Tuka Tuku, Marketplace UMKM Purbalingga yang Dukung Produk Lokal
Tuka Tuku Purbalingga hadir sebagai marketplace yang mendukung UMKM lokal dalam memasarkan produk secara offline dan online, termasuk melalui Shopee.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA – UMKM atau usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan sektor yang layak mendapat perhatian pemerintah.
Selain membantu mengurangi angka pengangguran, keberadaan UMKM juga menjadi ciri khas tersendiri bagi suatu daerah.
Salah satu upaya pemerintah untuk mendukung UMKM di Purbalingga adalah dengan menghadirkan Tuka Tuku.
Tuka Tuku merupakan marketplace khusus bagi pelaku UMKM Purbalingga yang bertujuan memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan pendapatan mereka.
"UMKM di Purbalingga banyak, jadi kita jadikan satu di Tuka Tuku ini. Tuka Tuku sebetulnya merupakan pusatnya UMKM Purbalingga," ujar Lia Kurniasih, admin Tuka Tuku Purbalingga, kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (25/2/2025).
Marketplace ini berdiri sejak Agustus 2019 dan awalnya bekerja sama dengan Bukalapak untuk membantu pemasaran produk UMKM lokal.
Selain memiliki toko offline di kompleks Taman Usman Janatin Purbalingga, Tuka Tuku juga hadir di beberapa platform online seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan TikTok.
"Kita ada di beberapa platform, tapi saat ini fokusnya di Shopee dan TikTok karena lebih banyak penjualan dari situ," jelas Lia.
Produk yang dijual di Tuka Tuku mayoritas berupa produk olahan kering dari UMKM Purbalingga.
"Di sini kita hanya menjual produk-produk kering supaya lebih awet," tambahnya.
Beberapa produk yang tersedia antara lain cocktail, olahan nanas, aneka sambal, kopi, olahan lele, dan lainnya.
"Selain menjual aneka ragam produk UMKM, produk-produk di sini juga menjadi ikon khas Purbalingga seperti makaroni dan olahan nanas. Jadi kalau orang ke Purbalingga mau beli oleh-oleh yang terkenal, bisa beli di sini," ujar Lia.
Produk yang dijual di Tuka Tuku berasal dari berbagai kecamatan di Purbalingga.
"Setiap kecamatan ada, dan mereka biasanya tidak hanya punya satu produk. Misalnya olahan lele bisa dibuat jadi abon, pastel, atau ladreg yang berasal dari duri ikan," jelas Lia.
Selain makanan, Tuka Tuku juga menjual berbagai kerajinan tangan seperti tempat sendok dari bambu, cobek kayu, patung Soedirman, dan blangkon.
Strategi pemasaran Tuka Tuku dilakukan melalui iklan berbayar dan promosi live di platform online.
Selain itu, pihak Tuka Tuku juga memasukkan produk UMKM ke mitra seperti toko oleh-oleh di berbagai daerah.
"Selain produk masuk ke sini, kita juga menaruh produk Tuka Tuku ke mitra atau tempat oleh-oleh di beberapa daerah. Tujuannya agar produk lebih laku dan orang tahu bahwa ini produk UMKM Purbalingga. Beberapa produk juga sudah masuk ke Alfamart dan Indomaret," ungkapnya.
Promosi live di platform online biasanya dibantu oleh PLUT Purbalingga dan dilakukan oleh siswa PKL.
Live streaming dilakukan setiap hari untuk meningkatkan penjualan produk.
Bagi pelaku UMKM Purbalingga yang ingin bergabung dengan Tuka Tuku, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
Persyaratan tersebut antara lain memiliki KTP asli domisili Purbalingga, sertifikat PIRT, dan produk memiliki masa kedaluwarsa minimal tiga bulan.
"Yang penting tiga itu dulu, KTP Purbalingga, PIRT, dan expired minimal tiga bulan. Jika belum memiliki sertifikat halal, kami bisa bantu. Untuk packaging juga tidak masalah jika masih sederhana, karena kami bisa membantu membuat desain yang lebih menarik," pungkasnya.
Tiap Anggota Paskibraka Purbalingga Dapat Insentif Rp750 Ribu, Kapan Diberikan? |
![]() |
---|
Bayar Royalti Musik Wajib, Pakar Hukum Unika Soegijpranata: UMKM Bisa Dikecualikan |
![]() |
---|
Dukung Progam MBG, Purbalingga Tambah Tiga Dapur Baru dari Yayasan Prawiro |
![]() |
---|
Pemprov Jateng Pertemukan Pelaku UMKM dan Industri melalui Ajang Business Matching |
![]() |
---|
Brownies d'Qiya, UMKM Asal Kendal Terbantu Pemasaran Lewat Gerai Alfamart |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.