Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

OJK dan DPR RI Turun Gunung Edukasi Pelajar di Kudus Agar Terbebas dari Pinjol dan Judi Online

Ratusan pelajar SMK Wisudha Karya Kabupaten Kudus disambangi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Anggota XI Dewan Perwakilan Rakyat

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
IST
Ratusan pelajar SMK Wisudha Karya Kabupaten Kudus diedukasi agar terbebas dari jeratan pinjol dan judi online oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Anggota XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada, Selasa (13/8/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ratusan pelajar SMK Wisudha Karya Kabupaten Kudus disambangi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Anggota XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada, Selasa (13/8/2024).


Kedatangan OJK yang diwakili Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Frederica Widyasari Dewi bersama Anggota Komisi XI DPR RI, Musthofa, bukan tanpa sebab. 


Dalam hal ini, OJK dan DPR RI mulai menyasar sekolah-sekolah dengan memberikan edukasi dan pencegahan supaya tidak semakin banyak pelajar terjerat judi online, investasi bodong, hingga pinjaman online (pinjol).


Beberapa persoalan tersebut dinilai merugikan bagi siapa saja yang mudah tergiur oleh iming-iming semata.


Di hadapan ratusan pelajar SMK Wisudha Karya, OJK dan DPR RI memberikan arahan bertajuk Edukasi Keuangan Bagi Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2025 di Kabupaten Kudus.


Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi mengatakan, upaya yang dilakukan OJK bersama Komisi XI dimaksudkan guna menyiapkan generasi muda yang sehat dari semua aspek kerja.


Satu aspek yang ditanamkan ke pelajar berupa pemahaman, pengenalan dan kemampuan untuk mengelola keuangan, sebagai bekal penting bagi anak muda di era modernisasi. 


Kata dia, pelajar harus cerdas dan survive dari berbagai serangan tawaran online yang membahayakan bagi mereka. Baik berupa tawaran pinjaman online yang menggiurkan, hasutan judi online, hingga iming-iming investasi dari pihak-pihak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. 


Frederica menegaskan, menyiapkan masa depan pelajar merupakan bagian dari tugas OJK. Sebisa mungkin memberikan edukasi kepada pelajar agar bisa mengelola keuangan yang sehat menuju masa depan lebih sejahtera.


Setiap pelajar harus bisa melawan setiap ancaman yang bisa merugikan dan membahayakan dirinya. Utamanya berbagai macam tawaran illegal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. 


Fenomena maraknya judi online juga harus serius diantisipasi, lantaran sudah menyasar masyarakat kategori pelajar. 


Dalam hal ini, lanjut Frederica, OJK berkomitmen untuk terus mengedukasi kepada pelajar dari satu sekolah ke sekolah lain, dari satu daerah ke daerah lain guna meningkatkan literasi atas berbagai ancaman yang merugikan.


Pelajar juga harus mendapatkan fasilitas bimbingan yang inklusi agar mengenal dengan baik kemana harus menyalurkan bakatnya.


Misalnya, bagaimana mempersiapkan keuangan untuk masa depan dengan mengenal pihak-pihak yang bisa dipertanggungjawabkan. Mulai dari Pegadaian, Bursa Efek Indonesia, juga berbagai program perbankan yang bisa diakses masyarakat. 


"Edukasi ini merupakan satu langkah nyata OJK bersama DPR RI dalam meningkatkan budaya literasi dan inklusi. Kita ketahui bahwa keuangan pelajar saat ini masih dari orangtua. Banyak kemampuan dari anak-anak yang mondok misalnya, bisa survive dengan keuangan yang ada dalam satu bulan. Pelajar harus menjaga dirinya agar tidak mudah meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan konsumtif semata. Karena dengan membantu pelajar, bagian dari perlindungan konsumen dan masyarakat," tuturnya.


Anggota Komisi XI DPR RI, Musthofa menambahkan, edukasi yang dilakukan OJK dalam hal pengelolaan keuangan, bagian dari antisipasi serangan tawaran illegal. Dimulai sejak dini menyasar pelajar di jenjang pendidikan SMP sederajat dan SMA sederajat.


Kata Musthofa, pelajar harus dibekali dengan pemahaman dasar yang kuat dalam mengelola keuangan yang sehat. Dalam rangka membumikan keberadaan OJK di tengah-tengah era globalisasi. 


"Harapan DPR RI, perlindungan konsumen terus dilakukan. Literasi edukasi keuangan ini harus bisa membumi di Kudus. Saya harap, di kemudian hari ada duta-duta literasi keuangan dan edukasi keuangan yang muncul sebagai pionir bagi masyarakat," tutur dia.


Politikus PDI Perjuangan itu mengaku prihatin atas fenomena banyaknya pelajar yang terjerat judi online dan pinjaman online. 


Pemerintah bersama pihak-pihak terkait harus bisa mengarahkan pelajar pada industri keuangan yang legal dan dapat dipertanggungjawabkan. Mengenal dengan jelas berbagai lembaga keuangan resmi, supaya tidak terjerumus pada situasi yang merugikan.


"Yang sering terjadi, ada tawaran menggiurkan, ikut-ikutan teman, jadi salah langkah. Edukasi ini perlu dilakukan sosialisasi, bagaimana pelajar bisa mengukur manfaat dan kerugiannya. Hindari judi online dan pinjol. Tim siber OJK terus melakukan penindakan bagi pihak-pihak yang merugikan masyarakat. Sepanjang 2024 sudah dilakukan ribuan penindakan langsung yang dilakukan dengan tegas," terang Musthofa. (Sam)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved