Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kunjungan Paus Fransiskus

Sosok Sumarsih, Warganet Minta Paus Fransiskus Bertemu Dengannya

Inilah sosok Sumarsih yang kini tengah viral di media sosial menyusul kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Editor: muslimah
Tribun Jateng / Bram Kusuma
Ilustrasi Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 

 TRIBUNJATENG.COM - Inilah sosok Sumarsih yang kini tengah viral di media sosial menyusul kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia.

Sosok seorang ibu yang dengan gigih memperjuangkan kadilan untuk putranya.

Banyak warganet di Instagram yang membagikan poster berisi permintaan kepada Paus Fransiskus untuk bertemu dengan wanita bernama lengkap Maria Katarina Sumarsih. 

Baca juga: Update Meninggalnya dr Aulia, Dekan FK Undip Semarang Minta Kemenkes RI Buka-bukaan soal Pemalakan

Pantauan Kompas.com hingga Rabu (4/9/2024) pukul 06.50 WIB, poster tersebut sudah dibagikan lebih dari 4.000 kali.

Keramaian sejenis juga muncul di X (Twitter). Dalam poster yang beredar, warganet menilai, Sumarsih menunjukkan komitmen yang mencerminkan prinsip-prinsip inti Katolik tentang martabat, keadilan, dan hidup yang suci.

Semasa hidupnya, kata warganet, Sumarsih telah mendedikasikan dirinya untuk memperjuangkan hak asasi manusia.

Warganet juga menyinggung Bernardinus Realino Norma Irmawan alias Wawan, anak Sumarsih sekaligus mahasiswa Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta yang meninggal usai ditembak aparat ketika Tragedi Semanggi I.

“Saya mohon Anda bertemu dengannya untuk mengakui keyakinannya yang teguh dan pembelaannya yang tak kenal lelah terhadap hak asasi manusia,” kata warganet.

Lantas, siapakah Sumarsih ramai di media sosial?

Siapa Maria Katarina Sumarsih?

Sumarsih adalah orangtua Wawan, aktivis Reformasi ‘98 yang meninggal di tangan aparat ketika Tragedi Semanggi I.

Nama Sumarsih juga identik dengan Aksi Kamisan, aksi damai yang diikuti korban pelanggaran HAM dan aktivis kemanusiaan yang digelar di seberang Istana Merdeka setiap hari Kamis. 

Dalam Tragedi Semanggi I, aparat tidak hanya menembak Wawan, tapi juga memukuli massa yang menggelar demonstrasi di depan Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.

Catatan Harian Kompas (14/11/1998), peristiwa berdarah tersebut terjadi ketika aparat bertindak apa saja untuk mengamankan sidang istimewa MPR yang dinilai sebagai konsolidasi para kroni Soeharto MPR menggelar sidang istimewa setelah Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden pada 21 Mei 1998.

Ketika Tragedi Semanggi I meletus, Sumarsih mendapat telepon dari seseorang bernama Ivon yang menanyakan keberadaan Wawan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved