Opini
Mengubah Tantangan Menjadi Peluang: Gen Z dan Fenomena Pengangguran
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 9,9 juta generasi Z di Indonesia tidak bekerja dan kuliah.
Mereka berpartisipasi dalam gerakan sosial dan politik dan menjadi suara kuat yang mendorong perubahan positif.
Mereka juga memiliki kesadaran yang tinggi terhadap isu-isu global dan sosial serta merupakan pengguna aktif media sosial, berbagi momen dan kreasi mereka.
Mengapa Gen Z lebih memilih menganggur?
Apakah karena kurangnya pendidikan atau kurangnya keterampilan?
Studi dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa Gen Z lebih memilih menganggur karena mereka percaya dunia kerja itu sulit.
Gen Z yang tumbuh di lingkungan serba cepat dimana segala sesuatunya mudah diakses dan instan.
Mereka sudah terbiasa dengan teknologi dan informasi canggih yang bisa mereka akses dalam hitungan detik.
Oleh karena itu, mereka mempunyai harapan yang besar untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan cita-cita dan kemampuannya.
Namun, ketika mereka benar-benar memasuki dunia kerja, mereka menjadi kecewa karena pekerjaannya tidak sesuai harapannya, dan akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya.
Selain itu, Gen Z sering dikatakan kurang memiliki soft skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja dan lebih fokus pada hard skill.
Akibatnya, mereka seringkali tidak siap menghadapi tantangan dunia kerja yang memerlukan lebih dari sekedar hard skill.
Gen Z juga sering menghindari pekerjaan yang monoton, penuh tekanan, dan lebih memilih pekerjaan yang fleksibel dan disesuaikan dengan preferensi pribadinya.
Lahir di era perkembangan teknologi yang pesat, Gen Z berpotensi mengubah kondisi saat ini.
Mereka dapat memanfaatkan teknologi dan informasi yang ada untuk mencari peluang kerja yang sesuai dengan harapan mereka.
Mereka juga perlu mengembangkan dan meningkatkan soft skill yang diperlukan dalam dunia kerja serta memperoleh keunggulan kompetitif untuk menghadapi tantangan dunia kerja.
Komik Audio Visual, Cara Kreatif Guru Tingkatkan Literasi Numerasi Siswa |
![]() |
---|
Layanan Digital Tingkatkan Kepatuhan Pajak, DJP Dorong Wajib Pajak Beradaptasi |
![]() |
---|
Sudah Seberapa Soedirman Kah Kita? Refleksi Sudirman Said di Tanah Kelahiran Jenderal Soedirman |
![]() |
---|
PGSD dan Era Digital: Mencetak Generasi Kritis, Kreatif, dan Kolaboratif |
![]() |
---|
Viral: dari Popularitas ke Profitabilitas Membedah Nilai Ekonomi di Balik Fenomena Viral |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.