Padahal di Pasar Cuma Rp 5.000

Mereka komitmen saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, mereka enggan membuat konten.

Konten-konten itu baru diproduksi setelah jam belajar mengajar selesai.

“Ini juga selaras dengan profesi saya sebagai guru informatika. Jadi saat pelajaran saya juga memberikan pesan kepada anak agar tidak sembarangan membuat konten. Artinya jangan ada unsur negatifnya,” kata Dewi. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved