Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN Saizu Purwokerto

Hijaukan Negeri! UIN Saizu Purwokerto Tanam Pohon Matoa Dukung Gerakan 1 Juta Pohon Matoa Kemenag

UIN Saizu Purwokerto menunjukkan komitmennya dalam pelestarian lingkungan, dengan ikut ambil bagian dalam Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa.

Editor: deni setiawan
UIN SAIZU PURWOKERTO
TANAM POHON MATOA - Rektor UIN Saizu Purwokerto, Prof Ridwan beserta jajarannya menanam pohon matoa di lahan Kampus I Purwokerto, Senin, 21 April 2025. Ini merupakan bagian dari Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa yang diinisiasi oleh Kemenag RI. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - UIN Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menunjukkan komitmennya dalam pelestarian lingkungan, dengan ikut ambil bagian dalam Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa.

Program ini diinisiasi oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).

Kegiatan penanaman pohon matoa di kampus hijau dipimpin langsung Rektor UIN Saizu Purwokerto, Prof Ridwan dan dihadiri para Wakil Rektor, pejabat kampus, serta stakeholders terkait, dan media massa.

Baca juga: Prestasi Gemilang! Mahasiswa FTIK UIN Saizu Sabet Juara 1 Lomba Video Konten Literasi Banyumas 2025

Baca juga: UIN Saizu Gelar Monev Akademik Adiksi: Dorong Mahasiswa Jadi Teladan Inspiratif!

Kegiatan berlangsung di lahan Kampus I Purwokerto, pada Senin, 21 April 2025.

Menurut Prof Ridwan, hal ini menjadi bagian dari konsen Kementerian Agama untuk menghijaukan bumi ini dalam rangka untuk membangun bumi yang sejuk, yang nyaman, dan indah.

UIN Saizu mengambil peran dengan menanam pohon matoa di Kampus I Purwokerto dan Kampus II di Purbalingga. 

"Hari ini, Senin 21 April 2025, UIN Saizu Purwokerto melakukan penanaman pohon matoa sebagai bagian dari Program Kementerian Agama dalam Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa di seluruh Indonesia."

"Langkah ini menjadi bentuk nyata kepedulian kami terhadap kelestarian lingkungan,” ungkapnya.

Dia menambahkan, gerakan ini tidak sekadar menanam pohon, melainkan juga sebagai simbol tanggung jawab spiritual terhadap ciptaan Tuhan.

Harapannya, langkah kecil ini dapat memberikan dampak besar bagi kelangsungan hidup bumi.

Mengapa Pohon Matoa?

Pohon matoa dipilih sebagai ikon gerakan ini bukan tanpa alasan.

Matoa merupakan tanaman endemik khas Papua yang memiliki keunggulan ekologis, sosial, dan budaya.

Secara ekologis, pohon ini sangat adaptif dan mampu tumbuh di berbagai kondisi tanah serta iklim tropis Indonesia.

Daunnya yang rindang berfungsi sebagai peneduh alami dan penghasil oksigen yang baik, sehingga membantu mendinginkan suhu lingkungan.

Buah matoa juga dikenal kaya akan antioksidan dan vitamin, memberikan manfaat kesehatan yang besar.

"Selain itu, nilai budaya pohon ini sangat kuat."

"Di beberapa daerah di Indonesia, khususnya Papua, kayu matoa digunakan dalam konstruksi rumah adat dan menjadi simbol kearifan lokal," bebernya.

Dengan menanam pohon matoa, Kemenag ingin menyampaikan pesan penting, menjaga lingkungan dapat dimulai dari pelestarian tanaman lokal yang sarat nilai dan manfaat.

Ini sejalan dengan pendekatan ekoteologi, yaitu pendekatan religius terhadap pelestarian lingkungan.

Baca juga: Dosen FEBI UIN Saizu Bersinar di Dunia Internasional, Bahas Etika Bisnis Islam untuk Solusi Global

Baca juga: 12 Dosen UIN Saizu Purwokerto Terpilih Sebagai Reviewer Nasional Litapdimas 2025–2027

Komitmen Hijau dalam Bingkai Ekoteologi

Gerakan penanaman pohon matoa merupakan bagian dari program Ekoteologi yang masuk dalam Asta Program Prioritas Kementerian Agama RI 2025–2029.

Berdasarkan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemenag Nomor 182 Tahun 2025, program ini bertujuan memperkuat harmoni antara manusia, alam, dan budaya.

Kegiatan ini bukan hanya dilakukan oleh UIN Saizu Purwokerto, tetapi juga melibatkan seluruh satuan kerja Kementerian Agama, seperti rumah ibadat, kantor Kemenag, pesantren, madrasah, hingga perguruan tinggi keagamaan di seluruh Indonesia.

Upaya kolektif ini menjadi bagian dari implementasi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, khususnya cita ke-8 yang menekankan pentingnya harmoni dengan alam dan peningkatan toleransi umat beragama.

Distribusi bibit dilakukan melalui kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Kehutanan, serta kelompok tani.

Monitoring juga dilakukan menggunakan teknologi geotagging untuk memastikan keberhasilan program.

Harapan dan Dampak Jangka Panjang

Program ini diharapkan tidak hanya sukses secara kuantitatif, tetapi juga mampu membangun kesadaran ekologis umat beragama serta memperkuat kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, keagamaan, dan masyarakat.

“Kami mohon kepada Allah SWT agar langkah kecil ini memberi dampak besar untuk menciptakan dunia yang bersih, hijau, dan asri,” tutup Prof Ridwan penuh harap.

Untuk penanaman di Kampus UIN Saizu, jumlah pohon matoa sebanyak 50 bibit, durian 5 bibit, dan mangga 3 bibit.

Gerakan ini menjadi bukti bahwa perguruan tinggi keagamaan mampu menjadi pionir dalam perubahan sosial dan pelestarian lingkungan.

UIN Saizu Purwokerto telah menanam benih harapan bukan hanya untuk kampus, tetapi untuk Indonesia yang lebih hijau dan lestari. (*)

Baca juga: UIN Saizu Dapat Bantuan Mobil Ambulans dari BRI, Dukung Pelayanan Prima Klinik Isyfina ke Masyarakat

Baca juga: UIN Saizu Perpanjang Jadwal Registrasi dan Unggah Berkas SPAN-PTKIN 2025, Catat Tanggal Terbarunya!

Baca juga: UIN Saizu Purwokerto Kejar Pemeringkatan Global, Demi Wujudkan Kampus Berkelas Dunia

Baca juga: Alur Pemeriksaan Kesehatan & Bebas NAPZA Camaba UIN Saizu Jalur SPAN-PTKIN di Klinik Isyfina Medika

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved