Opini
Kurikulum Merdeka dan Degradasi Pengembangan Moral Siswa
Kurikulum Merdeka merupakan salah satu kebijakan baru yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan.
Hal ini justru berseberangan dengan tujuan Undang-Undang Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, yaitu: “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dalam rangka meminimalisir kekhawatiran resiko penerapan Kurikulum Merdeka yang dapat mendegradasi nilai-nilai pengembangan moral, maka sekolah secara inklusif, komprehensif, dan intensif perlu melakukan pendekatan sistemik-holistik dalam aktivitas pembelajaran, seperti: penguatan pendidikan karakter yang terintegrasi secara menyeluruh dalam kurikulum, pelatihan guru dalam pendidikan moral, berkolaborasi dengan orang tua siswa dalam membantu memperkuat nilai-nilai moral yang diajarkan di sekolah, Melakukan pembatasan penggunaan teknologi agar dapat dimanfaatkan secara bijak, dan selalu mengedepankan norma, nilai, dan etis yang diajarkan oleh agama.
Kurikulum Merdeka adalah langkah inovatif yang menawarkan banyak peluang bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Baca juga: Mengukuhkan Komitmen Profesionalisme: Poltek Harber Gelar Sumpah Tenaga Vokasi Farmasi
Namun, jika tidak diimbangi dengan perhatian serius terhadap pendidikan moral, ada risiko degradasi pengembangan moral siswa.
Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, baik sekolah, guru, orang tua, maupun masyarakat, untuk bersama-sama mengupayakan keseimbangan antara pencapaian akademis dan pengembangan karakter.
Dengan demikian, siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, kreatif, dan berintegritas tinggi sebagai perwujudan visi Indonesia Emas 2045. (*)
Komik Audio Visual, Cara Kreatif Guru Tingkatkan Literasi Numerasi Siswa |
![]() |
---|
Layanan Digital Tingkatkan Kepatuhan Pajak, DJP Dorong Wajib Pajak Beradaptasi |
![]() |
---|
Sudah Seberapa Soedirman Kah Kita? Refleksi Sudirman Said di Tanah Kelahiran Jenderal Soedirman |
![]() |
---|
PGSD dan Era Digital: Mencetak Generasi Kritis, Kreatif, dan Kolaboratif |
![]() |
---|
Viral: dari Popularitas ke Profitabilitas Membedah Nilai Ekonomi di Balik Fenomena Viral |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.