Berita Kudus
Inilah Gethuk Nyimut, Cocok Dijadikan Oleh-oleh Saat Liburan di Kudus, Tiap Porsi Cuma Rp10.000
Terdapat puluhan keluarga konsern menyulap potensi alam jadi produk kuliner legendaris bernama gethuk di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Mengisi waktu liburan akhir tahun tidak hanya berkutat pada destinasi wisata.
Berlibur sembari berburu kuliner cocok untuk dicoba di tengah dinginnya musim hujan.
Di Kabupaten Kudus, terdapat perkampungan terletak di Desa Kajar, Kecamatan Dawe yang di dalamnya terdapat puluhan keluarga konsern menyulap potensi alam menjadi produk kuliner legendaris.
Bernama Gethuk Nyimut, diolah dari ketela pohon yang tumbuh subur di lingkungan sekitar menggunakan resep warisan nenek moyang.
Baca juga: Jajaran Direksi Persiku Kudus Dirombak Demi Bertahan di Liga 2, Ini Daftar Nama dan Posisinya
Baca juga: 152 Sekolah Rusak di Kudus Rampung Diperbaiki Tahun Ini
Beragam macam varian rasa menjadi pembeda Gethuk Nyimut dengan makanan gethuk pada umumnya.
Bahkan nama Gethuk Nyimut kuliner khas lereng Muria dengan cita rasa khasnya kini sudah terkenal di berbagai kota-kota besar di Indonesia.
Sesuai namanya, Gethuk Nyimut merepresentasikan gethuk dalam bentuk bola-bola kecil dan terlihat imut.
Biasanya disajikan di atas piring sebagai hidangan ringan, cocok disantap saat hangat dalam kondisi cuaca dingin.
Lebih dari lima varian rasa dikreasikan para Produsen Gethuk nyimut sejak dikembangkan 2011 di Desa Kajar.
Varian rasa yang banyak diburu penikmat gethuk adalah original, cokelat, dan saus alpukat.
Pada momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), permintaan Gethuk Nyimut melonjak hingga dua kali lipat.
Dari sebelumnya setiap produsen menghabiskan 50 kilogram ketela pohon pada hari bisa, kini lebih dari 100 kilogram dalam sehari.
Produsen Gethuk Nyimut, Fauzul Muna (20) mengatakan, produksi Gethuk Nyimut di keluarganya sudah dirintis sejak 2012.
Saat ini dijalankan oleh generasi ketiga dari sang kakek sebagai generasi pertama.
Kata dia, mayoritas gethuk yang diproduksi oleh warga Desa Kajar merupakan gethuk goreng.
Baca juga: Festival Sepakbola Anak 2024 Digelar di Kudus, Ajang Pencarian Atlet Belia Jawa Tengah
Baca juga: Pedagang Pasar Babe Kudus Pilih Bertahan di Lapak Sementara, Tunggu Pembangunan Tahap Kedua Rampung
Varian terbarunya yang dirintis sejak 2020-2021 adalah saus alpukat, diambil dari buah alpukat yang tumbuh subur di lereng Gunung Muria.
Menurut Muna, gethuk pada zaman nenek moyang sebatas dijadikan sebagai makanan sehari-hari masyarakat Desa Kajar dan sekitarnya.
Dengan memanfaatkan potensi pohon ketela yang tumbuh subur di wilayah pertanian sekitar.
Potensi tersebut kemudian mulai dikembangkan menjadi peluang usaha dengan membubuhkan sedikit kreativitas.
Misalnya dengan menambah varian rasa dan memperluas jangkauan pasar menjadi potensi bisnis yang menjanjikan.
Saat ini Gethuk Nyimut dipasarkan langsung di rumah produksi, pertokoan, hingga dipasarkan secara online.
Harga satu porsinya dibanderol mulai dari Rp10.000, tergantung varian rasa yang dipilih.
Setiap hari laku ratusan porsi gethuk, baik secara offline maupun pesan online.
"Banyak juga yang datang langsung ke sini untuk melihat langsung pengolahan dan borong di tempat."
"Ada juga wisatawan dari atas mampir ke sini untuk beli oleh-oleh gethuk," terangnya, Minggu (29/12/2024).
Baca juga: Kudus Siap Sambut Wisatawan Saat Natal dan Tahun Baru, Pengelola Wisata Wajib Tahu Aturan Baru Ini!
Baca juga: Kajian Sejarah Sunan Kudus Jadi Dasar Usulan Revisi Perda Hari Jadi Kudus, Wacana Museum Digelorakan
Produsen Gethuk Nyimut lainnya, Anjas (50) menambahkan, pada hari biasa atau weekend, bisa menghabiskan hingga puluhan bahan baku ketela pohon.
Sedangkan saat libur nasional atau hari-hari besar, permintaan meningkat dua kali lipat.
"Gethuk yang pada awalnya jadi makanan sehari-hari masyarakat, kini sudah disulap jadi peluang usaha," ujar dia.
Anjas menyebut, saat ini ada sekira 30 warga Kajar yang berprofesi sebagai produsen gethuk.
Ada rasa strobery, nanas, durian, cokelat, dan gethuk krispi.
Spesial gethu krispi dibuat dengan ketela pohon yang berwarna ungu.
Menjadi daya tarik baru bagi penikmat gethuk sebagai makanan pengganti nasi.
"Cara pembuatannya sederhana dengan memanfaatkan ketela pohon sebagai bahan baku," lanjut dia.
Dalam pembuatannya, dipilih bahan baku ketela pohon dengan kualitas baik.
Kemudian ketela pohon dikupas, direndam di dalam air dan dicuci kembali.
Jika sudah bersih, siap untuk ditumbuk menjadi adonan halus dan sedikit lembek, selanjutnya dibentuk sesuai keinginan.
Gethuk Nyimut cocok dijadikan sebagai rekomendasi wisata kuliner, sekaligus oleh-oleh saat berlibur di Kabupaten Kudus. (*)
Baca juga: Libur Nataru, 200.162 Penumpang Berangkat dari Stasiun PT KAI Daop IV Semarang
Baca juga: 3 Stasiun PT KAI Daop V Purwokerto Hadirkan Inovasi Pengering Payung
Baca juga: Parah! Sejoli Dimabuk Asmara Ini Pesta Miras di Tepian Pantai Kartini Jepara
Baca juga: Skor Kacamata Jadi Penutup Akhir Tahun PSIS Semarang, Sukses Tahan Imbang Barito Putera
Kenduren Massal Hari Jadi, Kudus Kota Toleransi yang Harus Terus Dirawat dan Dijaga |
![]() |
---|
Jadi Magnet Internasional, Universitas Muria Kudus Gaet Mahasiswa Asal Yaman hingga Nigeria |
![]() |
---|
Kilas Balik 476 Tahun Kabupaten Kudus Warnai Peradaban Indonesia |
![]() |
---|
Dampak Pemangkasan Transfer APBN: Bupati Kudus Putar Otak, Siap Prioritaskan Anggaran untuk Warga |
![]() |
---|
Akhir Penantian 35 Tahun: Lahan MAN 1 Kudus Resmi Dihibahkan Pemerintah Kabupaten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.