Berita Internasional
Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi Disambut Duka dan Perayaan Terselubung
"Siapa yang peduli. Satu kelompok garis keras mati, yang lain mengambil alih dan penderitaan kami terus berlanjut."
TRIBUNJATENG.COM, TEHERAN - Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal karena kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5/2024).
Pemerintah Iran mengumumkan hari berkabung selama lima hari.
Suasana tenang untuk mengungkapkan duka cita pada tokoh senior dilakukan para loyalis pemerintah dengan berkumpul di masjid-masjid dan alun-alun untuk mendoakan Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian.
Baca juga: Presiden Iran Sementara Dijabat Mohammad Mokhber setelah Tewasnya Ebrahim Raisi
Tetapi, sebagian besar toko tetap buka dan pihak berwenang tidak melakukan banyak upaya untuk mengganggu kehidupan sehari-hari.

Setahun setelah pemerintahan garis keras Raisi melakukan tindakan keras untuk mengakhiri demonstrasi anti-kemapanan terbesar sejak revolusi 1979, para penentangnya bahkan mengunggah video diam-diam di internet yang menunjukkan orang-orang membagikan permen untuk merayakan kematiannya.
Laila, seorang mahasiswi berusia 21 tahun di Teheran, mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa dia tidak sedih dengan kematian Raisi.
"Karena dia memerintahkan tindakan keras terhadap perempuan yang berhijab," ujarnya.
"Tetapi saya sedih karena bahkan dengan kematian Raisi, rezim ini tidak akan berubah," imbuh dia.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan ratusan warga Iran tewas dalam demonstrasi 2022-2023 yang dipicu oleh kematian seorang wanita muda Kurdi Iran yang ditangkap oleh polisi moral karena melanggar aturan berpakaian ketat di negara itu.
Penanganan pihak berwenang terhadap berbagai krisis politik, sosial dan ekonomi telah memperdalam kesenjangan antara pemimpin agama dan masyarakat.
Para pendukung kelompok ulama memuji Raisi, mantan ahli hukum garis keras berusia 63 tahun yang terpilih melalui pemungutan suara yang dikontrol ketat pada 2021.
"Dia adalah presiden yang pekerja keras.
Warisannya akan bertahan selama kita masih hidup," kata Mohammad Hossein Zarrabi (28) seorang anggota milisi sukarelawan Basij di kota suci Qom yang dihuni warga Syiah.
Namun hanya ada sedikit retorika emosional yang menyertai kematian tokoh-tokoh yang dihormati publik, seperti Qasem Soleimani, seorang komandan senior Garda Revolusi elit Iran yang dibunuh oleh AS dengan rudal pada 2020 di Irak.
Bagi para penentang ulama Iran di dalam negeri dan di pengasingan, Raisi telah menjadi tokoh yang dibenci sejak tahun 1980-an ketika ia disalahkan karena memainkan peran utama sebagai ahli hukum dalam eksekusi para pembangkang.
Kasus Pembunuhan Zetro Staf KBRI Lima Seret Nama Bos Geng Terkenal di Peru |
![]() |
---|
Jadi Korban Penipuan Modus Asmara, Wanita 80 Tahun Kehilangan Rp110 Juta |
![]() |
---|
Kapal Pesiar Mewah Senilai Rp16 M Tenggelam Hanya 15 Menit Setelah Peluncuran Perdana |
![]() |
---|
Gempa Afghanistan: Korban Tewas Bertambah Jadi 1.400 Orang |
![]() |
---|
Firasat Priscillia? Istri Zetro Purba Saksikan Suaminya Ditembak di Dekat Apartemen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.