Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Readers Note

Readers Note Sun Djok San : 40 Tahun LDII Mengabdi 

Lambang Jawa Tengah berbentuk kendi amerta (cupu manik) dengan bentuk dasar segi lima. Di dalam lambang, terdapat lukisan siluet candi Borobudur, laut

istimewa
KH Sunardi Joko Santoso 

Oleh : Sun Djok San

Ketua Dai Kamtibmas Polda Jateng

Lambang Jawa Tengah berbentuk kendi amerta (cupu manik) dengan bentuk dasar segi lima. Di dalam lambang, terdapat lukisan siluet candi Borobudur, laut dan gunung kembar, bambu runcing, bintang, padi dan kapas. Terdapat motto prasetya ulah sakti bhakti praja yang artinya Siap bekerja keras berbakti kepada bangsa dan negara. 

Lambang Pemerintah Daerah tersebut selaras dengan budaya organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Tengah yang dalam bulan ini akan menyelenggarakan Muswil ke VIII, artinya selama empat dekade LDII telah mengabdikan diri berpartisipasi membangun bangsa wabil khusus wilayah Jawa Tengah.

Meskipun tampilan luarnya sebagai Ormas keagamaan, namun program-programnya   menyentuh hajat hidup seluruh lapisan masyarakat, yang dikenal dengan delapan program unggulan yaitu :

Baca juga: Kolaborasi LDII Jateng dengan Kejati Jateng, Dari Program Jaksa Masuk Pondok hingga Penegakan Hukum

1. Kebangsaan. Memupuk rasa cinta tanah air, memperkuat wawasan kebangsaan, dan mempererat persatuan bangsa.

2. Dakwah. 

3. Pendidikan. 

4. Ekonomi Syariah. 

5. Kesehatan Herbal. 

6. Ketahanan Pangan dan Lingkungan. 

7. Teknologi Digital. 

8. Energi Baru Terbarukan.

Dengan berbagai hambatan dan tantangan yang harus  dihadapi, sebagai Organisasi kemasyarakatan besar, setelah NU dan Muhammadiyah, LDII memiliki pengalaman beradaptasi dengan kultur warna dinamika masyarakat heterogen yang dihadapi dalam berdakwah.

Dari tahun ke tahun menunjukan progres yang menggembirakan selama menjalin kerjasama dengan para pemangku kepentingan serta sesama organisasi kemasyarakatan lain dengan model kerjasama saling menguntungkan dalam perspektif kalkulasi sosial.

Kualitas kerjasama yang sangat harmonis ini  dipakai sebagai modal utama dalam setiap gerakan yang bermuara pada terciptanya kesetaraan moderasi kehidupan beragama yang saling menghargai, saling menghormati tidak menonjolkan diri sebagai Ormas supervisor terhadap Ormas lainnya dengan mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa guna mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan.

Baca juga: Meneguhkan Moderasi Beragama dan Ketahanan Pangan: Sinergi LDII dan Pemprov Jateng

Tantangan Ke  depan

Sebagai pemerhati dan pelaku kegiatan sosial, saya menilai bahwa Tanggungjawab Pimpinan LDII kedepan dihadapkan permasalahan yang tidak semakin ringan, mulai dari permasalahan internal tentang konsolidasi organisasi, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, ketersediaan anggaran operasional yang kian membengkak, kelengkapan standardisasi sarana prasarana juga permasalahan eksternal yang erat kaitannya dengan IPOLEKSUSBUDHANKAM adalah keniscayaan sosial yang harus dituntaskan secara bijaksana.

Prestasi menonjol yang telah dicapai lima tahun terakhir ini layak diapresiasi antara lain bertambahnya lima guru besar dan jumlah sarjana S2 S3 memperkuat kualitas akreditasi Ponpes yang tersebar di daerah-daerah.

Pembangunan rumah sakit, tempat ibadah dan boarding school terakreditasi, peningkatan greget kewirausahaan, semakin merebaknya para Kiyai dan Ustadz yang terintegrasi dengan sejumlah Ormas papan atas serta Lembaga- lembaga formal  menunjukkan LDII semakin diterima dan dipercaya masyarakat luas ikut nyengkuyung kegiatan pembangunan.

