Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Puluhan Sekolah di Jawa Tengah Adu Kreasi Ikan dengan Cabai Kering dan Pasta Bawang

Puluhan tim dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Tengah berlomba mengkreasikan ikan menjadi olahan yang menggugah selera.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Puluhan tim dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Tengah berlomba mengkreasikan ikan menjadi olahan yang menggugah selera di halaman Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Selasa (12/11/2024). 

"Kebetulan sebelumnya saya belum pernah masak menggunakan cabai kering maupun pasta bawang. (Setelah mencoba) cukup mudah," imbuhnya.

Lomba kreasi masakan tersebut bertema "Lomba Masak Milenial Tingkat Provinsi Jawa Tengah", yang dikemas dalam kegiatan "Central Java Fish Market #3: Dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional 2024".

Kepala KPwBI Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengatakan, penggunaan cabai kering dan pasta bawang dalam kegiatan lomba ini merupakan bagian dari upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan cabai kering sebagai alternatif bahan makanan untuk stabilisasi harga di pasaran.

Dijelaskan, ketergantungan masyarakat pada cabai segar sering kali menyebabkan fluktuasi harga yang tidak stabil, terutama saat musim panen berlimpah atau ketika terjadi paceklik. 

Dengan memproduksi cabai kering atau pasta bawang, diharapkan harga dapat tetap terjaga.

"Jangan sampai hanya mencari yang segar karena kalau hanya mencari yang segar nanti harganya bisa fluktuatif. Ketika cabai diproduksi menjadi cabai kering atau bawang menjadi pasta bawang, mudah-mudahan ketika panennya besar, harga tidak turun atau harga tetap stabil," kata Rahmat.

Sementara itu, ia menambahkan, inflasi Jawa Tengah juga terkontribusi daging ayam ras. Ia mengatakan, dengan lomba kreasi olahan ikan, diharapkan dapat memberikan edukasi kepada maayarakat dan meningkatkan minat untuk mengonsumsi ikan.

"Penyumbang utama inflasi Jawa Tengah di antaranya adalah daging ayam ras, sebesar 0,05 persen. Padahal di sisi lain, produksi ikan di Jawa Tengah cukup tinggi, di mana ekspor ikan pada 2023 menghasilkan Rp 4,32 triliun.

Kalau permintaan domestik bisa ditingkatkan melalui pengolahan ikan dengan baik dan bisa diversifikasi pangan dari ikan, tentu akan mendorong minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan. Kalau konsumsi ikan tinggi, akan mengimbangi daging ayam ras tadi sehingga inflasinya lebih terkendali," terangnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno menambahkan, kolaborasi ini memiliki misi utama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi ikan.

Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai manfaat gizi ikan, yang sangat berperan dalam mendukung kecerdasan otak, terutama bagi anak-anak SD yang merupakan generasi masa depan 2045.

Sumarno memaparkan, meskipun potensi ikan di Jawa Tengah sangat besar dengan produksi mencapai 830.000 ton dan ekspor sebesar 53.000 ton, konsumsi ikan di masyarakat masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan konsumsi hewani lainnya seperti daging ayam dan telur.

Baca juga: Rayakan HUT Ke-25, PNM Gelar Lomba Masak untuk Nasbah Mekaar di Semarang

“Ikan adalah produk lokal yang memiliki potensi besar untuk ketahanan pangan dan kemandirian pangan di Indonesia,” jelasnya.

Namun, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengubah pandangan anak-anak terhadap ikan.

“PR kami adalah bagaimana mengolah ikan sehingga menjadi hidangan yang disukai anak-anak,” tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved