SPMB 2025
Kelewat Santai, Orang Tua dan Calon Murid Datang ke Sekolah Pakai Sandal Jepit Saat Pendaftaran
Aspek kedisiplinan menjadi satu hal yang turut disoroti pantia Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 Kota Semarang.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Aspek kedisiplinan menjadi satu hal yang turut disoroti pantia Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 Kota Semarang, tepatnya di SMPN 8 Semarang.
Ditemui di sekolah tersebut, Wakil kepala sekolah bidang Kurikulum sekaligus salah satu panitia SPMB 2025 SMPN 8, Budi Hartanto menyebut beberapa Calon Murid Baru (CMB) dan orang tua datang ke sekolah secara ala kadarnya ketika melakukan pendaftaran online di sekolah.
Meski berlangsung secara daring, pihak sekolah termasuk SMPN 8 tetap membuka posko layanan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan dalam proses daftar online ini.
Baca juga: Serba-Serbi SPMB SMP di Semarang, Ortu Siswa Serbu Posko Layanan di Disdik
Budi mengatakan, aspek kedisiplinan merupakan pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini.
Makanya, ia mendorong para orang tua juga turut memberikan contoh sekaligus edukasi kedisiplinan sejak dini.
"Untuk masyarakat itu, mungkin dari segi kedisiplinan anak-anak yang nuwun sewu datang ke sekolah pada proses daftar online ini tanpa melihat bahwa ada satu pendidikan karakter yang harus ditanamkan yaitu kedisiplinan," kata Budi, Selasa (24/6/2025).
"Mereka asal kesini itu biasanya pakai sandal jepit. Sandal jepit itu kan identik dengan ke kamar mandi atau dalam arti datang ala kadarnya," jelasnya.
Hal itu ditemukan panitia SPMB SMPN 8 pada pembukaan hari pertama posko layanan di Sekolah pada Senin (23/6) kemarin.
Selain itu, pihaknya menemukan ada pula masyarakat yang datang dalam kondisi baru bangun tidur.
Setelah menemui sejumlah kejadian tersebut, pihak sekolah kemudian memasang spanduk MMT di gerbang utama sekolah terkait himbauan agar CMB yang hadir datang dengan menggunakan seragam SD sekolah asal serta wajib bersepatu.
Orang tua juga dihimbau datang dengan pakaian sopan.
"Minimal datang pakai sepatu. Di hari pertama kami temukan seperti bangun tidur datang ke sini. Kemudian hari pertama terakhir itu akhirnya kami bikin pengumuman di pagar. Karena memang ditemukan baru bangun langsung ke sini," kata Budi.
"Kelihatannya sepele tapi itu pengaruhnya kepada pendidikan karakter anak," tambahnya.
Disisi lain, Ketua SPMB SMPN 8 Semarang, Ulfatul Khasanah mengatakan, proses pendaftaran online di SMPN 8 berjalan lancar.
Sejumlah kendala yang ditemui CMB berkaitan dengan perpindahan jalur pendaftaran, yakni dari jalur domisili pindah ke jalur prestasi.
Hal tersebut karena persaingan pada peringkat CMB di jalur domisili cukup ketat.
Situasi ini kemudian membuat sejumlah CMB dan orang tua datang langsung ke sekolah meminta bantuan pindah jalur pendaftaran.
"Yang dari jalur domisili masuk ke jalur prestasi banyak. Jadi di jalur domisili tidak masuk kemudian ambil jalur prestasi," kata Ulfa.
Temuan lain pada layanan pendaftaran online di SMPN 8 Semarang yakni adanya data nama orang tua CMB yang berbeda antara database di sistem SPMB dan database di Dukcapil.
"Ada kasus salah nama, kemudian kasus salah nama bapak yaitu terekam di Dukcapil itu berbeda dengan di formulir pendaftaran. Ternyata nama bapaknya lain. Akhirnya kami harus mengedit manual," katanya.
Tak sampai disitu, sejumlah orang tua juga datang langsung ke sekolah meminta panitia mendaftarkan sang anak.
"Ada yang minta bantuan didaftarkan. Memang belum mendaftar sama sekali. Kemudian minta verifikasi, minta perubahan data bisa kami layani di sini," kata Ulfa.
"Keyakinannya memang yakin nanti di daftarkan oleh sekolah. Mantepnya kalau datang langsung. Disis lain mungkin dari sudut kemampuan IT nya mungkin kurang. Jadi ke sini minta didaftarkan langsung," ucapnya.
Baca juga: Dindik Banyumas Siapkan Skema Perpanjangan Waktu Pendaftaran SPMB SMP, Buntut Server Sering Down
Pada tahun ajaran 2024/2025 ini, SMPN 8 menyediakan 256 kuota.
Namun saat ini yang tersedia tinggal 255 kursi sebab ada satu pendaftar yang sudah dipastikan diterima lewat jalur afirmasi inklusi (anak difabel).
"Dia sudah mendaftar satu atau dua bulan lalu. Sudah terkonfirmasi di dinas, lalu mengabarkan ke kita. Jadi otomatis anak satu itu sudah masuk, tidak mungkin kami tolak," katanya. (*)
SDN Kranggan 1 Batang Tak Punya Siswa, Menunggu Merger Resmi dengan SDN Kranggan 2 |
![]() |
---|
94,1 Persen Siswa Miskin di Jateng Diterima SMA/SMK Negeri Maupun Kemitraan |
![]() |
---|
SPMB Telah Usai, 30 Sekolah di Kabupaten Purbalingga Masih Kekurangan Murid |
![]() |
---|
Kawal Ketat SPMB SMA/SMK Tahap Dua, Ombudsman Jateng: Pastikan Transparansi |
![]() |
---|
Kecanduan Game! 2 Siswa SMPN 1 Semarang Tak Naik Kelas Gara-gara Absen Ekstrem |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.