Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ekonomi

BI Prediksi Ekonomi RI Bisa Tumbuh hingga 5,6 Persen pada 2025, Tapi Tergantung Prabowo

Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,8-5,6 persen pada 2025. Angka maksimal yang dipatok itu lebih tinggi

Editor: m nur huda
tribunnews
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto (kanan) di halaman Istana Negara Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Kamis (12/9/2024). Adapun Jokowi memberikan pengarahan kepada para pejabat TNI-Polri yang masing-masing institusi dihadiri oleh pimpinan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. TRIBUNNEWS/HO/HUMAS KEMHAN 

Thomas menyatakan, target pertumbuhan ekonomi 8 persen itu tak serta merta bisa dicapai pada tahun depan, mengingat masih adanya potensi fragmentasi global.

Ia menyebut, pemerintahan mendatang berharap pertumbuhan ekonomi 8 persen dicapai dalam kurun waktu 5 tahun pemerintahan baru menjabat.

“Ekonomi justru mengamini punya potensi ke 8 persen, jadi optimisme jelas tertanam dalam pemikiran beliau (Prabowo-Red). Cuma optimisme dengan suatu pemahaman keadaan global fragmentasinya kita harus waspada, jadi kembali ke APBN 2025 menunjukkan itu,” jelasnya.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, Thomas mengungkapkan, pemerintahan baru nantinya akan mendorong sektor-sektor baru yang bisa mendongkrak perekonomian. Misalnya, mendorong ketahanan pangan, transisi energi, digitalisasi, dan lain-lain.

Selain itu, dia menambahkan, pemerintahan baru juga sudah mendesain program-program unggulan yang sifatnya akan berdampak dalam jangka panjang, seperti program makan bergizi gratis, atau investasi jangka panjang pada sumber daya manusia (SDM).

Akan tetapi, Thomas mengatakan, Presiden terpilih Prabowo menyadari untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cemerlang dibutuhkan proses panjang namun juga penuh kewaspadaan, seperti menjaga defisit APBN di level yang aman agar bisa menjadi penyangga di saat perekonomian global dan domestik sedang memburuk.

“APBN 2025 sangat melihat itu, makanya dijaga dalam defisit tertentu (2,53 persen dari PDB-Red). Kalau kami terlalu over, kami juga enggak bisa. Menurut saya ada keduanya, antara optimisme iya, tapi juga pengertian bahwa kita harus waspada. Dan APBN 2025 menunjukkan prinsip tersebut,” tandasnya. (Kontan/Shifa Nur Fadila/Siti Masitoh/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved