Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Horizzon

Belajar dari Iran tentang Polemik Ijazah 

Dunia menyambut gembira ketika Tel Aviv dan sejumlah kota lain di Israel luluh lantak akibat serangan balasan Iran

DOK
Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Jateng 

Oleh: Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Jateng

SEANDAINYA ada yang berbeda dengan pendapat saya, rasanya jumlahnya tak terlalu signifikan. Apalagi jika didasarkan pada akal sehat dan nurani, apa yang saya rasakan juga dialami masyarakat dunia secara keseluruhan.

Ya, ini tentang gegap gempita dunia yang seolah memberikan aplaus dan dukungan terhadap apa yang dilakukan Iran terhadap Israel. Dunia menyambut gembira ketika Tel Aviv dan sejumlah kota lain di Israel luluh lantak akibat serangan balasan Iran.

Apa yang dilakukan Iran terhadap Israel benar-benar membuka mata dunia terkait dengan peta kekuatan dan geopolitik di Timur Tengah. Iran membuktikan bahwa dengan kekuatan dan keyakinan mereka, Israel yang selalu dibayang-bayangi Amerika bisa ditembus dengan mudah.

Rasanya memang baru kali ini, saya—dan barangkali dunia—melihat kerusakan sebuah kota lantaran serangan drone dan roket tampak seperti ‘pesta kemenangan.’

Negara yang kekuatan militernya diembargo Amerika dan sekutunya, nyatanya mampu membuka kotak pandora atas kekuatan Israel yang sesungguhnya. Inilah barangkali yang membuat dunia yang sudah jengah dengan Israel menjadi bergembira dengan luluh lantaknya Tel Aviv, simbol kekuatan Israel.

Tindakan balasan yang dilakukan Iran bukannya tanpa alasan. Beberapa saat sebelum melakukan serangan balasan, Iran telah bersurat ke PBB terkait dengan serangan Israel yang menewaskan pemimpin militer dan ilmuwan nuklir Iran.

Namun lagi-lagi, PBB bergeming dengan apa yang menimpa Iran. Ketika tindakan ngawur dan melanggar kesepakatan perdamaian internasional itu dilakukan Israel, dunia seolah membenarkan. Dan, itulah yang menjadi alasan bagi Iran untuk melawan.

Ratusan rudal balistik dan drone hipersonik plus rudal Shahed generasi baru yang telah ditingkatkan dengan sistem navigasi non-GPS dan dilakukan dengan saturasi yang jelas, mampu membobol dan mengacaukan sistem pertahanan Israel. Walhasil, Tel Aviv dan kota lain di Israel pun jebol.

Saya tidak memiliki kapasitas untuk menganalisis apa yang terjadi antara Iran dan Israel, berikut dampak ikutannya. Namun saya tertarik dengan kondisi psikologis dunia yang tiba-tiba berubah dengan kenekatan Iran ini.

Semua tahu, selama ini Israel yang selalu memanfaatkan bayang-bayang Amerika untuk  bertindak semaunya sendiri dan selalu mengampanyekan kebenaran menurut versi mereka sendiri. Narasi memiliki kekuatan militer yang tangguh plus sekutu Barat yang selalu setia membuat semua langkah Israel adalah benar menurut mereka. Namun sekali lagi, Iran menghancurkan ilusi itu dalam beberapa hari terakhir.

Keyakinan Iran yang mampu menembus pertahanan Israel sekaligus mengoreksi sikap dunia terhadap Israel, ketika sejumlah negara Eropa seperti Jerman dan lainnya juga sudah mulai bersikap mengecam atas tindakan yang dilakukan Israel.  Ini tentu menjadi menarik untuk diambil pelajaran.

Saya—dan kita semua—tahu, meski kita sering menuding Israel itu serakah bin rakus, namun sejujurnya cara-cara yang dilakukan oleh Israel ini dilakukan di negeri kita. Mengampanyekan kebenaran dengan menciptakan ketakutan, sekaligus memainkan hukum dilakukan oleh oknum-oknum serakah di negeri kita sendiri. Meski secara akal sehat yang dilakukan jelas-jelas salah, namun persis dengan apa yang dilakukan Israel, oligarki di negeri ini pandai memproduksi proxy dan propaganda bahwa apa yang dilakukan adalah sebuah kebenaran.

Saya ingin mengajak kita semua untuk kembali ingat tentang kelanjutan pagar laut yang lenyap begitu saja seolah tertelan abrasi. Kita juga masih punya banyak PR yang tak pernah tuntas, seperti kasus Firli Bahuri, Buku Merah di KPK, atau yang terakhir adalah ‘narasi aneh’ yang coba dimainkan terkait dengan penambangan nikel di Rajaampat.

Dari Iran, mestinya kita juga belajar untuk menjadi malu ketika kita hanya sibuk untuk mengurus dugaan ijazah palsu yang hampir memenuhi laman sosial media kita. Dari apa yang dilakukan Iran, saya percaya pada satu titik kita akan tahu ujung dari kasus dugaan ijazah palsu, yang menurut saya remeh-temeh ini.

Ketika Iran dengan keyakinannya mampu membuka kenyataan di balik Ilusi yang dipropagandakan Israel, maka soal dugaan ijazah palsu ini juga akan terjawab oleh sebuah keyakinan yang terus diikhtiarkan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved