Berita Solo
Polisi Selidiki Aduan Warga Solo Ada Bahan Nonhalal di Ayam Goreng Widuran
Polresta Solo menerima aduan terkait kasus rumah makan Ayam Goreng Widuran yang diduga menggunakan bahan baku nonhalal.
Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Salah satu pelanggan, Pita, mengaku sudah menjadi pelanggan sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) atau sekitar tahun 1990, setelah dikenalkan oleh orang tuanya yang juga merupakan pelanggan tetap Ayam Goreng Widuran.
"Sejak SD saya langganan ayam goreng Widuran. Saya tahunya dari orangtua. Ayam goreng Widuran rasanya gurih," ungkap dia kepada Kompas.com, Senin (26/5/2025).
Pita menyebut dirinya paling suka ayam goreng original plus kremes.
Menurutnya, rasa ayam kampung yang digunakan menjadikan sajian tersebut gurih dan enak.
"Suka original sama kremes. Kalau dibanding ayam goreng lain memang ayam goreng Widuran lebih gurih enak menggunakan ayam kampung," kata dia.
Pelanggan lain yang enggan disebutkan namanya juga mengatakan ia telah menjadi pelanggan sejak kecil, namun tidak mengetahui bahwa rumah makan tersebut menggunakan bahan nonhalal.
"Saya pelanggan lama dari kecil. Tidak tahu kalau nonhalal," kata dia.
Ia mengaku sudah berhenti membeli ayam goreng dari tempat tersebut sejak satu tahun lalu, setelah mendapat informasi dari temannya mengenai penggunaan bahan nonhalal, meskipun saat itu pihak rumah makan belum mencantumkan label secara resmi.
"Sebagai muslim sudah tahu lama dikasih tahu teman-teman. Saya sudah berhenti (tidak membeli ayam goreng Widuran)," ujar dia.
Meski demikian, ia tidak berniat menuntut pemilik rumah makan karena dianggap tidak jujur.
Sebaliknya, ia mendukung langkah rumah makan yang kini mencantumkan label nonhalal secara terbuka.
"Untuk berusaha kita dukung ya. Kasihan juga. Sudah dikasih tahu nonhalal ya sudah orang Islam tidak usah masuk," ucap dia.
Sebelumnya, salah satu karyawan Ayam Goreng Widuran bernama Nanang mengatakan bahwa ia tidak dapat menjelaskan alasan mengapa label nonhalal baru diumumkan sekarang.
"Dari pihak karyawan tidak bisa menjelaskan. (Setelah ramai) dari pihak sini di Instagram langsung membuat klarifikasi (label nonhalal)," kata dia di Solo, Jawa Tengah, Senin (26/5/2025).
Menurut Nanang, Ayam Goreng Widuran merupakan usaha turun-temurun dan memiliki pelanggan dari berbagai daerah, tidak hanya dari Solo dan sekitarnya.
"Pelanggannya ada dari Surabaya, Jakarta, luar kota, luar pulau," ungkap karyawan yang telah bekerja selama 10 tahun tersebut.
Ia juga menambahkan mayoritas pelanggan Ayam Goreng Widuran adalah nonmuslim dan menu yang paling banyak dipesan adalah ayam goreng kremes.
"Mayoritas sini bukan muslim. Nonmuslim (pelanggan)," ucap dia.
Menanggapi isu ini, Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyatakan bahwa pihaknya memutuskan untuk menutup sementara rumah makan tersebut guna melakukan assessment terkait kehalalan makanan.
"Saya mengimbau untuk ditutup dulu dilakukan assessment ulang oleh OPD-OPD terkait kehalalan dan ketidakhalalan," kata Respati di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Ia juga mendorong pemilik untuk segera mengajukan sertifikasi, baik halal maupun nonhalal.
"Saya tawarkan apabila mau menyatakan halal silakan ajukan. Kalau tidak ya silakan ajukan tidak (halal). Hari ini bisa ditutup terlebih dahulu dilakukan assessment ulang," terangnya.
Penutupan akan berlaku hingga hasil assessment selesai dan telah diverifikasi oleh pihak terkait.
"Nanti kita lihat dari assessment-nya dari BPOM, Kemenag dan verifikasinya dari OPD terkait nanti bisa dibuka kembali," kata dia. (Ais)
Jokowi Ungkap Keberadaan Gibran yang Tak Hadir Saat Prabowo Resuffle Kabinet |
![]() |
---|
Ini Penampakan Granat Aktif yang Ditemukan Tukang Rosok di Solo, Tertulis Tahun 1953 |
![]() |
---|
Diresmikan Respati Ardi, Ini Sederet Fasilitas di Gedung Baru RS Hermina Solo |
![]() |
---|
Awalnya Dikira Barang Antik, Pria di Solo Kaget Temukan Granat Tangan Berusia 72 Tahun |
![]() |
---|
BREAKING NEWS, Tukang Rosok di Kampung Debegan Solo Temukan Granat Aktif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.