Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

RPJMD Jateng 2025-2030: Visi Lestari, Realita Banjir Tak Terkendali

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2030, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menetapkan visi besar, menjadikan Jateng tangguh bencana.

Penulis: budi susanto | Editor: raka f pujangga
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
TENGGELAM - Sejumlah bangunan yang ada di wilayah perbatasan Kota Semarang - Demak tenggelam, beberapa waktu lalu. Kondisi tersebut dirasa semakin parah oleh masyarakat yang mendiami wilayah pesisir Jateng. 

Kemudian desalinasi air di Pekalongan sebagai solusi krisis air bersih akibat intrusi air laut yang diperparah banjir rob.

Yang terakhir adalah edukasi dan desa tangguh bencana, yaitu program peningkatan kapasitas masyarakat menghadapi bencana, termasuk mitigasi perubahan iklim.

"Berbagai program tersebut bertujuan untuk mengentaskan banjir yang melanda di Jateng," terangnya beberapa waktu lalu.

Namun, menurut Edy Susilo, dosen Universitas Semarang sekaligus pemerhati konservasi air, solusi teknis saja tak cukup. 

Ia menyoroti bahwa banjir tak sekadar akibat hujan deras, tapi juga buah dari pembangunan yang abai terhadap lingkungan.

“Ruang terbuka hijau dan daerah resapan air terus berkurang karena pembangunan. Prinsip ‘Zero Delta Q’ yang seharusnya mencegah peningkatan limpasan air hujan masih banyak diabaikan,” katanya dalam keterangannya.

Edy menyarankan penerapan teknologi sederhana namun efektif seperti sumur resapan, lubang biopori, dan pipa resapan horizontal (PRH) yang ia temukan pada 2020 dan telah diterapkan di Semarang.

Baca juga: Pembahasan Raperda RPJMD Kota Semarang Jadi Prioritas, Sesuaikan Visi Misi Wali Kota Terpilih

“Air hujan bukan musuh. Ia adalah anugerah yang harus dikelola. Jangan dibuang, tapi disimpan dan dimanfaatkan,” tegasnya.

Edy juga menekankan pentingnya dukungan kebijakan untuk mendorong pemanfaatan teknologi resapan, serta perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola air hujan.

“Tidak bisa terus menyalahkan hujan. Banjir adalah cerminan dari bagaimana kita memperlakukan lingkungan. Kalau ingin masa depan bebas banjir, perubahan harus dimulai dari sekarang dari kita sendiri,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved