Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UKSW SALATIGA

FEB UKSW Cetak 2 Doktor Visioner, Soroti Tantangan Rumah Sakit dan Pendidikan Tinggi di Era Digital

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali mencatatkan tonggak penting dalam pengabdian terhadap ilmu pengetahuan.

Editor: raka f pujangga
Istimewa
UKSW - Foto bersama dalam Yudisium Doktor Manajemen FEB UKSW, Rabu (28-05-2025). 

TRIBUNJATENG.COM - Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali mencatatkan tonggak penting dalam pengabdiannya terhadap ilmu pengetahuan.

Melalui prosesi Yudisium Program Studi (Prodi) Doktor Manajemen (DM) yang berlangsung khidmat, Rabu (28/05/2025), dua akademisi resmi dikukuhkan sebagai Doktor Manajemen, yaitu Dr. Kristiana Susilowati, S.KM, SM., MM., dan Dr. Moses Soediro, S.E., M.M. Yudisium dipimpin langsung oleh Dekan FEB Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, S.E., M.Si., Ak.

Baca juga: Despar International Day 2025, Satu Langkah Kelilingi Lima Negara di UKSW

Kristiana Susilowati, yang merupakan dosen dari Universitas Karya Husada Semarang mempunyai rekam jejak panjang di dunia manajemen rumah sakit. Disertasinya yang berjudul “Pembangunan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan Berbasis Kapabilitas Pelayanan pada Rumah Sakit Terakreditasi Paripurna di Jawa Tengah” menggali tantangan strategis yang dihadapi rumah sakit.

Dalam menyelesaikan disertasinya, ia dibimbing oleh tim promotor yang terdiri dari Profesor Ir. Lieli Suharti, MM, Ph.D., sebagai Promotor dan Profesor Dr. Agus Sugiarto, S.Pd., MM., sebagai Ko-Promotor.

Tim penguji dalam ujian akhir adalah Profesor Albert Kriestian N.A.N., Ph.D., Prof. Dr. Gatot Sasongko, S.E., M.S., serta Prof. Dr. Agus Suroso, MS., dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. 

Kristiana mencermati 95,06 persen rumah sakit di Jawa Tengah telah memperoleh status akreditasi paripurna pada 2023, sebuah standar tertinggi yang diharapkan menjadi faktor pembeda, kini menjadi hal yang umum.

Melalui pendekatan teoritis yang mengintegrasikan Resource-Based View, Relational View, dan Social Exchange Theory, ia merekomendasikan manajemen rumah sakit untuk memberikan perhatian serius pada penguatan kapabilitas pelayanan, pembinaan budaya melayani, penciptaan makna kerja, sistem penghargaan karyawan yang efektif, serta pengembangan kepemimpinan berbasis nilai. 

“Semua ini penting sebagai fondasi strategis dalam membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan,” ujar Kristiana. Selain aktif mengajar, Kristiana juga merupakan penulis produktif. Tiga buku yang telah ia lahirkan selama masa studi doktoralnya, termasuk buku “Transformasi Rumah Sakit – Kunci Sukses Memenangkan Kompetisi” (2024). 

Proses Kreatif dalam Inovasi Dosen

Sementara itu, Moses Soediro, dosen Universitas Ciputra Surabaya, tampil dengan disertasi yang menyoroti pentingnya keterlibatan dosen dalam proses kreatif sebagai penghubung utama antara pola pikir berkembang atau growth mindset, iklim organisasi yang kondusif, serta kepemimpinan digital terhadap perilaku kerja inovatif.

Moses menyelesaikan disertasinya di bawah bimbingan tim promotor yang terdiri dari Prof. Ir. Lieli Suharti, M.M., Ph.D., sebagai Promotor, Komala Inggarwati, S.E., M.M., M.Bus. (Mgt)., Ph.D., dan Dr. Andrian Dolfriandra Huruta, S.E., M.Si., Ph.D., sebagai Ko-promotor.

Sementara itu, tim penguji mencakup sejumlah pakar dari berbagai institusi, yaitu Prof. Dr. Agus Sugiarto, S.Pd., M.M., dan Prof. Dr. Gatot Sasongko, S.E., M.S., dari FEB UKSW, dan Prof. Dr. Drs. Wilson Bangun, M.Si., dari Universitas Kristen Maranatha Bandung. 

Dalam disertasinya, Moses mengangkat tema “Creative Process Engagement sebagai Mediator dalam Pembentukan Perilaku Kerja Inovatif Dosen di Perguruan Tinggi”.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan aktif dalam tahapan bertindak kreatif memainkan peran sentral dalam mendorong inovasi di lingkungan akademik. Kepemimpinan digital terbukti memiliki pengaruh terbesar terhadap keterlibatan dalam proses kreatif, diikuti oleh iklim organisasi dan pola pikir berkembang,” jelasnya. 

Menatap Masa Depan Akademik 

Dalam kesempatan ini, Profesor Lieli Suharti menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan yang mendalam atas keberhasilan dua mahasiswa doktoral yang telah menyelesaikan studi mereka dengan predikat membanggakan.

“Capaian akademik yang diraih, termasuk kelulusan tepat waktu dan kualitas disertasi yang tinggi, merupakan buah dari ketekunan, daya juang, dan integritas yang luar biasa,” tuturnya. 

Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, dalam sambutannya, menuturkan bahwa sebagai institusi pendidikan tinggi, pencapaian akademik sejati tidak hanya diukur dari gelar atau akreditasi.

“Akreditasi unggul bukanlah tujuan akhir, dan karena itu kami terus melangkah jauh dengan pengakuan internasional. Saat ini, UKSW telah masuk dalam jajaran 91 perguruan tinggi terbaik kategori Quality Education versi Times Higher Education,” ujarnya bangga.

Dalam semangat tersebut, hasil disertasi yang ditampilkan hari ini menunjukkan kualitas dan relevansi yang tinggi dalam menghadapi tantangan global.

“Kami percaya, keunggulan kompetitif suatu organisasi harus dibangun secara berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap hasil riset yang mendalam seperti ini akan menjadi dasar yang kuat untuk kolaborasi lebih luas dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berdampak,” tutupnya. 

Dalam kedua yudisium tersebut turut hadir Rektor Universitas Karya Husada Semarang Dr. Ns. Fery Agusman Motuho, SKM., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom., Ketua Umum Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia, sekaligus Pengurus Himpunan RS. Indonesia dan Direktur Intramural YAKKUM dr. Daniel Budi Wibowo, M.Kes, Dekan Fakultas Pariwisata, Universitas Ciputra, Surabaya Agoes Tinus Lis Indrianto, S.S., M.Tourism., Ph.D.

Dengan dua doktor baru ini, jumlah total lulusan Doktor Manajemen FEB UKSW kini menjadi 92 orang, yang mencerminkan kualitas dan kontribusi akademik yang signifikan dari fakultas ini.

Baca juga: UKSW Masuk 5 Besar Jateng Hibah Kompetitif Diktisaintek, Tegaskan World Class University

Yudisium ini turut menegaskan kontribusi dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, SDGs ke-3 kehidupan sehat dan sejahtera, SDGs ke-9 industri, inovasi, dan infrastruktur, serta SDGs ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A.

Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW! (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved