Berita Wonosobo
Cobain Kuliner Malam Dieng Nasi Goreng Pertelon, Punya Cara Unik Saat Memasaknya
Dieng Nasi Goreng Pertelon menjadi kuliner malam yang banyak diburu wisatawan saat berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Dieng Nasi Goreng Pertelon menjadi kuliner malam yang banyak diburu wisatawan saat berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
Nasi goreng di sini berbeda dengan nasi goreng pada umumnya. Perbedaan yang paling terlihat adalah pada cara memasaknya.
Wajan berukuran jumbo di tempat ini digunakan untuk memasak nasi goreng hingga 60 porsi sekaligus.
Teknik memasak di tempat ini bahkan sempat viral di media sosial dan banyak membuat orang penasaran untuk mencobanya.
Rizal Shafa selaku pemilik warung nasi goreng ini mengaku, awal mula memasak nasi goreng dengan wajan besar untuk mengantisipasi pembeli yang membludak.
"Inisiatif kita bikin banyak dulu, kita tampung, kalau misal ada yang pesan kita tinggal masak lagi," ungkapnya kepada tribunjateng.com.
Baca juga: Megawati akan Masakkan Prabowo Nasi Goreng, Ini Tanggapan Puan Maharani
Baca juga: KULINER WONOSOBO : Cicipi Kuliner Khas Wonosobo Berkuah Kental Gurih, Mie Ongklok Longkrang
Dalam satu kali masak ia bisa memasukan 10-25 kilogram nasi putih dengan 1,5 kilogram telur ayam. Bahkan untuk mengaduknya ia harus menggunakan dua spatula atau soled berukuran besar.
Bumbu yang digunakan untuk memasak nasi goreng di sini hampir sama seperti bumbu dasar nasi goreng biasanya seperti bawang putih, cabai, garam, kecap, saos.
Hanya saja yang menjadi khas dari nasi goreng di sini adalah penambahan red chicken yang semakin menambah cita rasa.
Urutan memasaknya pun seperti biasanya yakni panaskan minyak goreng, masukan bumbu bawang putih masak hingga golden brown.
Setelah itu masukan telur, aduk-aduk merata hingga setengah matang. Masukan sayur sawi aduk beberapa saat dan masukan nasi putih kembali aduk hingga tercampur rata. Selanjutnya masukan berbagai bumbu pelengkap lainnya.
"Tidak ada bumbu yang spesial. Kuncinya saat memasak bawang harus sampai golden brown dan menggunakan api besar pasti rasanya enak," jelasnya.
Cara memasaknya yang unik inilah banyak pembeli yang mengabadikannya dan mengupload di media sosial sehingga semakin banyak orang yang tahu nasi goreng ini.
Berjualan sejak tahun 2015 silam, meskipun hanya menggunakan gerobak namun pelanggan rela antri untuk bisa mendapatkan seporsi nasi goreng ini.
Saat hari-hari biasa, nasi goreng ini habis sekitar 250 an porsi. Sementara saat weekend bisa mencapai 500 porsi terjual.
"Kalau weekend ataupun libur panjang kita kewalahan, terkadang harus nambah karyawan," imbuhnya.
Tidak hanya dari Wonosobo banyak wisatawan luar kota yang menyempatkan makan malam di warung sederhana yang berlokasi di sisi Puskesmas Kejajar 2 ini atau dekat pertigaan Dieng.
"Tahu nasi goreng ini dari Tiktok, jadi pengin coba. Bumbunya beda ngga kaya di tempat-tempat lain. Baru pertama kali yang rasanya seperti ini mungkin karena ada red chickennya jadi cita rasanya khas," ucap Irfan Septiana wisatawan asal Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Saat di warung ini kurang lengkap jika tidak mencoba juga Teh Tambi khas Wonosobo bercita rasa khas Dataran Tinggi Dieng. Dipadukan dengan nasi goreng cocok disantap dengan hawa dinginnya Dieng.
Warung ini buka setiap hari dari pukul 18.00 WIB - 23.00 WIB dengan harga satu porsi nasi goreng Rp 20.000 dan satu gelas Teh Tambi Rp 3.000 saja. (ima)
Hayumi Slipper Tawarkan Tas Handmade Etnik di Wonosobo Festival UKM Expo 2025 |
![]() |
---|
Dinkes Wonosobo Siapkan Penerapan Tarif Baru Layanan Rawat Jalan |
![]() |
---|
Wonosobo Torehkan Prestasi UMKM: 32 Ribu Usaha Serap 108 Ribu Tenaga Kerja |
![]() |
---|
Ketua PKK Wonosobo Apresiasi Inovasi Susu Kacang Merah dan Program Ketahanan Pangan di Sendangsari |
![]() |
---|
Urus Izin Usaha Semakin Mudah, Layanan DPMPTSP Wonosobo Datang Langsung ke Desa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.