Beberapa prestasi olahraga di tingkat nasional dan internasional ikut mengharumkan nama bangsa dan masih banyak karya kontribusi positif yang dipertahankan bahkan ditingkatkan di masa yang akan datang.

Mimpi ingin menjadi pelopor ketahanan pangan dalam mewujudkan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional sekaligus menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran kiranya perlu dituangkan dalam Muswil tahun ini serta disukseskan dalam pelaksanaan dilapangan.

LDII memiliki slogan BERTANI, artinya secara lahiriah berperan sebagai pelopor sektor pertanian dan secara harafiah mengandung makna mempelopori budaya BERsatu, Tawakal, Amal shalih dan Niat Ibadah.

Baca juga: Ketum LDII KH Chriswanto Santoso : Indonesia, Wilayah Strategis yang Memanggil Semangat Bela Negara

Mitra Strategis 

Keberhasilan LDII selama ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah dan Mitra strategis Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama dan Forum Kerukunan Umat beragama yang telah ikut mendampingi berjuang bergandengan tangan gotong royong saling membantu berdiri sama tinggi duduk sama rendah, saling merangkul dan memberikan motivasi dalam segala suka dan duka.

Pengendalian diri tidak memaksakan keinginan harus sama dari masing-masing Ormas keagamaan merupakan sikap yang perlu diapresiasi.

Majelis Ulama Indonesia sebagai payung umat Islam dan pelopor moderasi beragama memegang peranan penting ikut mengayomi perkembangan ormas-ormas Islam walaupun terkadang dalam mengembangkan payung kebinekaan secara subyektif masih terasa saling tarik menarik secara internal yang berdampak payung umat tidak berkembang optimal sehingga belum bisa mengayomi semuanya. 

Sebagai Pelopor pengamalan Pancasila, disetiap penyelenggaraan suksesi kepemimpinan LDII di tingkat apapun, Munas, Muswil, Musda senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila khususnya 

Sila keempat yang bermakna demokrasi yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan mufakat. Kerakyatan timbul karena adanya kesadaran bahwa manusia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai kata sepakat.

Menerima dan mempertimbangkan pendapat orang lain.

Menerima dan menghargai hasil keputusan musyawarah.

Melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

Keputusan musyawarah selalu terlahir dari kata mufakat atau aklamasi. 

Figur yang memperoleh suara terbanyak belum tentu menjadi pimpinan organisasi. Bahkan yang sering terjadi saling menunjuk dan saling menghindar mengingat beban tanggungjawab membawa amanah yang berat sebagai pimpinan umat.

Sistem voting sangat dihindari adalah sebuah tradisi unik yang patut diteladani. Tradisi musyawarah untuk mufakat bisa mempertebal rasa kekeluargaan, kerukunan, kekompakan, kegotongroyongan dan kelancaran dalam mencapai tujuan.

Semoga tidak lama lagi payung umat Islam yang dioperasionalkan oleh Majelis Ulama Indonesia  bisa lebih lebar membentang seperti sayap burung garuda Pancasila yang menaungi, ngayomi serta ngayomi segenap elemen bangsa yang dijamin kemerdekaannya dalam beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pola pembinaan bukan dengan menjaga jarak tetapi merangkul dalam keluarga besar agar lebih efektif dalam komunikasi saling asah, asih dan asuh mewujudkan peradaban kemanusiaan yang lebih luhur. 

Semoga Alloh selalu meridhoi perjuangan kita semua dalam membangun bangsa dan negara. Aamiin!

Baca juga: Audensi LDII Jateng dan Kodam IV Diponegoro Bahas Moderasi Beragama hingga Kebangsaan

Baca juga: LDII dan Lemhannas RI Siap Bersinergi Memperkuat Nilai Kebangsaan di Era Globalisasi

Baca juga: LDII Menggerakkan Masyarakat untuk Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Gerakan Lingkungan yang Holistik

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved