Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Readers Note

Tips Bahagia Anak Diasuh Orangtua Sementara

Zaman sekarang kekerasan tidak hanya dialami oleh anak. Orangtuanya pun bisa mengalami kekerasan oleh anak-anaknya. Anak seringkali menyalahkan orang

Editor: iswidodo
Tribunjateng/dok pribadi
Michelle Indarto Susanto Mahasiswa Psikologi Unika Soegijapranata Semarang 

Tips Bahagia Anak Diasuh Orangtua Sementara

Oleh Michelle Indarto Susanto Mahasiswa Psikologi Unika Soegijapranata

PENELANTARAN anak masih menjadi kasus yang sering dijumpai di masyarakat. Anak yang ditelantarkan oleh orangtua cenderung merasa tidak bahagia. (Sirait,2025). Hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHR) 2024 mengemukakan bahwa terdapat peningkatan kekerasan anak di Indonesia dari 13,91 persen di 2021 menjadi 21,22 persen di 2024. (Prastiwi,2025).

Artinya, kekerasan anak di Indonesia  terus meningkat jika tidak diberlakukan intervensi sejak dini. Faktanya orangtua memilih untuk menghukum anak, daripada mengubah perilaku buruk. Pengusiran dari rumah menyebabkan luka batin yang besar pada anak. (Belarminus,2025).

Zaman sekarang kekerasan tidak hanya dialami oleh anak. Orangtuanya pun bisa mengalami kekerasan oleh anak-anaknya. Anak seringkali menyalahkan orangtua atas kesalahanya sendiri. Rendahnya tingkat kesadaran anak menjadi salah satu penyebab dalam kasus kekerasan anak terhadap orangtua. (Yuwono,2024)

Ada kalanya juga, anak dititipkan kepada orangtua asuh atau saudaranya. Nah di posisi ini, anak hidup bersama orang tua sementara. Antara anak dengan orang tua sementara, sering kurang komunikasi akrab.  Terdapat kesulitan anak dalam beradaptasi di lingkungan yang baru. Anak merasa kurang nyaman untuk membuka diri. Maka perlu orang tua  berusaha untuk memahami anak dengan cara yang baru.

Keluarga asuh layaknya sebagai rumah sementara bagi anak-anak. Di dalam pengasuhan, anak membutuhkan waktu untuk diterima dalam keluarga. Hal ini berlaku di dalam keluarga yang memiliki lebih dari satu anak. Dengan menghabiskan waktu bersama, maka anak dapat menjalin ikatan batin yang kuat. (Åckerman, 2024)

Pengasuhan anak merupakan suatu sistem sosial masyarakat yang dikembangkan untuk membantu anak menjadi sosok yang bahagia. Peran orangtua penting dalam pertumbuhan, dan perkembangan anak, namun belum diterapkan dengan baik. Ketidakhadiran orangtua seringkali membuat anak merasa tidak dicintai. Keluarga sementara dapat mengarahkan anak terhadap hal-hal yang positif. (Saleena, 2020)

Penyesuaian diri anak tidak dapat terjadi secara langsung. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya interaksi antara anak dengan lingkungan. Anak tidak memiliki teman berbicara, dan merasa sendirian. Perilaku ini dilatarbelakangi kesulitan anak dalam berkomunikasi.

Komunikasi menjadi kunci di balik relasi yang baik antara anak dengan orangtua. Orangtua sudah berusaha untuk memahami anak, namun belum berhasil. Hal ini terjadi, karena anak tidak terbiasa dalam mengutarakan perasaan mereka. Sebagian anak menyampaikan isi hatinya tidak melalui kata-kata, namun dari tindakan mereka.  (Suganda, 2021)

Di dalam keluarga sementara, umumnya orangtua cenderung memberikan perhatian khusus pada satu anak. Perlakuan tersebut menjadi suatu masalah, ketika anak beranggapan bahwa orangtua lebih mencintai anak kandung. Oleh karena itu, anak dapat menjalin pertemanan dengan anak lain, sehingga merasa sepadan. Harapanya, anak diperlakukan sama oleh orangtua asuh, dan memiliki relasi yang baik dengan anak lain.

Penyebab timbulnya masalah berasal dari sikap orangtua yang kurang empatis, lingkungan kurang suportif, dan perasaan anak yang tidak tervalidasi. Apabila tidak diambil tindakan preventif, maka anak akan mengalami kesulitan ketika membangun relasi baru dengan orang lain. Akibatnya, anak tidak dapat membentuk ikatan emosional dengan orang lain.

Ada beberapa solusi agar hubungan anak dengan orangtua sementara bisa cair dan akrab, tumbuh ikatan batin. Pertama pentingnya keberadaan orang lain untuk melakukan pengecekan berkala pada anak. Tindakan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi anak selama diasuh baik.

Pertemuan rutin antara kedua keluarga juga kelak dilakukan tergantung pada keinginan anak. Rasa rindu anak terhadap orangtua adalah salah satu hal yang tidak jarang dijumpai. Dengan mempertemukan kedua keluarga, anak akan merasa dicintai

Orangtua harus berdiskusi aktif dengan anak. Anak cenderung ingin diperhatikan, namun tidak dapat mengkomunikasikan dengan baik. Anak mungkin akan marah, maupun menangis. Di tahap ini, akan lebih baik jika orangtua menenangkan anak dengan pelukan, dan kata-kata afirmasi 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved