Berita Pati
Waspada! Kasus DBD di Pati Terus Meningkat, 3 Warga Meninggal Dunia
Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pati terus meningkat. Bahkan hingga jelang Lebaran Idulfitri 2024.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, PATI – Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pati terus meningkat. Bahkan hingga jelang Lebaran Idulfitri 2024.
Hingga Rabu (3/4/2024) lalu, kasus suspek DBD di Bumi Mina Tani mencapai 1.298 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati Aviani Tritanti Venusia menyebut, jumlah tersebut berpotensi terus naik.
Sehari sebelumnya, angka kasus suspek DBD di Pati mencapai 1.227.
”Yang muncul trennya mixed (campur), ada DBD dan tipes. Sedangkan yang terkonfirmasi positif ada 194 kasus. Itu yang benar-benar (terkonfirmasi) DBD," ucap Aviani dalam acara diskusi kelompok terfokus bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pati di Panggung Terbuka Suara Pati, Rabu (3/4/2024).
Baca juga: Pemkab Wonosobo Waspada 93 Kasus DBD Ditemukan, 1 Diantaranya Meninggal Dunia
Hingga hari ini ada tiga kasus kematian akibat DBD di Pati.
"Semoga berhenti di angka tiga, tidak meningkat,” harap dia.
Dua kasus meninggal dunia terakhir dialami dua orang anak berusia 4 dan 5 tahun asal Randukuning, Kecamatan Pati. Keduanya bertetangga.
Aviani mengatakan, kasus DBD di Pati memang didominasi kelompok umur anak.
Kelompok umur 5-14 tahun sebanyak 48 persen dan usia 0-5 tahun sebanyak 12 persen.
Kemudian kelompok usia 15 hingga 44 tahun sebanyak 35 persen dan usia 44 tahun ke atas sebanyak 5 persen.
Menurut Aviani, peningkatan kasus DBD di Pati bulan-bulan ini dipicu cuaca yang tidak menentu. Kondisi cuaca yang berganti-ganti hujan ke panas membuat nyamuk cepat berkembang biak.
Untuk mencegah peningkatan kasus DBD, kata Aviani, pihaknya melakukan berbagai langkah.
Mulai dari Penyelidikan Epidemiologi (PE) untuk mengetahui potensi penularan dan penyebaran DBD hingga sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
PSN meliputi 3M plus, yaitu menguras bak mandi, menutup penampungan air, dan mendaur ulang sampah.
Pengasapan atau fogging juga dilakukan. Hanya saja, menurut Aviani, fogging kurang efektif ketimbang PSN.
”Yang paling efektif tetap PSN. Karena bisa menghancurkan sarang nyamuk. Kalau fogging hanya membunuh nyamuk yang dewasa saja,” tandas dia. (mzk)
| Dulu Sulit Berobat, Rukmini Kini Bisa Periksa Dokter Spesialis Gratis di Balai Desa |
|
|---|
| Bupati Sudewo Janji Kawal Pencairan Bantuan Puso untuk Petani Pati |
|
|---|
| Pemkab Pati Berencana Ajukan Pinjaman Rp90 Miliar, Tambal Anggaran Imbas Pemangkasan TKD |
|
|---|
| Tips Bijak Bermedsos! Aktris Karina Moudy Bagikan Prinsip 5S di MA Salafiyah Kajen Pati |
|
|---|
| Bulan Dana 2025, PMI Pati Himpun Rp 1,39 Miliar untuk Kegiatan Kemanusiaan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/dinkes-pekalongan-fogging-dampak-dbd.jpg)