Berita Kudus
Fenomena Anak-anak Cuci Darah, Bagaimana Di Kudus?
Ramai di media sosial banyaknya anak-anak yang sudah mengidap penyakit gagal ginjal kronis sehingga harus rutin untuk cuci darah kejadian tersebut
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ramai di media sosial banyaknya anak-anak yang sudah mengidap penyakit gagal ginjal kronis sehingga harus rutin untuk cuci darah kejadian tersebut ramai di Jakarta, sehingga tak sedikit para orang tua merasa was-was.
Adanya fenomena tersebut, membuat prihatin sebagian masyarakat tak terkecuali di Kabupaten Kudus. Untuk saat ini, fenomena anak-anak mengidap penyakit gagal ginjal kronis hingga cuci darah di Kabupaten Kudus, tergolong aman.
Ketua IDI Kabupaten Kudus, dokter Ahmad Syaifuddin mengatakan, ada beberapa faktor penyebab anak-anak harus cuci darah, yakni karena ginjal sudah teracuni. Penyebab ginjal teracuni lantaran pola makan yang tidak sehat.
”Semua makanan yang masuk ke dalam tubuh kan proses metabolismenya melalui ginjal. Ketika makanan tidak sehat jumlah yang dikonsumsi terlalu banyak, maka akan meracuni ginjal,” katanya, Sabtu (27/7/2024).
Adapun makanan yang berpotensi meracuni ginjal yakni junkfood, minuman kemasan, makanan kaleng dan lainnya.
"Jika mengonsumsi berlebihan memicu penyakit gagal ginjal, ketika sudah gagal ginjal kronis maka fungsi dari ginjal dipastikan menurun dan sudah tak bisa dicegah, untuk penanganan ya cuci darah," ujarnya.
Dia menyampaikan, semua anak dari umur berapapun bisa terkena gagal ginjal. Begitu juga dengan remaja maupun orang tua tidak luput dari penyakit gagal ginjal ini.
”Usia anak-anak bisa kena. Remaja dengan usia 20 tahun juga bisa mengidap gagal ginjal. Orang tua dengan umur 50-60 tahun juga tidak lepas dari penyakit gagal ginjal,” terangnya.
Untuk fenomena anak-anak cuci darah karena gagal ginjal akut di Kabupaten Kudus, dia mengatakan sangat jarang, namun ada beberapa usia remaja yang sudah terkena gagal ginjal akut.
"Di rumah sakit tempat saya bertugas anak-anak saya rasa tidak ada, tapi kalau usia remaja 20an ada, namun tidak tinggi angkanya," ujarnya.
Karena itu, dia meminta masyarakat untuk mulai menerapkan pola hidup sehat. Sehingga dapat mencegah penyakit gagal ginjal.
”Karena kalau sudah kronis sulit untuk bisa disembuhkan. Berbeda ketika masih gejala awal masih bisa diupayakan untuk disembuhkan,” ujarnya.
Dokter Ahmad Syaifuddin juga menyarankan agar masyarakat termasuk anak-anak untuk mengonsumsi makanan yang sehat, dan menghindari makanan instan serta junkfood. (Rad)
Baca juga: Penjelasan Polisi Penyebab Kecelakaan Bus Pariwisata Terperosok di Gombel Semarang
Baca juga: Pria Mabuk Tikam Temannya hingga Tewas gara-gara Tebak-tebakan Lebih Dulu Ayam atau Telur
Baca juga: Legenda Sepak Bola Brasil Jadi Korban Perampokan saat Hadiri Olimpiade Paris 2024
Baca juga: Inilah Jabatan Baru Irjen Pol Ahmad Luthfi Setelah Diganti, Penggantinya Mantan Kapolresta Solo
Tekan Risiko Kecelakaan, Jalur Pantura Kudus Dipasangi Pita Kejut |
![]() |
---|
Kudus Raih Penghargaan Favorit Pameran Produk Inovasi, Ada Genteng Plastik Dilengkapi Panel Surya |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Dorong 132 Koperasi Desa Merah Putih Jadi Gerai Penyalur Hasil Pertanian |
![]() |
---|
9 Atlet Sepak Bola ASTI Kudus Jajaki Tim Papan Atas Liga 1 Elite Pro Academy |
![]() |
---|
Komitmen Hadirkan Data Valid, Pemkab Kudus Luncurkan Satu Data Satu Kata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.