Demo Ricuh di Semarang
Cerita Demonstran Semarang yang Diduga Terkena Peluru Karet dan Terinjak Mobil Komando Polisi
Dua mahasiswi dari sebuah kampus Islam negeri di Semarang yang kakinya terinjak mobil komando (Mokom) ini diceritakan oleh petugas medis massa aksi.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah demonstran terluka akibat tindakan represif oleh aparat kepolisian saat unjuk rasa "Adili dan Turunkan Jokowi" di depan Balai Kota Semarang, Senin (26/8/2024).
Seperti yang dialami oleh seorang mahasiswa berinisial AL dari sebuah kampus negeri di Kota Semarang.
AL terkena peluru karet di bagian kaki kirinya sampai mendapatkan 10 luka jahitan.
"Saya kena tembakan (diduga) peluru karet di bagian kaki kiri," terang AL kepada Tribunjateng.com, Selasa (27/8/2024) malam.
Baca juga: Begini Alur Pengiriman Narkoba Jaringan Internasional Masuk Lewat Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Baca juga: Pasca Demo Ricuh di Semarang, 2 Pelajar SMK yang Tertangkap Polisi Terancam DO
Dia mengatakan, kejadian ini bermula ketika melarikan diri, ketika massa diserang polisi.
Kemudian ada beberapa suara tembakan yang disusul rasa sakit di bagian kakinya.
"Saya kira luka biasa, ternyata ada darahnya," jelasnya.
Dia pun meminta tim medis untuk memeriksanya.
Ternyata ada serpihan peluru karet.
"Dari dokter menjelaskan bentuk serpihan di dalam kaki saya itu karet."
"Ada 10 jahitan, sisa-sisa karet di dalam kaki sudah diambil," paparnya.
Adapun untuk dua mahasiswi dari sebuah kampus Islam negeri di Semarang yang kakinya terinjak mobil komando (Mokom) diceritakan oleh petugas medis massa aksi, Martha Kumala Dewi.
Martha mengatakan, dua korban mahasiswi yang kakinya terinjak mobil komando masing-masing berinisial AK dan AR.
Mereka terinjak akibat aparat menyerang massa aksi.
Dua korban yang terdesak terinjak kakinya.
AK tumitnya bengkak dan mengalami pelonggaran antar tulang, sedangkan AR sendi tumit retak.
"Hari ini kami dampingi mereka untuk berobat ke RS Tugu, mereka rawat jalan," paparnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (28/8/2024).
Selain dua mahasiswi tersebut, ada 38 korban luka terdata di lokasi kejadian.
20 orang di antaranya dilarikan ke rumah sakit.
Mayoritas mereka terluka imbas gas air mata.
Baca juga: Pemkot Semarang Intens Upayakan Langkah-langkah Antisipasi Dampak Kekeringan
Baca juga: 3 Status Away PSIS Semarang Sepanjang September 2024, Bisa Bikin Dewa United Tambah Babak Belur?
"Ada satu mahasiswi yang masih harus menjalani rawat inap sampai hari ini."
"Dia menjalani fisioterapi, infus kalium, dan ada indikasi gegar otak," imbuh Martha.
Korban berpotensi alami gegar otak selepas jatuh pingsan terpapar gas air mata.
Terlebih korban memiliki riwayat sakit vertigo (sakit kepala).
"Korban ini sempat ditolak oleh 2 rumah sakit hingga akhirnya diterima di RS Elizabeth," kata Martha.
Tim Advokasi Gerakan Rakyat Menggugat (Geram), Nasrul Dongoran mengatakan, perilaku represif aparat terhadap massa aksi tidak hanya pertama kali ini saja terjadi di Kota Semarang.
Pada sebelumnya telah terjadi ketika aksi demonstrasi penolakan UU Omnibus Law.
"Kami mengutuk keras kejadian ini, kami harap pimpinan Polri mau mengevaluasi tindakan anggotanya ketika merespon massa aksi," jelasnya.
Terpisah, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto menyebut, tindakan anggotanya di lapangan sesuai Peraturan Kapolri (Perkap).
"Apabila situasi tidak terkendali dapat dilakukan hal tersebut (gas air mata), asal ada perintah pimpinan dan (aksi balai kota) itu terkendali dari pimpinan," jelasnya. (*)
Baca juga: Pilkada Blora 2024, Deklarasi Pasangan Arief Rohman - Sri Setyorini, Dihadiri Ribuan Pendukung
Baca juga: Beon Intermedia Berikan Edukasi Perlindungan Merek Dalam Program Hetero Inkubator Jateng 2024
Baca juga: Kasus Aulia Risma Mahasiswi PPDS Undip, dr Marcelius: Budaya Bullying Tetap Ada Karena Persaingan
Baca juga: Sosok Respati Ardi yang Ditunjuk Gibran Gantikan Gusti Bhre di Pilkada Solo
| BREAKING NEWS Anak di Bawah Umur Jadi Tersangka Demonstrasi Semarang Karena Copot Plang Polda Jateng |
|
|---|
| Analisis Sosiolog Unika Soegijapranata: Fenomena Anak-Anak Terlibat dalam Aksi Unjuk Rasa |
|
|---|
| Polda Jateng Tangkap 1.747 Pendemo, Ternyata 1.058 di Antaranya Anak-anak |
|
|---|
| Iwan Curiga Gedung DPRD Gelap Gulita, Saksi 3 Mobil Dibakar: Ada yang Histeris Teriak Allahu Akbar |
|
|---|
| Ironi Demo Anarkis di Semarang: Pelaku Termuda Berusia 13 Tahun, Polisi Selidiki Aktor Penggerak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/kukan-aksi-pembersihan-dan-perbaikan-sejumla.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.