Berita Semarang
Pengusaha Surabaya dan Sopirnya Jadi Korban Pengeroyokan di Semarang : 4 Pelaku Diduga Oknum TNI
Seorang pengusaha asal Surabaya Jonsun Wakum (31) dan sopirnya Farid Catur Ardiansyah (24) menjadi korban penganiayaan saat berada di Kota Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Seorang pengusaha asal Surabaya Jonsun Wakum (31) dan sopirnya Farid Catur Ardiansyah (24) menjadi korban penganiayaan saat berada di Kota Semarang.
Kasus penganiayaan ini terjadi di dekat hotel Louise Kienne, Jalan Pemuda, Semarang Tengah, Kota Semarang, Kamis (25/7/2024) sekira pukul 02.00 WIB.
Para pelaku penganiyaan dilaporkan sebanyak sembilan orang. Diduga empat di antaranya adalah anggota TNI.
Kuasa hukum korban, Setiawan mengatakan, keempat orang pelaku diduga kuat anggota TNI karena sebelum ke Polrestabes Semarang pihaknya sempat diajak bertemu dengan penyidik dari Detasemen Polisi Militer (Denpom) 5 Semarang.
"Mereka membenarkan ada pemeriksaan empat (4) anggotanya akibat kejadian pengeroyokan dan penganiayaan ini," ujarnya di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (27/7/2024).
Menurut Setiawan, kasus pengeroyokan tersebut bermula ketika kedua korban sedang makan soto di dekat lokasi kejadian.
Mereka melihat ada sebanyak empat orang dari dua kelompok berbeda sedang bertikai.
Meskipun tidak mengenali dua kelompok itu, korban dan sopirnya bermaksud hendak melerai.
Namun, satu kelompok yang diduga dari TNI tidak terima lalu memanggil teman-temannya.
Tak berselang lama, ada dua motor dan satu mobil datang ke lokasi kejadian.
Mereka langsung melakukan penganiayaan kepada para korban hingga sempat tak sadarkan diri.
"Mereka dipukuli pakai besi dan tangan kosong. Tak hanya itu, jam tangan korban seharga Rp10 juta juga hilang," terangnya.
Selepas kejadian itu, korban yang sedang dirawat di rumah sakit didatangi oleh sejumlah orang yang mengaku dari Denpom.
"Ada itikad baik dari Denpom tapi kami tetap upayakan penegakan hukum supaya orang yang melakukan bertanggungjawab," katanya.
Setiawan enggan menyebut detail itikad baik dari Denpom tersebut. Hanya saja, pihaknya meminta Denpom menghormati keputusan korban untuk melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.
"Mereka meminta maaf tapi kami tegaskan proses hukum tetap berjalan supaya kejadian serupa tak terjadi sekaligus sebagai edukasi ke anggota (TNI) lainnya," bebernya.
Selain itu, pihaknya kukuh menempuh kasus ini ke jalur hukum karena kliennya mengalami luka berat berupa luka retak di bagian hidung, kakinya pincang, luka sobek di kepala dan sejumlah luka memar lainnya.
Kliennya saat ini masih dalam perawatan di RS Bhayangkara. "Korban sempat kritis, hari ini masuk hari ketiga dirawat di rumah sakit," terangnya.
Ia juga mendapatkan informasi dari keempat terduga anggota TNI yang melakukan pengeroyokan di antaranya ada yang berpangkat perwira. "Kami urus kasus ini ke sipilnya dulu baru ke Denpom. kami menghargai mereka (Denpom) sehingga kami minta mereka hargai yang kami lakukan," tuturnya.
Korban Jonsun Wakum (31) merupakan pengusaha videotron dan tempat hiburan di Surabaya. Dia datang ke Kota Semarang selepas perjalanan bisnisnya dari Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Dia singgah di Kota Semarang bersama istrinya untuk berziarah kubur dan menemui beberapa kerabat.
Nahas, ketika makan soto di seberang hotel, korban menjadi korban pengeroyokan.
Aksi tersebut sempat direkam video oleh warga. Bahkan, istri korban yang sedang berada di kamar hotel sempat merekam kejadian itu tetapi tak menyangka korban adalah suaminya sendiri.
"Iya waktu kejadian kami sedang makan soto lalu ada orang ribut niatnya mau melerai. Ketika melerai ada yang tidak menerima sehingga memangil para teman hingga mereka semua datang tiba-tiba langsung hantam kami," ujar korban Farid Catur Ardiansyah.
Dia mengaku, tidak mengenali dua kelompok itu dan tujuannya hanya melerai. "Mereka tidak pakai seragam (TNI) hanya ngaku anggota. Mereka lantas pukuli kami pakai besi sampai bikin kami pingsan," jelasnya.
Korban Jonsun Wakum melaporkan kasus ini ke polisi melalui kuasa hukumnya. Farid Catur Ardiansyah yang turut menjadi korban juga datang ke Polrestabes Semarang.
Mereka mulai diperiksa pada Sabtu (27/7/2024) pukul 11.30. Pemeriksaan selesai pada pukul 14.30. Istri korban juga ikut diambil keterangan sebagai saksi.
Sementara, Kasatreskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena mengatakan, masih akan memeriksa laporan kasus tersebut. Berkaitan dengan adanya dugaan anggota TNI yang terlibat, dia belum mau berkomentar. "Nanti kita periksa dulu laporannya," jelasnya.
Terpisah, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IV/Diponegoro, Letkol Inf Andy Soelistyo masih memastikan kejadian itu. "Kami monitor sedang dicari tahu," katanya melalui pesan singkat. (Iwn)
Baca juga: Bupati Dico Absen dalam Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi Kabupaten Kendal, Kemana?
Baca juga: Enam Parpol Sepakat Usung Gusti Bhre Maju Calon Wali Kota Solo, Dua Nama Santer Jadi Wakilnya
Baca juga: Pelawak Senior Abah Qomar Sakit Kanker Stadium 4, Terharu saat Eko Patrio Bantu Biaya Pengobatan
Baca juga: Kapal Terbalik Akibat Kelebihan Muatan, 3 Penumpang Tak Terselamatkan
BREAKING NEWS: Petugas Kebersihan Telkom Ditemukan Tewas di Selokan Dekat Polda Jateng |
![]() |
---|
Bedah Buku Trilogi Kartini, Rektor UPGRIS: Kartini Sosok Pemikir Kritis dan Progresif |
![]() |
---|
Duduk Perkara Dokter Dianiaya Dosen Saat Persalinan Istri, Dipaksa Lakukan ILA - Tribun Jateng |
![]() |
---|
Duduk Perkara Tewasnya Pengusaha Gadai Mandiri di Semarang, Sempat Dikira Tidur - Tribun Jateng |
![]() |
---|
Dua Mahasiswa Undip Sekap Intel Polda Jateng Dituntut Hukuman Penjara 2 Bulan 10 Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.