Pelajar Semarang Tewas Ditembak Polisi
Setelah Lihat Video Penembakan Gamma dan Menggali Keterangan Saksi, Kompolnas: Makin Benderang
Meskipun masih pendalaman, Gamma dengan cepat digaungkan polisi ke publik adalah anggota gangster
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Keluarga Gamma atau GRO (17) pelajar SMK N 4 Semarang yang tewas ditembak minta polisi membuktikan jika senjata (barang bukti) memang milik GRO.
Hal ini terkait dengan sikap Polda Jawa Tengah yang kukuh menyebut Gamma adalah anggota gangster.
Sementara setahu keluarga hingga kesaksian warga, teman dan guru, Gamma anak yang baik.
Ia berprestasi dan waktunya habis untuk kegiatan sekolah, bukan ikut gengster.
Baca juga: Wartawan Gempal Cawe-cawe Kasus Pelajar Ditembak Polisi, AJI Semarang : Coreng Wajah Jurnalisme
Gamma ditembak oleh Aipda Robig Zaenudin (38) anggota satuan reserse narkoba Polrestabes Semarang karena dituding menyerang Robig di depan Alfamart Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.
"Iya, GRO masih (disebut gangster) karena berproses demikian," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah Kombes Artanto, di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Senin (2/11/2024).
Kendati begitu, Artanto tak bisa menjabarkan soal alur Gamma bisa disebut gangster.
Termasuk tudingan polisi soal Gamma membeli senjata tajam lewat marketplace atau pasar online. "Itu masih proses penyidikan," dalihnya.
Meskipun masih pendalaman, Gamma dengan cepat digaungkan polisi ke publik adalah anggota gangster.
Sikap dari polisi ini yang membuat kelurga keberatan.
"Di rumah tidak ditemukan sama sekali atribusi yang mengarah ke situ (gangster) sehingga kami keberatan dia disebut gangster. Soal senjata itu milik korban tolong buktikan," tutur keluarga korban yang enggan disebutkan identitasnya demi alasan keamanan.
Sikap Beda Kompolnas
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) bersikap sebaliknya dengan Polda Jateng. Pihaknya tak mau serta merta menyebut Gamma sebagai gangster.
"Kami tidak mau menyebut korban (gangster) demi kepentingan anak dan menghindari stigmatisasi dan rasa traumatis (bagi korban selamat)," kata Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) M Choirul Anam.
Lepas dari itu, dia mengakui telah melihat rekaman video penembakan yang disandingkan dengan keterangan pihak sekolah dan para korban lainnya.
Keterangan dan bukti itu, lanjut dia, fakta peristiwanya semakin terang benderang.
"Namun kita tidak boleh menambah suatu proses yang merugikan kepentingan terbaik anak dengan menyebut dia seperti itu (gangster)," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, keluarga GRO (17) alias Gamma pelajar tewas ditembak polisi mengaku sudah mengantongi video rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan aksi penembakan tersebut.

Video berdurasi 41 detik ini memperlihatkan aksi Aipda Robig Zaenudin (38) menembak korban persis di depan Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang.
Rekaman video tersebut menunjukkan waktu penembakan terjadi pada Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.
Video ini yang enggan ditunjukkan polisi ke publik dengan dalih takut disalah digunakan.
"Kalau dari Polrestabes bilangnya korban melawan lalu ditembak. Nah ini ada videonya melawan apa ndak?" tanya perwakilan kerabat korban GRO di depan wartawan di Kota Semarang.
Kerabat ini meminta identitasnya disembunyikan dengan alasan keselamatan.
Tribun yang melihat rekaman video tersebut melihat pria berpostur tegap mengendarai motor diduga N-max melintangkan motornya di tengah jalan depan Alfamart Candi Penataran Raya.
Pria itu lantas menarik pelatuknya yang diarahkan ke tiga motor yang melintas di antaranya adalah motor korban .
Selama proses sebelum dan saat penembakan tidak ada gerakan perlawanan dari para korban.
"Polisinya kan naik Nmax itu. kayak nyegat gitu. saya dengar tembaknya ada 4 kali," beber keluarga korban.
Dia meminta video tersebut jangan disebarluaskan terlebih dahulu.
Sebab, pihaknya masih melengkapi runtutan video lainnya. Terutama saat pelaku penembakan mengejar korban.
Dari rekaman video tersebut pelaku juga tampak terjatuh dari atas motornya ketika hendak mengejar rombongan korban.
Tingkah sempoyongan pelaku tersebut disinyalir keluarga korban karena pelaku terpengaruh minuman keras.
Namun Kepolisian membantah bahwa pelaku penembakan terpengaruh narkoba maupun alkohol.
"Iya, Pak Irwan (Kapolrestabes Semarang) menunjukkan bahwa si tersangka Robig itu negatif (minuman keras) tapi informasi yang kami terima pelaku itu positif. Seharusnya informasi ini dibuka secara terang ke publik (tidak hanya klaim sepihak)," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, polisi mengkalim memiliki rekaman video penembakan Aipda Robig Zaenudin (38) anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang terhadap ketiga korban dari SMK N 4 Semarang.
Namun, polisi menolak untuk memperlihatkan rekaman adegan penembakan tersebut.
"(Jangan) Itu sebagai alat kita untuk proses hukum. Bukti kita jangan sampai (keluar) lalu menjadi konsumsi banyak orang," dalih Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/11/2024).
Adegan ini menjadi bagian krusial terutama soal klaim polisi bahwa Aipda Robig Zaenudin diserang oleh ketiga korban meliputi GRO (korban tewas), AD (luka tembak di dada) dan SA (luka tembak di tangan).
Polisi menuding ketiga korban menyerang terlebih dahulu ke Aipda Robig sehingga dia meletuskan pistolnya sebanyak dua kali.
"(Nembaknya) pakai senjata organik. Dimiliki oleh yang bersangkutan," beber Artanto.
Polisi juga enggan membeberkan posisi penembakan antara Aipda Robig dengan korban. "Itu nanti kita sampaikan diproses penyelidikan," terang Artanto.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, video penembakan Aidpa Robig ke tiga korban terekam kamera CCTV. "Ada buktinya," katanya.
Irwan menjelaskan, anggotanya menembak korban sebanyak tiga orang dengan dua kali tembakan.
Tembakan pertama mengenai almarhum GRO di bagian pinggul kanan. Kemudian tembakan kedua mengenai SA dan AD.
"SA dan AD itu satu peluru. Jadi tembakan menyerempet badan korban pertama dan kedua. Jadi dari samping," tuturnya Irwan sembari memperagakan posisi tangan SA yang merangkul tubuh DA dari arah belakang. (Iwn)
Siswa SMK Semarang Tewas Ditembak
Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi
Gamma Rizkynata Oktafandy
Aipda Robig Zaenudin
senjata
"Saya Minta Seumur Hidup" Ayah Gamma Tanggapi Tuntutan Jaksa ke Aipda Robig |
![]() |
---|
"Saya Kira Begal" Robig Ungkap Alasan Menembak Pelajar di Semarang Hingga Tewas |
![]() |
---|
"Terancamnya di Mana?" Pertanyaan Hakim Yang Bikin Aipda Robig Tak Berkutik di Pengadilan |
![]() |
---|
Ekspresi Aipda Robig Zaenudin Hanya Bisa Diam saat Dicecar Alasan Tembak Pelajar SMK HIngga Tewas |
![]() |
---|
Saksi Ahli Sebut Robig Tak Patuh Prosedur, Pengacara Keluarga Gamma : Perkuat Keterangan Saksi Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.