Dampak Perpustakaan Kampus Jadi Lokasi Percetakan Uang Palsu, Warga Takut Terima Pecahan Rp 100 Ribu
Di lokasi ini, ditemukan barang bukti berupa mesin cetak canggih yang diduga digunakan untuk memproduksi uang palsu
Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar, Khalifah, menyatakan bahwa pihak kampus siap mendukung penyelidikan polisi dan akan memberikan sanksi tegas kepada oknum yang terbukti bersalah.
"Jika terbukti, kami tidak akan segan-segan memberikan sanksi hingga pencopotan jabatan," ujar Khalifah pada Rabu (18/12/2024). Ia juga menegaskan bahwa pihak kampus akan kooperatif dalam proses hukum.
Kasus ini cukup mengejutkan karena melibatkan fasilitas kampus yang seharusnya menjadi tempat pendidikan.
Produksi uang palsu tersebut berlangsung di gedung perpustakaan Kampus 2 UIN Alauddin Makassar, yang dilengkapi dengan peralatan canggih.
Mesin cetak yang digunakan memiliki kemampuan mencetak uang palsu dengan tingkat kemiripan tinggi, sehingga sulit terdeteksi.
Pihak kampus telah meminta masyarakat untuk tetap tenang dan menyerahkan proses investigasi sepenuhnya kepada kepolisian.
Masyarakat Resah
Terungkapnya kasus ini telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, terutama para pedagang yang khawatir menjadi korban peredaran uang palsu.
Banyak pedagang di Kabupaten Gowa yang kini menolak menerima pembayaran dengan uang pecahan Rp100.000.
"Saya tidak berani menerima uang seratus ribu karena takut palsu," kata Daeng Mangung, seorang pedagang di Pasar Minasamaupa, Sungguminasa, Kabupaten Gowa.
Pedagang lainnya, Daeng Bali, mengungkapkan kekhawatirannya setelah mendengar bahwa uang palsu senilai miliaran rupiah telah beredar di masyarakat.
Selain dampak ekonomi, kasus ini juga menimbulkan citra negatif terhadap institusi pendidikan yang terlibat.
Banyak pihak berharap agar kasus ini diusut hingga tuntas untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pihak kepolisian mengakui bahwa pengembangan kasus ini cukup kompleks, mengingat uang palsu yang dicetak memiliki kualitas tinggi dan melibatkan teknologi canggih. Penyelidikan juga membutuhkan koordinasi dengan bank untuk memastikan keamanan sistem keuangan di wilayah tersebut.
Selain itu, polisi juga terus mencari kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam jaringan ini. "Kami berkomitmen untuk mengusut kasus ini hingga ke akar-akarnya," tegas Kapolres Gowa.
Sementara itu, pihak UIN Alauddin Makassar berjanji untuk meningkatkan pengawasan di lingkungan kampus guna mencegah terulangnya kasus serupa.
"Kami akan mengevaluasi sistem pengawasan internal dan memperketat pengelolaan fasilitas kampus," ujar Khalifah.
Ia juga berharap kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih waspada terhadap potensi penyalahgunaan fasilitas pendidikan. (kompas.com)
| Rakor Humas PTKIN 2025 Digelar di Tengah AICIS: Momentum Penguatan Citra Kampus Islam |
|
|---|
| Dosen FEBI UIN Saizu Angkat Isu Krisis Lingkungan di Forum ICNARA 2025 |
|
|---|
| Perkuat Semangat Intelektual dan Pelestarian Sejarah, HMPS SPI UIN Saizu gelar Pekan Sejarah 2025 |
|
|---|
| Dosen UIN Saizu Tampil di AICIS 2025, Usung Konsep Parenting Ekoteologis |
|
|---|
| Rektor UIN Saizu Teken Kerjasama Sinergis terkait Bahasa dan Kebudayaan Nasional |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Suasana-perpustakaan-universitas-islam-negeri-UIN-Alauddin-Makassar.jpg)