Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dokter Tewas di Kos Semarang

"Senioritas Pasti Ada" Menko PMK Komentari Kasus Bullying PPDS Undip

Kasus bullying kepada peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) program studi anestesi FK Universitas Diponegoro.

|
Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy 

Nadia menyampaikan, penghentian sementara ini dilakukan untuk investigasi lebih lanjut kasus tersebut.

Nadia bilang, Kemenkes menyadari, Pembinaan dan pengawasan PPDS ada pada Pendidikan Dokter Spesialis FK Undip bukan pada RS Kariadi, sebagai unit dari Kemenkes.

 Kendati begitu, Kemenkes sudah bergerak cepat dan tegas untuk menginvestigasi kejadian ini.

Kemenkes lanjut Nadia, tidak bisa lepas tangan karena mahasiswa itu juga melakukan pendidikannya di lingkungan RS Kariadi sebagai UPT Kemenkes.

"Ini penghentian sementara. Kalau memang ada perundungan, maka tata kelola diperbaiki termasuk misalnya jam kerja yang melebihi dari jam kerja standar," ucap Nadia.

 Diketahui, seorang mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah (Jateng) ditemukan tewas di kamar kosnya, Senin (12/8/2024) malam.

 Polisi menyebutkan, korban tewas usai menyuntikkan diduga obat penenang ke tubuhnya sendiri.

Warga asli Kota Tegal itu ditemukan meninggal pada Senin (12/8/2024) sekitar pukul 22.00 WIB di kamar kos yang berlokasi di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah.

"Benar bunuh diri, yang bersangkutan menyuntikkan obat ke badannya sendiri," ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (14/8/2024). (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Perundungan Calon Dokter Spesialis di Undip, Muhadjir: Senioritas Pasti Ada, Cuma Harus Ada Etika"

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved