Berita Kudus
Pemkab Kudus Bakal Daftarkan Tradisi Sewu Kupat Sunan Muria ke MURI
Pada 2025, tradisi sewu kupat digelar pada Senin 7 April 2025 atau tepatnya pada 8 Syawal 1446 hijriah atau saat peringatan Lebaran ketupat.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pemkab Kudus berencana mendaftarkan tradisi sewu kupat yang digelar di Kompleks Makam Sunan Muria Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus untuk mendapatkan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Pencatatan rekor tersebut karena tradisi tersebut mengandung unsur budaya dan keunikan.
Pada 2025, tradisi sewu kupat digelar pada Senin 7 April 2025 atau tepatnya pada 8 Syawal 1446 hijriah atau saat peringatan Lebaran ketupat.
Baca juga: Gunungan Kupat Lepet dan Miniatur Bulus Meriahkan Kirab Syawalan di Hadipolo Kudus
Baca juga: Tradisi Bada Kupat di Masjid Jami Agung Madaran Kudus, Penanda Akhir Perayaan Idulfitri
Ada 23 gunungan yang berisi ketupat, lepet dan hasil bumi dalam tradisi sewu kupat kali ini.
Gunungan tersebut datang dari tiap desa di Kecamatan Dawe dan RT di Desa Colo.
Mula-mula gunungan dikumpulkan untuk didoakan di lokasi Makam Sunan Muria di lereng Gunung Muria.
Setelahnya, gunungan dikirab turun menuju Taman Ria Colo yang menjadi lokasi puncak tradisi sewu kupat.
Lebaran ketupat ini merupakan tradisi yang acap dilakukan sebagian masyarakat Jawa.
Waktunya yaitu sepekan setelah puncak perayaan Idulfitri.
Untuk tradisi sewu kupat di kompleks Makam Sunan Muria mulai digelar sejak 2007 digagas oleh sejumlah tokoh termasuk Musthofa yang pernah menjabat Bupati Kudus periode 2008-2018.
“Sewu Kupat Sunan Muria yang saya gagas sejak 2007 bersama-sama tokoh lain dan sampai saat ini tetap melaksanakan."
"Saya berpesan kepada Bupati dan Wakil Bupati Kudus bahwa yang sudah dirintis baik ini tetap dilaksanakan,” kata Musthofa.
Makna dari sewu kupat merupakan simbol dari Kabupaten Kudus yang memiliki atribusi religius.
Untuk itu perlu adanya penguatan tradisi yang sifatnya berbau keagamaan.
Kemudian momentum Idulfitri juga menjadi ajang untuk saling bermaaf-maafan.
Karenanya, tradisi ini juga bagian dari penguatan perilaku luhur dan kesantunan kepada generasi penerus.
Puncak dari seluruh rangkaian tradisi sewu kupat yaitu saat ribuan warga merebutkan gunungan yang berisi ketupat, lepet, dan hasil bumi dari lereng Gunung Muria.
Di antara hasil buminya yaitu alpukat, parijoto, dan terong.
Baca juga: Libur Lebaran Sedot Belasan Ribu Wisatawan di Lereng Muria Kudus
Baca juga: Bupati Samani Intakoris Pastikan Arus Balik Lebaran di Terminal Induk Jati Kudus Tertib dan Terdata
Ribuan warga yang hadir langsung menyerbu gunungan tersebut setelah seluruh rangkaian tradisi sewu kupat selesai dengan diakhiri doa.
Beberapa dari mereka ingin mendapatkan parijoto.
Ada pula yang memilih ketupat atau lepet.
Warga, Islamiyati (28) berhasil mendapatkan alpukat, lepet, dan parijoto setelah berjibaku dengan ribuan warga lainnya saat rebutan isi gunungan.
Hasil yang didapat itu akan dibawa pulang karena dia percaya di dalamnya ada keberkahan.
Apalagi ada nilai keramat dari Sunan Muria yang terkandung dalam isi gunungan.
“Semoga berkah dari Sunan Muria, pekerjaan lancar,” kata Islamiyati.
Sementara itu Bupati Kudus Sam’ani Intakoris mengatakan, pihaknya sebagai pemimpin Kabupaten Kudus komitmen untuk terus melanjutkan tradisi yang sudah berjalan bertahun-tahun tersebut.
Pasalnya, tidak ada alasan untuk tidak melestarikan tradisi baik yang sudah ada.
“Ini juga bisa menjadi daya tarik wisata budaya untuk menarik wisatawan datang ke Kudus,” kata Sam’ani.
Untuk semakin meneguhkan komitmennya tersebut, Sam’ani berencana akan mendaftarkan tradisi sewu kupat agar tercatat dalam MURI pada 2026.
Hanya saja untuk konsepnya, pihaknya masih belum merancangnya.
“Karena tradisi sewu kupat ini hanya ada di Kudus,” kata dia. (*)
Baca juga: TERTANGKAP! 4 Pemuda Spesialis Pencurian Barang Antik di Sragen, Gunakan Linggis Saat Beraksi
Baca juga: ASN Pemkot Semarang Bolos Kerja di Hari Pertama Usai Libur Lebaran, Berikut Sanksi yang Diterapkan
Baca juga: Belum Ditemukan, Remaja Asal Desa Banjarsari Hilang Terseret Ombak di Pantai Karangpakis Cilacap
Baca juga: Innalillahi, Pria Lansia Tewas Kecelakaan di Boyolali, Ditabrak Bus Saat Menyeberang Jalan
Kudus
Pemkab Kudus
feature
tradisi kudus
Tradisi Sewu Kupat
Musthofa
Samani Intakoris
makam Sunan Muria
parijoto
Lebaran Ketupat
Dampak Pemangkasan Transfer APBN: Bupati Kudus Putar Otak, Siap Prioritaskan Anggaran untuk Warga |
![]() |
---|
Akhir Penantian 35 Tahun: Lahan MAN 1 Kudus Resmi Dihibahkan Pemerintah Kabupaten |
![]() |
---|
Puncak Hari Jadi Ke-476 Kudus, Bupati Sam'ani: Masih Banyak PR yang Harus Diselesaikan |
![]() |
---|
Banyak Kegiatan Olahraga Digelar di Kudus, Bupati Sam’ani Optimistis Bisa Tambah Pendapatan Daerah |
![]() |
---|
Bupati Kudus Nonaktifkan Kades Umar Tersangka Dugaan Korupsi APBDes Cendono Rp571 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.