Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Kasus DBD di Kudus Naik, Satu Rumah Sakit Over Kapasitas Pasien

asus Demam Berdarah atau DBD di Kabupaten Kudus mulai melonjak, bahkan satu diantara rumah sakit di Kudus mengalami over kapasitas pasien atau penuh.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
Rezanda Akbar D. 
Ruang IGD Transit di Mardi Rahayu Kudus yang penuh 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kasus Demam Berdarah atau DBD di Kabupaten Kudus mulai melonjak, bahkan satu diantara rumah sakit di Kudus mengalami over kapasitas pasien atau penuh.

Para pasien pun harus antre hingga menunggu masuk ruang dan mendapatkan perawatan.

Sejumlah pasien dengan penyakit gejala DBD terus berdatangan di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, bahkan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) pun penuh tak mampu menampung pasien yang terus berdatangan. 

Terlihat di lorong masuk ruang IGD juga penuh adanya pasien, bahkan ruang transit pasien juga terlihat sesak. Pasien pun harus bergantian menunggu kepulangan pasien dari ruang perawatan yang sudah penuh atau bahkan over kapasitas. 

Mayoritas anak-anak hingga remaja yang datang mengeluhkan dengan gejala DBD seperti demam naik turun, flu, nyeri, hingga pendarahan. 

Banyaknya antrean masuk ruang perawatan dari kelas 3 hingga ruang perawatan VIP, membuat pasien harus bersabar hingga menunggu seharian untuk masuk ruangan. 

Seperti yang dialami Muhammad Irfan Maulana berusia 7 tahun dan kembarannya Muhammad Irwan Maulana, anak dari Tohirin warga Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. 

Kedua putra kembar tersebut didiagnosa dokter terjangkit penyakit DBD setelah gejala tersebut muncul sesaat mengeluhkan sakit dirumah. 

Tohirin mengakui di kampungnya saat ini terdapat 5 kasus DBD. Kasus DBD tersebut diketahuinya mulai muncul sejak bulan Februari 2024. 

"Selain anak saya, ada lima anak yang terkena tapi di desa satu desa beda dukuh. Anak saya mulai dirawat Sabtu sama terus satunya dirawat juga hari Minggu. Alhamdulillah sudah mulai membaik, yang dikeluhkan ya panas gitu terus waktu dibawa kesini ternyata DBD," ujar Tohirin, Rabu (3/4/2024).

Kondisi serupa juga dialami Cristian, meski putrinya sudah remaja tak menyangka jika demam yang naik turun sesaat dirumah ternyata didiagnosa dokter DBD. Selain perawatan dari dokter, dia juga sudah berupaya melakukan pengobatan secara alami. 

"Dia ngeluh pusing dan menggigil tapi panas. Terus saya carikan obat setelah diminum ga turun panasnya, saya bawa UGD tapi rawat jalan, saat ini kondisinya sudah mending tapi masih mengeluh sakit perutnya," ujar Cristina.

Dia mengatakan dari diagnosa dokter bahwa anaknya terjangkit penyakit demam berdarah. 

Direktur RS Mardi Rahayu dr Pujianto menjelaskan, kasus DBD mulai meningkat sejak bulan Februari. 

Dimana bulan Januari 2024 terdapat 44 pasien, untuk bulan Februari 2024 terdapat 113 pasein, dan pada Maret 2024 terdapat 190 pasien, sedangkan April 2024 yang saat ini dirawat tercatat mencapai 37 pasien dengan rincian 12 dewasa dan 25 anak-anak. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved