Musim Kemarau Ekstrem, Petani di Blora Pilih Menanam Tembakau

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Musim kemarau yang terjadi di Blora sangat berdampak bagi sebagian besar petani.

Bahkan, sebagian petani memilih menanam  tanaman yang cenderung tahan panas dan kekeringan.

Salah satu tanaman pilihan petani, yakni tembakau. Tembakau dinilai sebagai tanaman yang tidak memerlukan pengairan terlalu banyak.

Salah seorang petani tembakau di Desa Puledagel, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Bayaki, menjelaskan beberapa alasan memilih tembakau sebagai komoditas yang ditanam saat musim kemarau.

"Tanaman tembakau ini tanaman yang tahan terhadap panas atau kering,"

"Selain itu, tanaman tembakau juga bisa dikatakan, serangan hamanya tidak terlalu banyak seperti pada tanaman padi, atau jagung," katanya, kepada Tribunjateng, Senin (5/8/2024).

Alasan selanjutnya, kata Bayaki, dari sisi keuntungan tembakau memiliki potensi yang menjanjikan bagi petani.

"Tanaman tembakau itu, nilai jualnya kurang lebih 3 kali lipat dari tanaman pangan seperti padi atau jagung," jelasnya.

Lebih lanjut, Bayaki mengaku saat ini menanam tembakau di lahan 1 hektare. Dengan populasi 26.000 tanaman.

Tembakau bisa dipanen, pada usia 3 bulan setelah tanam.

Adapun untuk perawatan tembakau, menurut Bayaki juga terbilang mudah.

"Perawatannya juga lebih mudah, yang penting pemupukan secara berkala, paling tidak dari awal sampai usia 1 bulan setelah tanam kita pupuk 3 kali," jelasnya.

Itulah alasan, Bayaki memilih menanam tanaman tembakau saat musim kemarau.

"Saya menanam tanaman tembakau sudah lama, saya ikut kemitraan dengan perusahaan yang ada di Rembang," paparnya.(Iqs)