Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Siapkan Masa Depan, Elly Amaliyah Rutin Sisihkan Penghasilan untuk Tabungan Emas

Perjuangan Ellya Amaliyah, seorang pekerja perusahaan swasta di Kota Semarang menabung emas di Pegadaian.

TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN 
TABUNGAN EMAS DIGITAL - Seorang pegawai swasta, Ellya Amaliyah di Semarang menunjukan tabungan emas digitalnya di aplikasi Pegadaian Digital, Minggu (16/3/2025). Ellya rajin menabung emas sejak 2018 silam.  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.

Peribahasa itu cocok menggambarkan perjuangan Ellya Amaliyah, seorang pekerja perusahaan swasta di Kota Semarang.

Selama tujuh tahun terakhir, Ellya rajin berinvestasi di Pegadaian. 

Ia mulai menabung emas sejak 2018 silam.

Saat itu, ada program dari Pegadaian memperkenalkan tabungan emas

Dari kegiatan itu, ia dibuatkan tabungan emas berisi Rp 250 ribu yang dikonversi berupa emas. 

Baca juga: Kisah Kennard Siswa Kelas 2 SD Asal Pemalang Sumbang Medali Emas di Olimpiade Matematika Thailand

"Saya berpikir sepertinya programnya bagus. Setelah itu, saya lanjut rutin nabung emas," ucap Ellya, Minggu (16/3/2025). 

Sejak dibukakan tabungan yang dibonusi saldo Rp 250 ribu itu, ia rutin menabung sedikit demi sedikit. Selain bekerja sebagai karyawan swasta, Ellya memiliki pekerjaan sampingan sebagai content writer. Hasil pekerjaan sampingan itu, ia sisihkan untuk dimasukan ke tabungan emas

Sementara, gaji dari perusahaan yang diterima tiap bulan digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Tak banyak, ia hanya menyisihkan uang Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu setiap mendapat tambahan penghasilan untuk menabung emas.

Pertama kali menabung emas, harga masih berkisar Rp 600 ribu per gram.

Kini, hasilnya benar-benar dirasakan karena harga emas kian melambung. 

"Saya nabungnya sedikit-sedikit, nggak terasa. Beberapa tahun kemudian, harga emas melambung. Sekarang, tabungan saya sudah sampai lebih dari 10 gram. Ternyata, harganya mengalami peningkatan. Dihitung-hitung dulu enam jutaan untuk 10 gram. Sekarang sudah lebih dari Rp 10 jutaan. Benar-benar terasa kenaikan harganya," ungkapnya. 

Ia pernah mencoba untuk menarik atau menjual untuk membuktikan apakah tabungan emas itu bisa ditarik mengikuti perkembangan harga emas.

Ia pun menjual satu gram.

Uang yang masuk ke rekeningnya dari hasil penjualan emas itu terbukti sesuai harga emas terkini. 

Kemudahan Menabung Emas 

Perempuan berusia 32 tahun itu sangat merasakan kemudahan dalam menabung emas. Ia tak perlu jauh-jauh ke kantor Pegadaian. Hanya melalui segenggam handphone miliknya, ia bisa langsung berinvestasi. 

"Meskipun ada buku tabungan dan bisa datang ke kantor pegadaian, saya lebih memilih lewat aplikasi Pegadaian Digital. Sistemnya gampang banget," ujarnya. 

Ellya menilai, tabungan emas memiliki masa depan yang lebih baik karena fluktuasi harga emas cenderung naik. Tabungan emas ini ia persiapkan untuk masa depan, termasuk persiapan pendidikan anak dan persiapan lainnya saat hari tua. 

Perluas Lini Bisnis Melalui Bullion Bank

Sementara itu, Kepala Departemen Bisnis PT Pegadaian Kanwil XI Semarang, Tyas Ari Hidayat mengatakan, tabungan emas Pegadaian sudah lama berjalan sejak 2011.

Tabungan emas kala itu diresmikan oleh Presiden RI ke-7, Joko Widodo. Kemudian, pada tahun ini, Bullion Bank atau Bank Emas diresmikan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. 

Dengan diluncurkannya Bullion Bank ini, ada tambahan lini bisnis tidak hanya tabungan emas atau titipan emas. Akan ada produk pinjaman modal kerja (PMK) emas, deposito emas, dan pembiayaan emas

"Seluruh lini bisa kami layani melalui Bullion Bank. Dulu, hanya masyarakat nitip beli emas, dititipkan ke pegadaian. Nantinya, ke depan, emas yang dititipkan jadi sumber pendapatan dengan deposito," jelas Tyas. 

Lebih lanjut, Tyas memaparkan, nasabah bisa mendepositokan emasnya minimal lima gram dengan jangka waktu enam bulan hingga 12 bulan.

