Berita Padang
Penutupan Kasus Afif Bentuk Arogansi kah? Kapolda Sebut Penyebab Kematian AM karena Patah Tulang Iga
Penutupan penyelidikan kasus penyiksaan Afif Maulana (12), seorang pelajar di Padang oleh aparat dianggap sebagai bentuk arogansi kepolisian.
Dia kemudian menyatakan bahwa kasus kematian AM (12) di sungai Batang Kuranji Padang dianggap selesai. Kasus tersebut bisa dibuka kembali jika ada bukti baru. Sebab, hasil otopsi memperlihatkan adanya patah tulang iga belakang bagian kiri sebanyak 6 ruas dan patahannya merobek paru-paru.
"Penyebab kematiannya adalah karena patah tulang iga dan merobek paru-paru itu," kata Suharyono kepada wartawan di Mapolda Sumbar, Minggu (30/6/2024).
Sementara untuk hasil visum memperlihat adanya luka lecet, luka memar, dan lebam yang diduga akibat telah menjadi mayat.
"Keterangan dokter forensik itu lebam mayat akibat telah meninggal beberapa jam sebelumnya," jelas Suharyono.
Kendati penyelidikan kasus itu sudah selesai, pihaknya masih memberikan kesempatan kepada seluruh pihak menyerahkan bukti baru sehingga kasusnya bisa dibuka kembali. "Bisa dibuka lagi kalau ada bukti baru. Kita tidak mau berdasarkan kata-katanya, tapi harus dengan bukti," jelas Irjen Suharyono.
Kronologi
Kapolda Sumbar mempertegas penyebab kematian remaja 13 tahun bernama Afif Maulana pada 9 Juni 2024 silam, bukan karena penyiksaan aparat kepolisian, melainkan karena melompat ke sungai.
Suharyono berkata pada saat kejadian, Afif diduga ikut tawuran dan kabur saat dibubarkan tim Sabhara Polda Sumbar hingga terjun ke sungai.
"Saat di TKP di Jembatan Kuranji, sepeda motor yang dibawa Aditia yang membonceng Afif terjatuh. Dan memang jatuh, dan memang ditendang anggota kami dua orang. Sudah kami periksa anggotanya. Jatuh di titik satu sampai 5 (sisi kiri jembatan), jadi memang kencang laju sepeda motornya," kata Kapolda di Mapolda Sumbar, Minggu (30/6).
Suharyono membeberkan kronologis peristiwa. Menurutnya, ketika sepeda motor Adit dan Afif jatuh, dua anggota yang menendang tetap melaju dan mengejar para pelaku tawuran lainnya. Di saat itulah, ada waktu 5 detik antara Aditia dan Afif berbicara.
"Sehingga ada limit waktu di situ. Tim swiper (anggota Sabhara) itu datang setelah mereka berdua (Aditia dan Afif) bercakap di atas jembatan. Waktunya tidak lebih lima detik, karena waktu itu cepat-cepat Afif mengajak melompat. Ini benar-benar Aditia sebagai saksi kunci dan polisi yang diajak bicara yakni tim swiper juga saksi kunci," kata dia.
Komnas HAM
Komnas HAM meminta Polda Sumatera Barat (Sumbar) untuk transparan memberikan keterangan penyebab kematian Afif Maulana, bocah 13 tahun yang meninggal karena diduga disiksa 30 anggota Sabhara.
Komisioner Komnas HAM Hari Kurniawan mengatakan, transparansi perlu dilakukan agar kematian Afif dan delapan korban dugaan penyiksaan lainnya bisa diproses secara adil.
Detik-detik Siswi MTs Tertembak, Peluru masih Bersarang di Perutnya |
![]() |
---|
UPDATE Korban Terakhir Erupsi Marapi Sudah Dievakuasi, Operasi SAR Korban Gunung Marapi Ditutup |
![]() |
---|
Kisah Pilu Sang Ibu Setia Menanti Jenazah Putranya Bersama 7 Sahabatnya Korban Erupsi Gunung Marapi |
![]() |
---|
UPDATE : Cara Tim DVI Ante Mortem Identifikasi dengan Cepat Korban Erupsi Gunung Marapi, Ini Caranya |
![]() |
---|
TERBARU : Dua Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi telah Tiba di Rumah Sakit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.