Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Insiden Kontroversial: Piala Bupati Kabupaten Semarang Dibayangi Pengeroyokan Terhadap Wasit

Insiden pengeroyokan dan penganiayaan terhadap wasit dengan adanya pemain aktif Liga 1 dan eks Timnas Indonesia telah menciptakan sorotan yang tajam.

Instagram @forumwasitindonesia
5 Fakta Pemain Liga 1 Keroyok Wasit Tarkam di Piala Bupati Kabupaten Semarang, Lanjut ke Jalur Hukum 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN -- Insiden Final Turnamen Tarkam Bener Bersatu Cup 2024 yang memperebutkan Piala Bupati Kabupaten Semarang, peristiwa tak terduga terjadi.

Insiden pengeroyokan dan penganiayaan terhadap wasit dengan adanya pemain aktif Liga 1 dan eks Timnas Indonesia telah menciptakan sorotan yang tajam.

Pertandingan sengit antara Putra Bakti FC Patemon, Semarang dan Ar Raffi FC Ampel Boyolali di Lapangan Pule Tugu Bener, Tengaran, Kabupaten Semarang, pada Minggu (2/6/2024), menjadi panggung untuk insiden yang memalukan ini.

Pertandingan ini tak hanya mempertemukan dua tim tangguh, tetapi juga melibatkan pemain-pemain ternama seperti Bagus Kahfi, Bagas Kaffa, Bayu Pradana, dan Wahyu 'Hulk' Prasetyo.

Kejadian yang lebih mengkhawatirkan adalah pengeroyokan yang dilakukan terhadap wasit yang bertugas. Tindakan kekerasan ini mengundang kecaman luas dari berbagai pihak dan menodai semangat olahraga yang seharusnya dipenuhi dengan kejujuran dan sportivitas.

Peristiwa ini telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat, menciptakan tanda tanya besar akan etika dan moralitas dalam dunia olahraga, terutama di tingkat profesional seperti Liga 1.

Langkah-langkah tegas dan adil perlu diambil untuk memastikan keamanan dan integritas dalam setiap pertandingan.

Dalam menghadapi insiden seperti ini, pihak yang berwenang harus bertindak tegas dan memberikan sanksi yang sesuai kepada pelaku agar menjadi pelajaran bagi semua pihak.

Semua elemen dalam dunia sepakbola perlu bersatu untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Dengan demikian, sementara kejayaan tim di lapangan adalah sesuatu yang patut dirayakan, kejadian kontroversial seperti ini juga harus dijadikan momentum untuk merefleksikan nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi dalam olahraga, yakni sportivitas, kejujuran, dan sikap fair play.

Dirangkum dari berbagai sumber, ada fakta-fakta yang menjadi sorotan atas penganiayaan wasit di turnamen tarkam tersebut. Bahkan sampai memantik perhatian Asprov PSSI.

1. Mantan Pemain Timnas Indonesia Bayu Pradana Pukul Wasit

Dilansir akun instagram @forumwasitindonesia, kerusuhan terjadi pada laga ini. Semua bermula ketika Bayu Pradana memperoleh kartu merah.

Sang pemain disebut tak terima dan melakukan protes hingga pemukulan kepada wasit.

Awal mula kejadian, Bayu Pradana mendapatkan kartu merah dan tidak terima protes terhadap wasit hingga memukul dan menendang wasit dan memprovokasi pemain lainnya," tulis @forumwasitindonesia.

Sebagai informasi saja, Bayu Pradana yang saat ini berstatus pemain Barito Putera, beberapa kali dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Dirangkum dari situs Transfermarkt, Bayu Pradana memiliki caps 24 bersama Timnas Indonesia.

Terakhir kali Bayu Pradana memperkuat Timnas Indonesia ialah di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Tepatnya 19 Februari 2019 melawan Malaysia.

2. Klarifikasi Bagus Kahfi

Berdasarkan hasil konfirmasi terhadap wasit yang menjadi korban pengeroyokan, Bagus Kahfi memang dipastikan tak terlibat melakukan kekerasan. Dia dan saudaranya, Bagas Kaffa, malah berusaha melerai.

“Setelah dikonfirmasi dan melakukan pengakuan Bagas Kaffa dan Bagus Kahfi, mereka tidak ikut melakukan pemukulan dan penganiayaan terhadap wasit,” tulis keterangan akun Instagram @forumwasit Indonesia.

“Setelah kami konfirmasi ke wasitnya, memang benar jika Bagus dan Bagas tidak terlihat dan hanya memisahkan di tengah kerumunan kejadian,” tambahnya.

3. Terancam Bui

Sedangkan Ketua Asprov PSSI, Yoyok Sukawi memberikan pernyataan tegas atas insiden tersebut. Pihaknya tidak segan untuk memberikan efek jera kepada pemain yang terlibat atas insiden pengeroyokan dan pemukulan kepada wasit.

Bahkan bos PSIS Semarang itu menginstruksikan ke Komite Disiplin PSSI Jateng untuk menginvestigasi dan mengusut kasus tersebut.

“Kita asprov akan perintahkan komdis asprov untuk investigasi turnamen tersebut, kami akan panggil panitia turnamen, pemain yang terlibat dan perangkat pertandingan dan akan hukum semua pelaku yang terbukti anarkis serta terbukti melakukan tindakan mencederai fair play baik perangkat maupun klub maupun pemainya. PSSI Jateng akan bertindak tegas supaya ada efek jera serta kejadian yang tidak sportif seperti itu tidak terulang di sepakbola Jawa Tengah,” ujar Yoyok Sukawi, dikutip dari laman resmi Asprov PSSI.

4. Mencoreng Citra Timnas Indonesia yang Tengah Naik Daun

Faktanya insiden tersebut menyeret beberapa pemain berlabel Timnas Indonesia seperti Bagas Kaffa yang terakhir kali bermain di event Piala Asia U23 2024.

Selain itu, Wahyu Prasetyo yang juga merupakan bek PSIS Semarang, berstatus penggawa Timnas Indonesia. Bahkan namanya disertakan Shin Tae-yong saat skuad Garuda bermain melawan Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Secara tidak langsung, insiden penganiayaan wasit di Semarang mencoreng citra Timnas Indonesia yang diketahui sejak rezim Shin Tae-yong mengalami perkembangan prestasi pesat.

(Tribunnews.com/Giri)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 4 Fakta Penganiayaan Wasit di Turnamen Kabupaten Semarang: Eks Timnas Indonesia Terancam Masuk Bui

Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu I Like the Way You Kiss Me - Artemas

Baca juga: DPRD Jepara Terima Penyampaian 5 Ranperda Dari Pemkab Jepara Saat Rapat Paripurna

Baca juga: Ibu Kandung Cabuli Anak Lelaki Menyerahkan Diri, Terungkap Video Sudah Lama Direkam

Baca juga: Cerita Alivia Siswi SMAN 3 Purwokerto Diterima di 12 Kampus Luar Negeri, Sempat Minder Saat Seleksi

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved