Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Mengintip Proses Pembuatan Tembakau Tingwe Camlok di Kudus

Masyarakat Kabupaten Kudus, mulai menunjukan bahwa julukan Kota Kretek tak hanya pada sektor industrial saja

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
Rezanda Akbar D.
Proses Penjemuran Daun Tembakau Campuran Lokal di Kudus yang sudah dicacah / Rezanda Akbar D. 

 TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Masyarakat Kabupaten Kudus, mulai menunjukan bahwa julukan Kota Kretek tak hanya pada sektor industrial saja, namun mencoba merambah pada sektor pertanian sekaligus menjadi produsen tembakau lokal.

Satu diantaranya, yakni Ifa Liku Romansyah yang mengolah beragam tembakau campuran lokal di Indonesia untuk dibudidayakan di Desa Dersalam Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.

Di lahannya itu, Ifa mulai menanam tembakau hingga memproses menjadi tembakau cacah yang siap di distribusikan.

Dengan lahan seluas 8 hektare itu, Ifa mampu menghasilkan 20 ton per hektare untuk sekali panen. Hasil panen tembakau tersebut kemudian diolah menjadi tembakau kering untuk dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia.

Untuk sekali pemrosesan, Ifa mempekerjakan 29 pekerja yang didominasi oleh para puan. Pengerjaan proses tembakau ini, dimulai pada saat musim panas hal itu karena tembakau akan lebih cepat kering dan akan lebih berkualitas.

"Produksi di bulan Juli sampai September, karena panas kan. Kalau ga panas daun tembakaunya jadi jelek, soalnya tembakau ini tanaman yang ga membutuhkan banyak air. Sehari itu, saya bisa ngolah 7 ton daun basah. Dari 7 ton jadi 1,3ton tembakau kering," jelasnya Sabtu (24/8/2024).

Usai tembakau mengering, Ifa mulai meracik dengan mencampur tembakau lokal. Dalam proses pencampuran itu, Ifa bisa mengolah Camlok dengan 5-10 rasa tembakau.

"Ada campuran lokal, sigaret putih, mild, reguler, apel, soju, wiski, teh manis dan yang paling mahal apel. Tembakaunya sudah tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Tapi paling banyak di Jawa Tengah, Sumatera, Bali, Sulawesi dan Kalimantan," terangnya.

Ifa mengeklaim bahwa tembakau yang dia proses memiliki kualitas yang istimewa. Bibit yang diambil dari Dukuh Kambangan, Desa Menawan itu mempunyai karakter yang khas, kuat dan gurih. 

"Kami jual untuk tembakau tingwe (nglinting dewe) satu kilogram diharga Rp 135 ribu," katanya. (Rad)

Baca juga: Ahmad Luthfi Pastikan Bakal Maju Bareng Taj Yasin Maimoen dalam Pilgub Jateng 2024

Baca juga: Pemuda Asal Pati Meninggal saat Ikut Persiapan Karnaval di Kunduran Blora, Terjatuh dari Truk

Baca juga: Hasil Akhir 2-1 Persija Vs Persis Liga 1, Macan Kemayoran Comeback, Ryo Matsumura Momok Sang Mantan

Baca juga: Hasil Babak II Skor 2-1 Persija Vs Persis Liga 1, Ryo Matsumura Balikkan Keadaan

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved