Berita Semarang
Kelurahan Wonodri Punya Bank Sampah yang Siaga Jemput Sampah ke Rumah Warga
Kelurahan Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan, mempunyai bank sampah sebagai wadah pengelolaan sampah organik dan anorganik.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kelurahan Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan, mempunyai bank sampah sebagai wadah pengelolaan sampah baik organik maupun anorganik.
Bank Sampah Sendang Barokah yang terletak di RW 5 ini siap siaga menjemput sampah ke rumah warga.
Ketua Bank Sampah Sendang Barokah, Haryanti mengatakan, bank sampah yang dikelola melakukan jemput sampah hingga timbang.
Ada 13 anggota dari masing-masing RT.
Baca juga: DLH Kota Semarang Segera Bentuk Bank Sampah Hingga Tingkat RT, Draf SK Sedang Disusun
Setiap anggota melakukan jemput sampah ke masing-masing wilayah RT mereka.
"Sekarang ada instruksi dari wali kota untuk pilah sampah. Tapi, sebelum itu sebenarnya kami sudah jemput sampah setiap RT," terang Haryanti, saat memilah sampah di Bank Sampah Sendang Barokah, Minggu (18/5/2025).
Setelah sampah terkumpul, dibawa ke bascamp bank sampah untuk dilakukan pemilahan. Hasil pengumpulan sampah ini menjadi tabungan warga.
Sebagian hasil disedekahkan untuk membantu warga yang kurang mampu.
"Kami juga ada tukar sembako. Jadi, hasil tabungan sampah bisa ditukarkan sembako," tambahnya.
Lebih lanjut, Haryanti menuturkan, sampah yang dikumpulkan dari warga itu dipilah.
Sampah anorganik dibuat beragam kerajinan.
Limbah air mineral besar digunakan untuk pot dan budidaya ikan lele.
Ada sekira 150 ekor ikan lele yang dibudidaya menggunakan galon air mineral.
Sementara, samoah anorganik dibuat kompos oleh warga.
"Komposnya kembali ke warga. Yang membutuhkan kami kasih. Kami juga gunakan kompos untuk kelompok wanita tani (KWT)," katanya.
Sementara itu, Lurah Wonodri, Nur Kosim mengatakan, Bank Sampah Sendang Barokah bisa menjadi contoh bagi RW lainnya untuk turut menggerakan warganya memilah sampah.
"Kami mengolah dalam bentuk kompos. Kompos dimanfaatkan untuk KWT. Botol-botol air mineral dibuat pot, digunakan untuk budidaya lele," sebut Nur Kosim.
Ia pun mengapresiasi semangat warga berinovasi melakukan pengelolaan sampah.
Program ini linear dengan program dari Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti yakni pengolahan sampah berbasis rumah tangga.
Dengan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga, dapat mengurangi sampah yang masuk ke tempat pembungan sampah (TPS).
Pihaknya juga terus melakukan edukasi kepada warganya terkait kepedulian terhadap sampah, tidak membuang sampah sembarangan, serta memanfaatkan sampah menjadi nilai ekonomis.
"Satu bulan sekali atau dua minggu sekali warga mengumpulkan sampah, membawa buku tabungan, mendapat berapa kilo. Dengan tabungan itu juga ada kegiatan sosial membagikan beras. Sehingga, sampah jadi berkah," ujarnya.
Baca juga: Bank Sampah Pekalongan, Cara Cerdas Menabung dengan Limbah
Nur Kosim menyebut, Wonodri memiliki enam bank sampah.
Ke depan, kehadiran bank sampah akan diperbanyak agar kesadaran masyarakat memilah dan mengolah sampah jadi berkah semakin tinggi.
"Sebenarnya, semua wilayah audab halan, namun secara de jure baru enam. Insyaallah ke depan ada 13 bank sampah," imbuhnya. (eyf)
Ditarget Beroperasi Tahun Depan, Pemkot Siapkan Skema Konektivitas Heritage Semarang Lama |
![]() |
---|
Pasar Johar Sepi, Komisi B DPRD Kota Semarang Dorong Digitalisasi dan Integrasi Wisata Kota Lama |
![]() |
---|
Kota Semarang Berawan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Senin 22 September 2025 |
![]() |
---|
FIB Undip Perkuat Kolaborasi Jepang: Internship Mahasiswa dan Langkah Menuju 500 Besar Dunia |
![]() |
---|
Panduan Lengkap Menuju GIIAS Semarang 2025: Rute Anti-Macet untuk Semua Pengunjung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.