Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

Cerita Nenek 70 Tahun Ngalab Berkah di HUT ke 59 Batang, Ikut Berebut Gunungan Hasil Bumi

Gunungan hasil bumi yang menjulang tinggi, terdiri dari aneka sayur, buah, dan palawija, diarak dengan megah oleh para peserta kirab HUT ke 59 Batang.

Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI
BEREBUT GUNUNGAN - Ribuan warga berebut gunungan hasil bumi seusai Kirab Budaya HUT ke-59 Kabupaten Batang di Halaman Pendopo Pemkab Batang, Minggu (27/4/2025). Bagi warga Batang, gunungan hasil bumi bukan sekadar simbol kemakmuran, dipercaya hasil panen yang diperebutkan dalam tradisi ini membawa keberkahan bagi siapa pun yang berhasil mendapatkannya. 

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Tak seperti Minggu biasanya, hari ini menjadi momen penting bagi Kabupaten Batang.

Sejak pagi hari, ribuan warga telah berkerumun di area Pendopo Kabupaten Batang hingga sepanjang  jalur Kirab Budaya Batang.

Dengan penuh semangat, mereka menanti momentum sakral yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan HUT ke -59 Kabupaten Batang, yaitu tradisi kitab budaya dan rebutan gunung hasil bumi.

Baca juga: Kreasi Kostum hingga Barongan Meriahkan Kirab HUT ke-59 Kabupaten Batang

Baca juga: Menjelang Pemberangkatan Haji, Bupati Batang Beri Pesan Khusus untuk 727 Calhaj

Gunungan hasil bumi yang menjulang tinggi, terdiri dari aneka sayur, buah, dan palawija, diarak dengan megah oleh para peserta kirab. 

Ornamen warna-warni dan iring-iringan kesenian tradisional menambah semaraknya suasana.

18 gunungan yang dikirab merupakan hasil bumi dari 15 kecamatan di Kabupaten Batang.

Masyarakat, dari anak-anak hingga orangtua, tidak sekadar menyaksikan, tetapi turut merasakan makna mendalam dari tradisi ini.  

Bagi warga Batang, gunungan hasil bumi bukan sekadar simbol kemakmuran. 

Mereka percaya bahwa hasil panen yang diperebutkan dalam tradisi ini membawa keberkahan bagi siapa pun yang berhasil mendapatkannya. 

Setiap tahun, antusiasme yang ditunjukkan tak pernah surut, ada yang berlari cepat, ada yang beradu strategi, semua dengan harapan memperoleh sedikit bagian dari gunungan yang mereka yakini mengandung berkah.  

Satu di antaranya adalah Rasmu, warga Sambong yang rela datang sejak pagi.

Diaa datang sendiri menggunakan angkutan umum.

"Datang pukul 07.00, saya ke sini sendiri, naik angkutan umum," tutur nenek berusia 70 tahun itu.

KREASI KOSTUM - Seorang peserta memamerkan kreasi kostum saat Kirab Budaya HUT ke-59 Kabupaten Batang, Minggu (27/4/2025). Pawai ini menghadirkan berbagai elemen budaya dari kreasi kostum, kesenian daerah barongan, dan kekayaan alam daerah, termasuk pasukan pusaka, gunungan hasil bumi, serta iringan musik tradisional.
KREASI KOSTUM - Seorang peserta memamerkan kreasi kostum saat Kirab Budaya HUT ke-59 Kabupaten Batang, Minggu (27/4/2025). Pawai ini menghadirkan berbagai elemen budaya dari kreasi kostum, kesenian daerah barongan, dan kekayaan alam daerah, termasuk pasukan pusaka, gunungan hasil bumi, serta iringan musik tradisional. (TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI)

Baca juga: Kontes Kopi Batang, Dorong Petani Lokal Tembus Pasar Lebih Luas

Baca juga: Mitigasi Lingkungan Pesisir, Alumni SMAN 1 Batang Tanam 2.000 Mangrove

Kedatangannya ke Pendopo Kabupaten Batang bukan tanpa alasan, melainkan dia ingin ngalap berkah dengan mengambil hasil gunungan bumi.

Dia percaya gunungan hasil bumi yang telah didoakan bisa membawa keberkahan.

Meski harus berdesak-desakan dengan ribuan orang lainnya, Rasmu senang bisa berhasil mendapat beberapa sayur.

"Alhamdulillah ini dapat kacang panjang, kubis, jagung."

"Mau dibawa pulang dimasak, Insya Allah berkah."

"Saudara di rumah yang sedang sakit bisa waras (sehat)," ujarnya sambil tersenyum bahagia.

Bupati Batang, M Faiz Kurniawan mengatakan, antusias masyarakat sangat luar biasa, tumpah ruah dari area Pendopo hingga sepanjang rute kirab.

"Artinya ini menjadi apresiasi besar terhadap HUT ke-59 Kabupaten Batang."

"Tadi juga bisa dilihat antusiasnya bagaimana masyarakat saat berebut gunungan hasil bumi, belum sampai selesai acara sudah habis," ujarnya.

Faiz menyebut, tradisi ini menjadi sangat penting untuk mengingatkan kepada generasi muda bagaimana menjaga dan melestarikan budaya yang menjadi keunikan Kabupaten Batang. (*)

Baca juga: Bandara Ahmad Yani Kembali Berstatus Internasional, Wali Kota Semarang: Terima Kasih Pak Presiden

Baca juga: "Alhamdulillah" Dewangga Group Bersyukur Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Berstatus Internasional

Baca juga: Banjir Landa 2 Kecamatan di Pati, Rumah dan Sawah Terendam, Ketinggian Hingga 50 Sentimeter

Baca juga: Etawa dan Merino Meriahkan Festival Kambing Domba di Kudus: Ajang Kumpulnya Peternak

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved