Keluhkan Premanisme dan Tuntut BPJS, Sopir Angkot di Garut Gelar Aksi Mogok Massal

TRIBUNJATENG.COM, GARUT – Senin (7/10/2024), Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Garut resmi mengumumkan aksi mogok Angkutan Kota (Angkot).

Hal tersebut tertuang dalam surat bernomor 034/SP/DPC-Org/Grt/XI/2024 tertanggal 4 Oktober 2024, yang ditujukan kepada KKSU, pemilik kendaraan, dan sopir.

Menurut Ketua DPC Organda Garut, Yudi Nurcahyadi, aksi mogok ini akan melibatkan sekitar 300 orang perwakilan dari setiap jalur angkutan.

Baca juga: Petugas Kebersihan Mogok Kerja karena Sering Dimarahi dan Dihina Lurah, Tuntut Permintaan Maaf

Aksi ini dilakukan karena banyaknya masalah yang dihadapi angkutan umum, serta lambatnya penanganan dari pemerintah.

Aksi akan berlangsung di Bundaran Simpang Lima, Tarogong Kidul, Garut, mulai pukul 08.00 WIB, dengan enam tuntutan meliputi pemberantasan aksi premanisme, penertiban mobil odong-odong dan travel gelap, serta perhatian terhadap anak jalanan.

Selain itu, Organda menuntut pembiayaan murah untuk angkutan umum dan jaminan kesehatan BPJS bagi kru angkutan.

Yudi memastikan aksi ini tidak akan mengganggu aktivitas anak-anak sekolah karena dilakukan setelah 08.00 WIB hingga 12.00 WIB, setelah operasional angkutan selesai.

"Setelah audiensi, kami tetap akan beroperasi, jadi tidak akan mengganggu pelayanan masyarakat," kata Yudi, Minggu (6/10/2024) malam melalui video pernyataan yang disebarkannya via WhatsApp. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sopir Angkot di Garut Gelar Aksi Mogok Massal, Keluhkan Premanisme dan Tuntut BPJS"

Baca juga: Gaji 8 Bulan Tak Dibayar, Delapan Dokter di RSUD Kondosapata Mamasa Mogok Kerja