Berita Purbalingga
Tragedi di Dasar Sumur: Perjuangan Terakhir Warsono Melawan Gas Beracun
Minggu sore yang seharusnya menjadi rutinitas biasa berubah menjadi duka mendalam bagi keluarga Warsono (45), warga Desa Adiarsa, Purbalingga
Penulis: Pingky Setiyo Anggraeni | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA – Minggu sore yang seharusnya menjadi rutinitas biasa berubah menjadi duka mendalam bagi keluarga Warsono (45), warga Desa Adiarsa, Kecamatan Kertanegara, Kabupaten Purbalingga.
Niatnya membantu menguras sumur justru menjadi perjalanan terakhirnya setelah diduga menghirup gas beracun di dalam sumur sedalam 12 meter.
Baca juga: Sentra Halal UMP dan Serunai Commerce Malaysia Diskusikan Digitalisasi Halal untuk Sentra Halal
Baca juga: IPW Protes 2 Polisi Pemeras di Semarang Disanski Demosi : Preman Berbaju Polisi Layak di- PTDH
Hari itu, Warsono menerima permintaan tolong dari seorang warga di Desa Krangean. Tanpa ragu, ia mengiyakan. Baginya, menguras sumur bukanlah pekerjaan asing.
Bertahun-tahun ia mengandalkan keterampilan ini untuk menghidupi keluarganya. Namun, siapa sangka pengalaman yang telah ia jalani sekian lama justru menjadi akhir dari hidupnya.
Sekitar pukul 15.00 WIB, pekerjaan hampir rampung. Warsono turun kembali ke dasar sumur untuk mematikan mesin diesel dan membersihkan sisa lumpur.
Namun, setelah 10 menit, rekan kerjanya yang menunggu di atas sumur merasa ada yang ganjil. Warsono tidak memberikan tanda-tanda kehidupan.
“Setelah 10 menit korban turun, rekannya melihat korban sudah tidak sadarkan diri di dalam sumur,” ujar Trisno, Koordinator Unit Siaga SAR (USS) Banyumas.
Panik menyergap. Warga segera menghubungi tim rescuer dari USS Banyumas. Waktu terasa begitu lambat di tengah ketegangan menunggu bantuan tiba. Setiap detik berlalu, harapan menemukan Warsono dalam keadaan selamat semakin menipis.
Ketika laporan diterima, tim rescue bergerak cepat. Mereka membawa peralatan Confined Space Rescue (CSR), perlengkapan khusus untuk penyelamatan di ruang terbatas seperti sumur.
Dengan hati-hati, proses evakuasi dimulai. Gas beracun di dalam sumur membuat upaya penyelamatan menjadi tantangan besar.
Kesalahan kecil bisa berakibat fatal, bukan hanya bagi korban, tapi juga para penyelamat.
Hingga pukul 19.00 WIB, setelah perjuangan panjang dan penuh kehati-hatian, jasad Warsono akhirnya berhasil diangkat ke permukaan.
Suasana haru menyelimuti lokasi kejadian. Tangis keluarga pecah saat menyambut kepulangan Warsono dalam keadaan tak bernyawa.
Baca juga: Cicilan KUR BRI 2025: Tabel Angsuran Lengkap Sampai Rp 500 Juta
Baca juga: Sosok Raisa, Mahasiswi di Malang Gunakan Plat Nomor Palsu dengan Tulisan Vulgar: Demi Konten Tik Tok
“Dalam proses evakuasi korban, tim SAR gabungan menggunakan sistem lifting dan lowering,” jelas Trisno.
Dengan evakuasi yang telah selesai, operasi SAR pun resmi ditutup. Namun, duka yang ditinggalkan insiden ini masih terasa mendalam.
Warsono, seorang pekerja keras yang dikenal ramah di lingkungannya, kini telah pergi untuk selamanya.
Kejadian tragis ini menjadi pengingat akan bahaya gas beracun di ruang tertutup seperti sumur.
Meski tampak sepele, sumur yang baru dikuras dapat menghasilkan gas beracun yang mematikan, seperti karbon dioksida atau hidrogen sulfida.
Tanpa alat pendeteksi atau perlindungan yang memadai, nyawa bisa melayang dalam hitungan menit.
Kini, di rumah duka, istri dan anak-anak Warsono harus menghadapi kenyataan pahit. Sosok yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga telah pergi, menyisakan kenangan dan doa dari mereka yang mencintainya.
Tragedi ini menjadi peringatan bagi semua, bahwa di balik pekerjaan sederhana seperti menguras sumur, ada bahaya besar yang mengintai. Dan di balik angka korban, selalu ada cerita hidup yang berakhir terlalu cepat.(*)
Viral Jalan Aspal Senilai Rp 160 Juta di Purbalingga Ditumbuhi Rumput, Ternyata Dana Aspirasi Dewan |
![]() |
---|
Dinkes Purbalingga Jamin Anak Bebas Cacingan: Rutin Beri Obat Gratis dari Kemenkes |
![]() |
---|
Dulu Pasar Bojong Purbalingga Ramai Sekarang Sepi, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Kondisi Psikis Anak Bakar Rumah Gegara Tak Diberi Uang Rp200 Ribu di Purbalingga, Diduga Depresi |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Minta Uang Rp 200 Ribu Ga Diberi, Pemuda di Purbalingga Bakar Rumah Orangtuanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.