Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Ditemukan 1.986 Kasus TBC Sepanjang 2024 di Kudus, 7 TCM Disebar di 5 Puskesmas dan RSUD

Tujuh alat Tes Cepat Molekuler (TCM) dipasang untuk mendeteksi penyakit TBC yang disebar di lima Puskesmas dan RSUD dr Loekmono Hadi Kudus.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/SAIFUL MASUM
Kepala Dinkes Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Dinkes Kabupaten Kudus menggencarkan upaya identifikasi kasus Tuberkulosis (TBC).

Di antaranya dengan memasang tujuh alat Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk mendeteksi penyakit TBC yang disebar di lima Puskesmas dan RSUD dr Loekmono Hadi Kudus.

Kepala Dinkes Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi menyampaikan, sudah ada 1.986 kasus TBC yang terdeteksi di Kabupaten Kudus sejak Januari 2024.

Baca juga: Bentuk Desk Percepatan Serapan Anggaran, Upaya Pemkab Kudus Pastikan Proyek Fisik Tepat Waktu

Baca juga: Geger Lansia Kudus Tewas di Kamar Rumah, Diawali Warga Cium Bau Menyengat Saat Kerja Bakti

Angka ini belum mencapai target penemuan 2.648 kasus TBC yang ditentukan pemerintah sepanjang 2024.

Untuk itu, Dinkes Kabupaten Kudus berupaya memaksimalkan program eliminisi kasus TBC melalui berbagai upaya yang bisa dilakukan.

Termasuk memaksimalkan tujuh TCM yang disebar seperti di Puskesmas Gribig, Puskesmas Jekulo, Puskesmas Rejosari, Puskesmas Kaliwungu, dan RSUD Kudus.

Fungsi dari alat TCM harus bisa dimaksimalkan dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Utamanya terkait deteksi lebih dini penyakit TBC.

TCM dinilai sebagai suatu hal yang penting guna memastikan penyakit TBC melalui tes dahak.

Dr Andini meminta agar masyarakat yang merasakan gejala penyakit seperti TBC agar segera melakukan pemeriksaan TCM.

Di antaranya gejalanya adalah batuk berkepanjangan atau lebih dari dua pekan, demam, dan nafsu makan menurun.

"Penyakit TBC merupakan penyakit yang menular melalui droplet."

"Maka, kami imbau agar yang memiliki gejala seperti itu segera diperiksakan," terangnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (12/11/2024).

Baca juga: Turnamen Balap Tamiya Street Mini 4WD 2024 Kembali Digelar di Kudus Padukan Hobi dengan Olahraga

Baca juga: BREAKING NEWS, Lansia Pensiunan Guru di Kudus Tewas Bersimbah Darah di Kamar, Tercium Bau Busuk

Dr Andini menambahkan, selain mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat, Dinkes juga aktif melakukan investigasi kontak erat guna memutus penyebaran kasus TBC secara cepat, baik dari lingkungan keluarga maupun kerja.

Dengan cara edukasi memakai masker, tidak bergantian alat makan, dan membiasakan diri makan makanan tinggi protein.

Kata dia, target temuan kasus TBC yang diberikan pemerintah dalam rangka upaya agar tidak terjadi fenomen gunung es.

Artinya, kasus TBC yang ditemukan sedikit, namun sesungguhnya banyak orang yang terpapar TBC.

Kasus TBC yang belum terdeteksi berpotensi tinggi menyebarluaskan virus lebih cepat, karena tidak dilakukan pencegahan dan pengobatan.

Mengingat, TBC merupakan jenis penyakit menular dengan cepat.

Semakin banyak kasus ditemukan, semakin optimal pula penanggulangan kasus TBC yang bisa dilakukan, sehingga pemutusan rantai penyebaran penyakit lebih efektif mendukung program eliminasi TBC berjalan lancar.

"Rata-rata yang terkena TBC usia produktif, ini yang menjadi PR bersama karena TBC selain berdampak pada kesehatan, juga berdampak pada kelangsungan ekonomi masyarakat," jelasnya. (*)

Baca juga: Banjir Pujian, Kostum Debat Kedua Pilwakot Semarang 2024 Pilihan Yoyok-Joss

Baca juga: Relawan Vivit Dina Center Laporkan 5 Akun Medsos ke Polres Rembang, Buntut Serang Paslon Vivit-Umam

Baca juga: KPU Sebut Surat Suara Pilbup Blora 2024 Masih Kurang 1.767 Lembar

Baca juga: Terima Kasih, Kolaborasi CSR Pemkab Batang Sukseskan Program UHC hingga ODF di HKN Ke-60

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved