Berita Regional
BI Sebut Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Dicetak Sederhana, Pakai Printer dan Sablon
Bank Indonesia memberikan apresiasi kepada Polri atas keberhasilan mengungkap kasus peredaran uang palsu di Gowa, Sulawesi Selatan.
TRIBUNJATENG.COM - Bank Indonesia memberikan apresiasi kepada Polri atas keberhasilan mengungkap kasus peredaran uang palsu di Gowa, Sulawesi Selatan.
Langkah ini dianggap sebagai wujud nyata penegakan hukum terhadap tindak pidana yang merugikan mata uang rupiah.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim, mengungkapkan bahwa Bank Indonesia terus berkoordinasi dengan Polri melalui Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal). Sinergi ini bertujuan untuk memberantas peredaran uang palsu secara efektif.
Marlison menekankan bahwa kualitas uang palsu yang ditemukan dalam kasus ini tergolong rendah dan mudah dikenali oleh masyarakat. Ia menyarankan masyarakat untuk menggunakan metode 3D—dilihat, diraba, dan diterawang—sebagai langkah awal mengenali keaslian uang.
“Sebagian besar uang palsu yang beredar saat ini dibuat menggunakan teknik sederhana seperti inkjet printer dan sablon. Hal ini membuatnya mudah diidentifikasi oleh masyarakat,” jelas Marlison.
"Uang palsu ditemukan dicetak dengan teknik sablon biasa dan tidak memiliki unsur pengaman yang seharusnya ada pada uang asli, seperti benang pengaman, watermark, dan gambar UV. Oleh karena itu, uang palsu tersebut sangat mudah diidentifikasi dengan kasat mata," jelas Marlison.
Baca juga: Penyakit Jantung Kambuh saat Diperiksa, Annar Dikawal 4 Polisi di RS Bhayangkara Makassar
Bank Indonesia juga terus berupaya memperkuat kualitas uang rupiah dengan memperkenalkan desain uang yang lebih canggih dan mudah dikenali, serta meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang ciri keaslian uang Rupiah melalui kampanye Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah.
Marlison Hakim menambahkan bahwa meskipun temuan uang palsu menurun, Bank Indonesia tetap mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan memeriksa keaslian uang melalui metode 3D, tanpa perlu melakukan tindakan dapat merusak uang.
"Jika masyarakat ingin memastikan keaslian uang Rupiah, cukup gunakan metode 3D. Jangan sampai merusak uang dengan cara membelahnya, karena itu bisa berisiko terkena sanksi pidana," tegasnya.
Dalam hal ini, Bank Indonesia juga menghimbau agar masyarakat menggunakan alat bantu seperti lampu ultraviolet (UV) untuk memeriksa uang Rupiah yang berpendar, guna memastikan keasliannya.
"Uang palsu yang ditemukan di bawah lampu UV akan memiliki pendaran yang berbeda dengan uang asli," ungkap Marlison Hakim.
Sementara itu, Marlison menekankan bahwa Bank Indonesia terus bekerja sama dengan seluruh unsur Botasupal, Polri, Kejaksaan, DJBC, dan perbankan untuk mencegah peredaran uang palsu, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri uang Rupiah yang sah.
"Selain itu, kami mengimbau masyarakat untuk menjaga uang Rupiah dengan baik, agar tidak mudah rusak. Penerapan 5 Jangan juga penting: Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan distapler, Jangan diremas, dan Jangan dibasahi," ujar Marlison Hakim.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com
Ayah Tewas Dibunuh dan Ibu Jadi Tersangka, 2 Putri Brigadir Esco Dapat Pendampingan Psikologi |
![]() |
---|
Bu Fefen Lari Gendong 2 Cucu Kembar Usia 3 Bulan Sebelum Rumah Ambruk Akibat Gempa di Bondowoso |
![]() |
---|
Jasad Ditemukan Tak Utuh di Hutan, Diduga Wawan Pelaku Pembunuhan Keluarga Mantan Istri di Pacitan |
![]() |
---|
Mahasiswi Dibekap Pasir Pantai Kekasihnya hingga Tewas gara-gara Tolak Hubungan Badan |
![]() |
---|
Jenazah Turis Australia Dipulangkan Tanpa Jantung, RS Bali Bantah Terlibat Pencurian Organ |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.