Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Readers Note

Dampak Negatif Screen Time pada Si Kecil

Berdasar data BPS 2024 menunjukkan bahwa 39,71% anak usia dini di Indonesia telah menggunakan smartphone, sementara 35,57% lainnya sudah mengakses

Editor: iswidodo
tribunjateng/dok pribadi
Alathia Gun Atmaja mahasiswa Psikologi Unika Soegijapranata Semarang 

Jadwal Seimbang

Pertama, edukasi orang tua adalah kunci utama. Kampanye kesadaran yang masif perlu dilakukan untuk menginformasikan bahaya screen time berlebihan dan pentingnya interaksi nyata bagi perkembangan anak. Workshop, seminar, dan materi edukasi yang mudah diakses harus disebarluaskan. 

Kedua, pembatasan screen time yang ketat dan konsisten. Orang tua perlu menetapkan aturan yang jelas mengenai waktu dan jenis konten yang boleh diakses anak. Penting untuk menciptakan jadwal harian yang seimbang antara waktu bermain, belajar, tidur, dan screen time (jika ada). Penerapan "zona bebas layar" di rumah, seperti saat makan atau sebelum tidur, juga sangat dianjurkan.

Ketiga, mendorong aktivitas alternatif yang berkualitas. Ganti screen time dengan kegiatan yang merangsang perkembangan anak, seperti bermain peran, membaca buku bersama, menggambar, bermain di luar ruangan, atau melakukan kegiatan seni. Menyediakan berbagai mainan edukatif dan mendorong interaksi dengan teman sebaya juga sangat penting. Contoh nyata yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah membentuk playground komunal atau fasilitas bermain yang aman.

Keempat, jadilah teladan yang baik. Anak-anak belajar melalui observasi. Jika orang tua sendiri
terlalu sering terpaku pada gawai, anak cenderung meniru perilaku tersebut. Kurangi penggunaan smartphone di depan anak dan tunjukkan bahwa ada banyak cara lain untuk berinteraksi dan bersenang-senang.

Terakhir, kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan pemerintah. Sekolah dapat mengintegrasikan pendidikan tentang penggunaan media yang sehat dalam kurikulumnya. Pemerintah dapat mendukung inisiatif yang mempromosikan aktivitas fisik dan kreatif bagi anak, serta mengatur konten digital yang ramah anak. Dengan upaya kolektif, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung perkembangan optimal anak-anak di era digital ini. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved