Berita Solo
Tukang Becak Wisata di Solo Usai Gunakan QRIS, Eko Muryanto: Akhirnya Bisa Nabung Buat Istri
Tukang becak wisata di kawasan Benteng Vastenburg Surakarta kini mulai menerapkan sistem pembayaran nontunai menggunakan QRIS di becaknya.
TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Pembayaran secara non tunai terus digencarkan Bank Indonesia.
Salah satunya di Kota Surakarta.
Setidaknya kini sudah ada 100 becak wisata yang melayani pembayaran non tunai menggunakan QRIS.
Dari hasil penelusuran, para tukang becak wisata pun tak terbebani, justru senang karena akhirnya bisa menabung.
Baca juga: Sanksi ASN Pelaku Pelecehan di Dinkes Solo: Jabatan Dicopot, Tempati Posisi Terendah Selama Setahun
Baca juga: Peringkat 20 Besar Kota dan Kabupaten Paling Maju di Jawa Tengah Versi IDSD 2024, Solo Teratas
Eko Muryanto, seorang tukang becak wisata di kawasan Benteng Vastenburg Surakarta kini mulai menerapkan sistem pembayaran nontunai menggunakan QRIS di becaknya.
Sebelumnya, Eko hanya menerima pembayaran secara tunai.
Namun mulai saat ini, dia menyediakan opsi pembayaran melalui QRIS untuk memudahkan penumpang, terutama yang tidak membawa uang tunai.
"Simple saja pakai QRIS."
"Kalau tidak ada uang cash bisa lewat HP (pembayaran nontunai)," kata Eko Muryanto, Kamis (26/6/2025).
Meski metode pembayaran melalui QRIS jadi pengalaman baru baginya, namun Eko tak keberatan.
Justru dengan pembayaran non tunai ini, dia bisa menabung penghasilannya dari menarik becak.
"Uang hasil narik becak sebagian saya kasihkan istri."
"Sebagian buat pegangan sendiri."
"Dengan QRIS ini bisa buat nabung," ucapnya.
Eko menjelaskan, sebagai tukang becak merupakan pekerjaan sampingan.
Sehari-hari, dia bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik konveksi.
Menarik becak dia lakukan setiap akhir pekan di lokasi wisata dan telah dijalani selama dua tahun.
Baca juga: BREAKING NEWS, Oknum ASN Dinkes Solo Terbukti Lakukan Pelecehan, Inilah Sanksi Resminya
Baca juga: Sanksi ASN Pelaku Pelecehan di Dinkes Solo: Jabatan Dicopot, Tempati Posisi Terendah Selama Setahun
"Saya sudah dua tahun becak wisata di Beteng (BTC)," ujarnya.
Dalam satu hari, Eko Muryanto bisa mengangkut beberapa wisatawan yang ingin berkeliling Kota Surakarta.
Dia mulai bekerja mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00.
"Harganya sudah paketan."
"Kalau ke Pasar Klewer Rp15.000 sekali angkut."
"Sehari bisa narik lima-enam orang," imbuh dia.
Meskipun pendapatannya tidak menentu, Eko Muryanto bersyukur karena hasil dari menarik becak bisa membantu perekonomian keluarganya di rumah.
"Istri kerjanya menjahit," kata bapak satu anak ini.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) Kota Surakarta, Sari Wahyuni Pujiastuti, menyampaikan bahwa penggunaan QRIS di kalangan tukang becak sudah mulai berjalan baik.
Namun, bagi tukang becak yang belum memiliki ponsel, mereka tetap dapat menerima pembayaran melalui rekening bank.
"Sementara ini yang on progresnya yang pakai HP."
"Yang tidak punya (HP) tidak mempermasalahkan, mereka malah bilang bisa buat menabung," kata Sari.
Pada tahap pertama peluncuran program ini, terdapat 100 tukang becak yang mulai menggunakan QRIS.
Mereka tersebar di beberapa titik wisata seperti Benteng Vastenburg, Pasar Gede, Keraton Solo, dan Pasar Klewer.
"Mereka terbantu dengan pembayaran nontunai."
"Karena ada sebagian yang meminta pembayaran nontunai."
"Kayak di keraton itu dari dulu pembayaran pakai QRIS."
"Mereka senang malahan dengan QRIS ini," ujar dia.
Baca juga: FIX, Cuma 3 Calon yang Berebut Kursi Ketua Umum PSI, Kongres Nasional Digelar di Solo
Baca juga: Raffi Ahmad Gebrak Solo: Dorong Anak Muda Genjot Ekonomi Kreatif
Plt Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpW BI) Surakarta, Aries Purnomohadi mengatakan bahwa akselerasi tahap pertama program pembayaran nontunai bagi tukang becak telah berjalan seiring peluncuran acara Bengawan Solo Travel Mart, yang diikuti sekira 100 becak wisata.
"Tahap I ada 100 becak."
"Ini sudah 80 yang berhasil kami buatkan rekening kerja sama dengan perbankan," kata Aries.
Meski begitu, masih terdapat tukang becak yang belum berhasil membuka rekening karena kendala pada dokumen kependudukan, seperti KTP yang buram atau belum diperbarui.
"Jadi ketika orang buat rekening harus link."
"Itu belum terdaftar ternyata."
"Kami tidak tahu masalah apa entah cetakannya buram."
"Mungkin beliau-beliau ini sudah lama tidak cetak ulang KTP," ujar dia.
Untuk mengatasi hal ini, pihak Bank Indonesia berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta guna mendampingi dan membantu pencetakan ulang KTP.
Sementara itu, tukang becak yang telah berhasil membuka rekening telah diberikan barcode QRIS yang dipasang langsung di becaknya, guna memudahkan penumpang melakukan transaksi nontunai. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Tukang Becak di Solo Terima Pembayaran QRIS, Jadi Bisa Menabung untuk Istri"
Baca juga: Tiba-tiba Wali Kota Surakarta Tempel Tulisan "No Jastip" di Kantornya: Banyak Tamu Minta Bantuan
Baca juga: Mami Uthe Mucikari Mansion Semarang Diserahkan ke Jaksa , Ada Layanan Tari Telanjang di Kamar Mandi
Baca juga: 195 Desa Jepara Sudah Terima SK Berbadan Hukum Koperasi Merah Putih
Baca juga: Antivenom Neuropolyvalent Selamatkan Nyawa Anak Korban Gigitan Ular Weling di Pekalongan
Solo
ekonomi bisnis
becak wisata
QRIS
Bank Indonesia
Sari Wahyuni Pujiastuti
Forum Komunikasi Keluarga Becak
FKKB Kota Surakarta
Aries Purnomohadi
Pemkot Surakarta
feature
Human Interest
tribunjateng.com
tribun jateng
Cegah Keracunan MBG, Wali Kota Solo Usul Orang Tua Boleh "Inspeksi Mendadak" ke Dapur |
![]() |
---|
10 Foto Terbaik Dipamerkan di Pameran Fotografi di Stasiun Solo Balapan dalam Rangka HUT ke-80 KAI |
![]() |
---|
FAKTA: KPA Soroti Hubungan Sesama Jenis, 15 Remaja Sekolah di Solo Terinfeksi HIV |
![]() |
---|
Heboh Kemunculan Grup Facebook Komunitas Gay di Solo, Ini Kata KPA |
![]() |
---|
Wali Kota Surakarta "Sikat" Kontraktor Molor, Ancam Blacklist Perusahaan yang Tak Sesuai Target |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.