Setiap tahun, nasabah mendapatkan imbal jasa sekira satu pesen setahun yang diberikan perbulan.

Saat ini, total deposito emas se-Kanwil Semarang mencapai 61.048 gram. 

"Emas yang didepositokan oleh nasabah akan kami putar, atau kami jadikan pembiayaan untuk pengusaha emas di indonesia dengan PMK emas," jelasnya. 

Tyas melanjutkan, jumlah nasabah tabungan emas di Pegadaian sejak diluncurkan hingga sekarang terus meningkat.

Jumlah nasabah tabungan emas aktif hingga 11 Maret 2025 tercatat sebanyak 363.659 orang. 

Sejak peluncuran Bullion Bank, jumlah nasabah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Pada 26 Februari lalu, ada 359.394 nasabah. Per 11 Maret lalu, mengalami peningkatan sebanyak 4.265 nasabah sehingga menjadi 363.659 nasabah. 

Aman Menabung Emas Digital 

Tyas mengatakan, tabungan emas Pegadaian berbentuk penyimpanan digital.

Sedangkan, fisiknya disimpan di Pegadaian. Sehingga, menurut dia, lebih aman dibanding menyimpan fisik emas di rumah.

Nasabah bisa mencetak fisik emas apabila memerlukan. 

"Misalnya, mau nikah, untuk mahar bisa dicetakkan. Atau, mau butuh uang cash bisa dicairkan melalui outlet atau alplikasi digital servis. Bisa juga digadaikan. Makanya, minat masyarkaat dari dulu smpe sekarang banyak," ujarnya. 

Dengan bisnis bullion, dia berharap, akan semakin banyak masyarakat yang tertarik menabung emas.

Pihaknya menargetkan, jumlah nasabah meningkat pada 2025 mencapai 385.000 orang di Kanwil Semarang.

Menabung Emas Bisa Lewat BRImo

Ada beragam cara yang bisa dilakukan nasabah untuk menabung emas. Pertama, melalui outlet Pegadaian.

Selain itu, Pegadaian juga memiliki aplikasi yakni Pegadaian Digital yang lebih memudahkan nasabah dalam berinvestasi emas.

Terbaru, aplikasi BRImo memiliki fitur untuk menabung emas. Sehingga, nasabah BRI bisa lebih mudah menabung emas lewat BRImo.

Saat ini, pembukaan rekening tabungan emas lewat BRImo masih promo hanya Rp 10 ribu. 

Dengan bergabungnya Pegadaian bersama BRI Group, ia berharap, masyarakat bisa lebih mengenal produk Pegadaian, terutama tabungan emas.  

"Buka atau nabung tiap hari lewat BRImo ada. Pengguna BRImo banyak, jadi lebih memudahkan prouduk kita, fitur Pegadaian dikenal masyarakat," ucapnya. 

Emas Sebagai Pasar Keuangan 

Sementara itu, Guru Besar sekaligus Ekonom Universitas Diponegoro (Undip), FX Sugiyanto menyampaikan, emas yang merupakan aset bukanlah hal baru sebagai alat tukar. 

Dengan diresmikannya Bank Emas, menurut dia, menjadi sebuah rekognisi bahwa emas masuk dalam standar pasar keuangan finansial.

Selama ini, pasar keuangan finansial meliputi pasar modal, gadai, dan beragam macamnya. Emas sebagai satu bentuk pasar keuangan baru yang diakui dalam sistem keuangan di Indonesia.

"Poin positif kalau kita lihat dari sejarah, emas itu relatif paling stabil fluktuasinya. Kalau menyimpan aset dalam bentuk emas, itu relarif tidak mengalami fluktuasi yang relatif tinggi, bisa digunakan untuk jaminan dan pinjaman setara dengan pinjaman emas," jelasnya. 

Baca juga: Beri Kesempatan Emas Calon Mahasiswa Baru, Kampus UIN Saizu Buka PMB 2025 Berbagai Jalur Seleksi

Kelebihannya, kata dia, lebih pada stabilitas nilai aset. Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis tersebut memandang, emas sendiri relatif kategori liquid sebagai alternatif aset keuangan. Ini menjadi sisi positif.

Sebaliknya, tentu ada beberapa kekurangan karena emas relatif langka.

"Kita punya sejarah pengalaman standar emas, kelangkaan ini yang menjadikan orang berebut emas. Untungnya, sekarang hanya sebagai alternatif. Tentu, lebih disosialisasikan pemahaman masyarakat sebagai alternatif. Sisi positifnya lebih banyak," terangnya. 

Sugiyanto menyebut, emas yang selama ini hanya disimpan di rumah bisa dimasukan dalam sistem keuangan. Itu akan meningkatkan aset-aset yang selama ini tidak tercatat dan masuk standar pasar keuangan. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved